Halo Suamiku!

Kak, Aku Mencintaimu (2)



Kak, Aku Mencintaimu (2)

3Sembari bernapas sedikit terengah-engah, ia menatapnya dengan mata memerah dan berteriak, "Jangan sentuh aku!"     

Namun Leng Yunchen bersikukuh untuk meraih pergelangan tangannya lagi, bahkan memborgolnya langsung dari jarak dekat pada sudut yang tidak bisa dilihat orang lain. Kemudian, senyumnya yang dingin tampak tersungging, "Kamu mau lari lagi?!"     

"Kamu—!" Mata Leng Xiaomo melebar. Sungguh, ia tidak menyangka jika kakaknya akan memborgolnya seperti seorang tahanan.     

Terlebih ketika samar-samar ia mendengar bunyi 'klik'. Sudah terlambat. Borgol di tangannya telah terkunci.     

Mau tak mau Leng Xiaomo memberontak dengan keras, tetapi sia-sia. Ia tidak bisa mendapatkan apa-apa.     

"Dasar keparat!" Leng Xiaomo mengutuknya dengan marah.     

Leng Yunchen yang jauh lebih tinggi darinya tampak menundukkan kepala sambil menatap lurus ke mata Leng Xiaomo. "Ini semua pilihanmu, bukan?" tegasnya kata demi kata.     

Sebagai kakak, tentu ia akan menjadi kakak yang baik.     

Tapi Leng Xiaomo justru menginginkan cara lain dan mengambil jalan yang tidak biasa. Jadi ia harus menanggung jalan yang tidak biasa ini!     

Mata Leng Xiaomo perlahan memerah dan ia sedikit menyekanya. Suaranya pun akhirnya terdengar serak, "Ya, aku mencintaimu ..."     

Ya, aku mencintaimu…     

Kalimat sederhana ini membuat jantung Leng Yunchen yang kuat seketika bergetar entah kenapa, seolah semuanya akan pecah.     

Inilah yang Leng Xiaomo katakan kepadanya secara langsung ketika mereka berdua akhirnya bertemu.     

Meski Leng Yunchen telah mengetahuinya, bahkan menyangkal tebakannya sendiri, tapi gelombang besar yang bergejolak di hatinya benar-benar tak dapat hindari ketika mendengarnya secara langsung.     

Sebenarnya, kenapa?     

Kenapa Leng Xiaomo bisa seperti ini?     

Dengan mata yang masih memerah, Leng Xiaomo menjilat bibirnya yang kering, kemudian sebuah senyum mengejek diri di bibirnya tampak tersungging, "Kamu benar. Ini memang bukan cinta seorang adik untuk kakaknya, melainkan cinta seorang wanita untuk pria... Jadi hanya dengan cinta ini, kamu bisa menyerangku, mengkritikku, membenciku, bahkan meremehkanku kan?"     

Akhirnya, mata merah itu menatap Leng Yunchen cukup lekat. Pergelangan tangannya yang putih dan lembut pun seketika menampilkan lingkaran tanda merah akibat gesekannya pada besi borgol. Namun, semua itu tidak membuatnya gentar. Ia terus memberontak untuk bisa melepaskan diri.     

Menciptakan pemandangan mengerikan bagi siapa pun yang melihat.     

Sementara sorot mata Leng Yunchen menunjukkan badai gelap, dengan kemarahan datang dari segala arah.     

Tahukah Leng Xiaomo apa yang ia katakan dan lakukan?!     

"Xiaomo, kenapa kamu bisa menjadi seperti ini?"     

Leng Yunchen yang melihat pergelangan tangannya mencoba menahan amarah dan sakit hati, seraya ia bertanya dengan ekspresi tidak percaya.     

"Seperti apa? Apa itu mengerikan? Maaf, aku telah membiarkanmu melihat diriku yang sebenarnya dan membuatmu takut," ujar Leng Xiaomo dengan sorot sarkastik dan senyum sinis.     

Alhasil, Leng Yunchen tidak bisa menahannya lagi. Segera ia meraih pergelangan tangan adiknya yang meronta-ronta dan dengan tegas tidak akan membiarkannya bergerak lagi. "Ada beberapa kata yang tidak boleh kita katakan di sini, tapi ku tekankan sekali lagi, kamu tidak bisa lari dan aku tidak akan membiarkanmu lenyap dari pengawasanku!" Gertaknya dengan serius.     

Begitu kata ini terlontar, sekelebat pemikiran tiba-tiba muncul di benaknya.     

Sontak ia melihat tiketnya dan perlahan menatap kakaknya. Bibirnya pun yang awalnya terkatup rapat, kemudian terbuka dengan dingin, "Jangan bilang, semua ini sengaja kamu atur untuk menemukanku?!"     

Tanya Leng Xiaomo sembari mengangkat tiket di tangannya.     

Tiket menuju ke Kota A.     

Bahkan menipu dengan menggunakan nyawa ibunya demi mencapai tujuannya sendiri??!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.