Halo Suamiku!

Cintanya yang Hancur (1)



Cintanya yang Hancur (1)

3Dan sebelum naik ke pesawat, Leng Yunchen juga membeli dua pakaian baru di toko bandara untuk mendandani dirinya sebagai elit bisnis, dress yang cantik untuk Leng Xiaomo, topi matahari, tas tangan mahal berwarna merah muda, agar keduanya terlihat seperti pasangan.     

Ia pun berusaha menghindari orang-orang itu dengan menutupi matanya, sementara Leng Xiaomo bekerja sama dengan bersikap seolah acuh sekaligus anggun.     

Bagaimanapun, kata-kata yang Leng Yunchen katakan sebelumnya terukir dalam di hatinya.     

Leng Yunchen mengatakan bahwa ia tidak ingin sesuatu terjadi padanya…     

Karena ia tidak bisa memberikan penjelasan pada orang tuanya.     

Jadi karena cintanya untuk Leng Yunchen, mana mungkin Leng Xiaomo tidak akan bekerja sama untuk hal ini…     

Setelah keduanya naik ke pesawat, mereka duduk bersanding. Posisi mereka sebenarnya tidak di deret yang sama, tetapi Leng Yunchen berhasil dengan mulus mengubah posisi dengan penumpang di samping dengan alasan bahwa penyakit adiknya mungkin menular.     

Hati Leng Xiaomo yang telah jatuh ke dasar lembah, semakin terperosok ke dalam begitu mendengar kebohongan kakaknya. Kini, ia benar-benar tidak ingin melihatnya, tidak ingin mendengarnya berbicara lagi, dan hanya ingin pergi ke Kota A dan meninggalkannya sesegera mungkin.     

Jadi demi membunuh waktu, ia bersandar di jendela sambil menutup matanya.     

Pesawat dari Kota G menuju Kota A mulai lepas landas.     

Sebisa mungkin Leng Xiaomo menghindar dari kakaknya tanpa membuka suara sedikit pun, sementara Leng Yunchen sendiri juga berpura-pura tidur dengan mata tertutup. Namun, keheningan itu terasa begitu mengerikan, membuat Leng Yunchen perlahan membuka mata untuk melihat adiknya.     

Alhasil, ia hanya dihadapkan dengan sosok mungilnya yang mengenakan pelindung matahari, dress warna putih, dan rambut hitam panjang sebahu yang lembut dan halus. Karena pancaran sinar matahari, wajahnya yang putih dan cantik meninggalkan jejak rona merah muda, juga bulu matanya yang terlihat begitu lentik. Ditambah dengan gaun yang ia kenakan sekarang, membuat Leng Yunchen sempat linglung sejenak.     

Hingga Leng Yunchen mengedipkan mata berkali-kali, barulah ia sadar jika sosok yang ia amati sedari tadi adalah adiknya sendiri.     

Dan tidak peduli seperti apa gadis kecil ini sekarang, Leng Yunchen tetap tidak bisa menyangkal kenyataan.     

Leng Xiaomo baru berusia awal dua puluhan dan Leng Yunchen tidak tahu kehidupan seperti apa yang telah ia jalani. Cinta Leng Xiaomo untuknya mungkin hanyalah gairah sesaat. Sungguh, ia sama sekali tidak tahu apa yang gadis kecil ini pikirkan.     

Sementara Leng Yunchen memiliki tanggung jawab untuk membuatnya mengenali semua ini.     

Agar ia bisa kembali sadar untuk tetap menganggapnya sebagai seorang kakak, bukan seorang pria yang pantas dicintai seperti ini.     

Perlahan Leng Yunchen menarik kembali pandangannya, tetapi saat itu, tiba-tiba seorang penumpang di depannya bangkit, lalu berjalan di koridor dan tampak mengenakan sepasang sepatu kulit hitam.     

Dari sudut ini, Leng Yunchen bisa melihat jika sepatu kulit hitam itu perlahan mendekat ke sisinya.     

Namun, masih ada beberapa jarak. Matanya pun terus melihat ke arah sepatu itu melangkah, hingga tampak pria berjas hitam menatap penumpang di kedua sisi tanpa jejak, seolah mencari seseorang.     

Seketika Leng Yunchen sedikit menurunkan pandangan dan kabut tipis melintas di bagian bawah matanya.     

Tidak disangka, salah satu dari mereka berhasil mengejar pertahanannya     

Apakah orang-orang itu ingin memastikan apakah ia dan Leng Xiaomo termasuk ke dalam penerbangan ini atau tidak sehingga mereka mengirim seseorang untuk memeriksanya?     

Tapi hari ini, Leng Yunchen tidak akan memberinya kesempatan untuk memberikan informasi secara diam-diam.     

Hanya saja, untuk mewujudkannya, bukan berarti dengan membunuhnya, karena sama saja itu akan mengungkap bahwa ada seseorang di dalam pesawat yang memiliki masalah.     

Tentu Leng Yunchen tidak bisa melakukannya kecuali memang harus.     

Kini, ia memegang majalah di tangannya, mengenakan kacamata kawat emas, kelopak matanya sedikit terkulai saat melihat ke atas, sementara Leng Xiaomo menundukkan kepalanya dan terlihat seperti tidur.     

Tapi tidak ada yang tahu apakah ia benar-benar tertidur atau tidak, kecuali dirinya sendiri.     

Sampai akhirnya, pria itu semakin dekat dan Leng Yunchen perlahan meremas majalah di tangannya. Sedetik sebelum sosok itu tiba, seketika ia membalikkan tubuhnya untuk menekan separuh tubuh Leng Xiaomo——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.