Cintanya yang Hancur (2)
Cintanya yang Hancur (2)
Hangat, kenyal, disertai dengan aroma khas tembakau milik pria.
Sekujur tubuh Leng Xiaomo membeku dalam sekejap.
Ternyata dengan cara inilah Leng Yunchen mencoba menyembunyikan diri mereka dengan menekan tubuh Leng Xiaomo, mencium bibirnya, menutupi wajahnya, dan agar membuat siapa pun enggan memerhatikan mereka yang beradegan mesra seperti ini.
Karena orang-orang di sana mungkin telah menerima pesan bahwa mereka adalah kakak beradik.
Jelas Leng Yunchen bisa merasakan bahwa pria itu telah berjalan melewatinya tanpa keraguan, tetapi ia sendiri tidak segera mundur, justru tetap mempertahankan posisinya sepanjang waktu.
Entahlah, Leng Yunchen sendiri tidak tahu alasannya. Mungkin karena ia pikir pria itu akan kembali, mungkin juga karena ia takut menatap Leng Xiaomo setelah ini, atau mungkin karena…
Karena sesuatu yang lain.
Alhasil, Leng Xiaomo perlahan membuka mata, menatapnya dari dekat, menelisik mata Leng Yunchen yang dalam, yang membuatnya serasa tersesat selama sesaat, terperangkap dalam keheningan, menatapnya dengan linglung, sampai akhirnya matanya tampak memerah
Hatinya yang telah hancur di dasar lembah sontak kembali berdetak kencang, seolah ia akan mendapatkan belas kasihan dari Tuhan.
Leng Yunchen masih menempelkan bibirnya yang lembut, membuat posisi keduanya begitu dekat. Terasa lipatan bibir Leng Xiaomo bergerak saat itu, seolah ia ingin mengatakan sesuatu.
Tetapi tepat ketika ia hendak berbicara, Leng Yunchen tiba-tiba menciumnya lagi, menutup bibirnya cukup dalam, dan bahkan mengulurkan satu tangannya untuk membelai rambutnya, lalu mencium wajah kecilnya dalam-dalam.
Pada saat yang sama, Leng Xiaomo, yang tidak segera menutup matanya, melihat pria itu muncul di belakangnya dan terlihat ia berhenti sejenak.
Begitu melihat tatapan tajam pria itu,mata Leng Xiaomo langsung dipenuhi kabut air panas, merasakan suhu bibirnya, dan ia seketika menutup mata sembari menggigit bibir Leng Yunchen dengan keras.
Sialan!
Kurang ajar!
Ternyata Leng Yunchen hanya memanfaatkannya untuk ini!
Membuat satu-satunya percikan di hati Leng Xiaomo padam.
Sementara Leng Yunchen yang mendapat gigitan itu hanya mampu mendengus samar seraya membuka matanya untuk mengatakan sesuatu, tetapi ketika melihat mata adiknya memerah dan dipenuhi sorot kebencian, wajahnya yang dingin sedikit membeku dan ia tidak bisa berbicara apapun lagi.
Ya, ia mengakui jika tindakannya salah, tetapi itu adalah cara terbaik untuk menghindari perhatian dari pria itu.
Apa yang ia lakukan hanyalah demi keselamatan Leng Xiaomo sendiri.
Hingga akhirnya, Leng Yunchen kembali memperbaiki posisi duduknya dengan sisa rasa sakit di bibirnya. Tentu ia bisa merasakan kulitnya digigit, terlebih ketika ia dapat merasakan rasa darah di sana.
Leng Yunchen mengerti alasan kenapa Leng Xiaomo menggigitnya mungkin sebagai bentuk hukuman sekaligus penghinaan atas perilakunya.
Meski sebenarnya ada alasan lain kenapa ia melakukan ini selain menghindari bahaya. Tapi ia tidak ingin mengatakannya. Lebih tepatnya, tidak bisa mengatakannya…
Mungkin ia memang benar-benar brengsek, seorang bajingan menjijikkan.
Sampai ketika pesawat tiba di Kota A, Leng Yunchen tahu jika adiknya pasti akan melarikan diri darinya saat mengetahui situasi mereka telah aman.
Inilah yang sangat diinginkan Leng Xiaomo, kan?
Tetapi lubuk hati Leng Yunchen masih memendam ketidakberdayaan yang tak terkatakan.
Bahkan, ketika penumpang pesawat telah bersiap untuk turun, Leng Xiaomo buru-buru mendorong kakaknya menjauh untuk bergegas turun bersama kerumunan.
Tanpa pikir panjang pun, Leng Yunchen meraih pergelangan tangannya karena ingin agar Leng Xiaomo menunggu sejenak, "Xiaomo..." hanya itu yang bisa ia ucapkan. Padahal ada beberapa kata yang ingin ia lontarkan sedari tadi.
Namun tangannya langsung ditepis oleh Leg Xiaomo begitu ia melihatnya dan kemudian pergi bersama orang-orang di sana tanpa memandangnya lagi .