Halo Suamiku!

Kak, Aku Mencintaimu (3)



Kak, Aku Mencintaimu (3)

1Jika demikian, maka Leng Yunchen benar-benar sangat kejam.     

Bahkan tatapan dingin yang dilayangkan Leng Xiaomo berhasil membuat Leng Yunchen tersentak. Tapi kebenarannya tidak begitu, kan?     

Ia memang menelepon orang tuanya untuk meminta bantuan. Tapi ketika Leng Yunchen berhasil menemukannya saat ini dan menghadapi pertanyaannya... ia sendiri sedikit takut untuk mengatakan bahwa ini memang hanya pengaturan?!     

Ya, ia berbohong pada Leng Xiaomo.     

Namun tampaknya jika ia mengatakan yang sebenarnya, gadis kecil ini pasti akan melakukan sesuatu yang mengerikan.     

Tanpa sadar Leng Yunchen mengepalkan tinjunya sembari melihat tiket pesawat di tangan adiknya.kemudian, ia mengambil napas dalam-dalam sebelum akhirnya membuka suara, "Kita pulang bersama, aku akan membeli tiket sekarang. Tunggu aku di tempat dan jangan coba untuk berlari!"     

Selain mengancam dengan nada dingin, Leng Yunchen juga mengambil tiket pesawat di tangan Leng Xiaomo untuk melihat posisi tempat duduknya. Lalu, ia membuka borgol di tangannya dan bergegas membeli tiket menuju ke Kota A.     

Sementara Leng Xiaomo hanya menatap dengan sorot yang tak kalah dingin.      

Sepertinya Leng Yunchen tidak menipunya. Hingga wajahnya kembali bersedih dan diselimuti kekhawatiran tak lama kemudian. Jika boleh jujur, ia lebih suka kakaknya berbohong, jadi ibunya tidak akan mengalami kecelakaan mobil dan berada di rumah sakit.     

Dan setelah Leng Yunchen berbalik, meski wajahnya masih tampak tertekuk, tapi rasa lega di hatinya tentu tak terelakkan.     

Akan lebih aman untuk membawa gadis kecil ini kembali pulang. Mungkin dengan begini, tidak ada yang bisa menemukan informasi tentangnya.     

Hanya saja, pulang ke Kota A?     

Sebenarnya, ibunya memang ada di rumah sakit, tetapi hanya untuk pemeriksaan fisik biasa. Tidak ada yang serius, apalagi kecelakaan mobil. Jadi alasan kenapa ia mengatakan ini memang hanya untuk memerangkap Leng Xiaomo. Meskipun ini keterlaluan, tapi Leng Yunchen tidak bisa membiarkannya bermain-main akan hidupnya di saat yang kritis seperti ini.     

Jadi yang bisa ia lakukan kemudian hanyalah menghubungi orang tuanya untuk terus membulatkan kebohongan agar Leng Xiaomo tidak tahu bahwa ia menipunya.     

Terlebih lagi, akan sangat indah jika kejadian ini dapat mengembalikan hubungan baik antara Leng Xiaomo dan orang tuanya.     

Kini, setelah Leng Yunchen menyelesaikan pembelian tiketnya, tampak Leng Xiaomo masih menunggunya di tempat. Tentu keengganan di wajahnya sangat terlihat, bahkan meski itu adalah penerbangan untuk pulang, ia tidak ingin berada di sebelah kakaknya, tetapi tiketnya ada di tangan Leng Yunchen dan ia tidak bisa pergi ke mana pun.     

"Masih ada sedikit waktu. Kamu sudah makan siang?"     

Meski Leng Yunchen menanyakan hal itu, tetapi sebenarnya ia sudah mengambil keputusan. Ya, ia ingin pergi ke restoran di bandara untuk menyelesaikannya pembicaran mereka.     

Namun, Leng Xiaomo hanya menjawab tanpa ekspresi, "Jika kamu ingin makan, makanlah sendiri dan berikan tiketku."     

Sontak Leng Yunchen berdiri di tempat, menatapnya dari posisi memerintah, kemudian ia mencibir, "Kamu yakin sudah makan? Oke, lagipula ada banyak hal yang harus kita selesaikan ketika sampai di sana. Mungkin kita akan terlalu sibuk hanya untuk makan. Jadi, jangan sampai merepotkan yang lain untuk menjagamu nanti!"     

Mendengar itu, Leng Xiaomo hanya menggosok wajahnya pelan, tanpa memandang ke arahnya. Meskipun ia tahu bahwa Leng Yunchen jijik padanya, tapi hatinya tetap saja merasa sakit ketika mendengarnya mengucapkan kata-kata seperti itu.     

Ternyata Leng Yunchen memang sama sekali tidak peduli padanya. Bahkan pria itu hanya khawatir jika dirinya akan menjadi beban ketika pulang ke rumah.     

Sedangkan Leng Yunchen yang melihat kekeraskepalaan adiknya hanya mampu menggertakkan gigi. Terkadang gadis kecil ini memang benar-benar keras kepala seperti sapi.     

"Teruslah hidup tanpa makan!"     

Lalu keduanya bertolak menuju ke tempat pemeriksaan keamanan. Tentu Leng Yunchen memilih berada di depan untuk mencegah Leng Xiaomo melarikan diri terlebih dulu.     

Namun, tepat ketika ia melangkah ke tangga pemeriksaan keamanan, tiba-tiba ia menemukan beberapa sosok mencurigakan dalam kerumunan yang ada di belakangnya, sekitar tiga atau empat orang, melihat ke kiri dan ke kanan, seolah menunggu semua orang untuk melewati pemeriksaan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.