Halo Suamiku!

Ciuman Brutal (5)



Ciuman Brutal (5)

0Meski warga tampak berlalu lalang, hanya ada satu orang yang tetap terfokus, seolah takut kehilangan seseorang.     

Dan setelah membeli sarapan, Leng Yunchen pun perlahan naik ke atas.     

Entahlah, ketika ia bergegas keluar dari kamar pagi tadi, ia sudah menghabiskan banyak rokok di luar. Ia sendiri tidak tahu mengapa dirinya kesal. Yang jelas, ia hanya merasa bahwa situasinya akan memburuk.     

Tapi ia tidak punya pilihan. Ia hanya merasa harus melakukan itu.     

Jika ia tidak salah menebak, adiknya memang jatuh cinta padanya. Jadi apa lagi yang bisa ia lakukan selain menolak?     

Meskipun mereka tidak memiliki hubungan darah, tapi sosok Leng Xiaomo sudah menjadi bagian dari keluarganya sejak masih kecil. Bahkan kedua orang tuanya serta dirinya sudah menganggapnya sebagai milik mereka sendiri. Ia pun juga selalu bersikap seperti seorang kakak, melakukan tugas terbesar untuk selalu melindunginya.     

Entah sejak kapan perubahan di diri Leng Xiaomo dimulai. Hanya saja, apa yang Leng Yunchen ketahui saat ini terjadi begitu tiba-tiba hingga membuatnya tidak bisa menerima dan beradaptasi dengan perubahan mendadak ini.     

Itulah kenapa, ia ingin membangunkannya dan memberitahunya untuk jangan bertindak nakal.     

Kini, Leng Yunchen berdiri diam di pintu yang tertutup. Pikirannya terus bergumul. Di bawah, polisi masih melakukan penyelidikan. Bahkan mereka melibatkan banyak orang untuk memeriksa kamera mikro di setiap kamar. Gilirannya pasti akan segera tiba, jadi ia harus segera membawa Leng Xiaomo keluar dari sini.     

Mau tak mau, Leng Yunchen pun mengetuk pintu terlebih dulu, tetapi tidak ada jawaban apa pun.     

Tidak ada suara sama sekali. Kemudian ia mencoba membuka pintu. Dan, ya, pintu terbuka begitu ia menyentuhnya. Sama seperti sebelumnya, pintu sama sekali tidak terkunci.      

Tampak Leng Yunchen mengerutkan kening dan langsung mendorong pintu terbuka.     

Tapi begitu masuk, ia langsung terpana.     

Ruangan kecil yang memiliki luas tidak lebih dari sepuluh meter persegi itu kosong, tidak ada orang sama sekali!     

"Xiaomo? Xiaomo?!"     

Teriakan Leng Yunchen seketika menggema. Ia pun bergegas ke toilet dan mendapatkan hasil yang sama. Nihil. Tidak ada orang sama sekali. Di mana Leng Xiaomo saat ini? Tidak ada jejak apa pun yang tertinggal!     

Bahkan Leng Yunchen sendiri tidak melihatnya turun ke bawah, kan?!     

Sungguh, meskipun sangat marah, tapi ia tidak akan bercanda tentang keselamatan hidup adiknya. Orang-orang itu sedang mencarinya dan bahkan berniat membunuhnya. Itulah kenapa ia ingin melindungi keselamatannya! Tapi ia keluar sendirian sekarang! Apa gadis kecil itu mencoba untuk melemparkan dirinya sendiri ke dalam jaring?!     

Hati Leng Yunchen tergantung erat dan bibirnya terkatup rapat.     

Lalu, tepat ketika matanya tertuju ke jendela, ia melihat jendela telah terbuka, seperti ada beberapa jejak kaki di tangga luar. Wajahnya seketika Melihat ke berubah suram. Melihat ke bawah, lantai dua ini memang tidak tinggi, belum lagi gubuk-gubuk kecil yang dibangun di gang-gang perumahan di bawah, yang cukup bagi Leng Xiaomo untuk pergi dengan mudah.     

"Sial!" kutuknya dengan geram. Rupanya gadis kecil itu ingin bermain-main.     

Leng Yunchen memukul jendela dengan marah, baru kemudian melompat langsung dari lantai dua tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan mengikuti jejaknya.     

Sembari berjalan pun, ia terus melakukan panggilan telepon.     

Tapi Leng Xiaomo tidak sekali pun menjawabnya. Meski Leng Yunchen sudah menebak, tapi tetap saja amarah di hatinya tak bisa dibendung.     

Ditambah lagi, Leng Yunchen hanya berhasil mengikuti jejaknya hingga ke pintu masuk gang, sementara sekarang ini, waktunya bagi orang-orang untuk pergi bekerja dan sekolah. Jadi, Leng Xiaomo benar-benar telah berhasil menutupi semua jejak miliknya dan Leng yunchen tidak dapat menemukan apa pun lagi.     

Sedangkan orang-orang yang melewatinya di pintu masuk gang juga dikejutkan oleh aroma busuk yang keluar dari pria jangkung dan dingin itu, tetapi mereka semua takut untuk menghindar.     

Akhirnya, Leng Yunchen memilih untuk mengemudi di sepanjang pagi untuk mencarinya, tetapi sosok kecil itu seolah menguap dan tidak dapat ditemukan.     

Bahkan jam satelit standar yang terpasang di setiap anggota telah kehilangan sinyalnya, yang secara sadar sudah diblokir oleh Leng Xiaomo sendiri——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.