Halo Suamiku!

Mencuri Ciuman (2)



Mencuri Ciuman (2)

2Malam begitu sunyi. Namun, tidak peduli seperti apa lingkungan di sini, tetap saja di luar tampak indah. Apalagi, gang di sana sangat sepi, hingga mampu membuat cahaya bulan mengalir dengan tenang.     

Tapi ternyata Leng Xiaomo sama sekali tidak terlelap setelah Leng Yunchen kembali dari kamar mandi. Ia hanya tidak mengatakan sepatah kata pun saat itu.     

Mungkin karena perubahan mendadak yang tidak bisa dijelaskan pada kakaknya-lah yang membuatnya merasa sangat tidak nyaman.     

Dan sepertinya ia telah membuat kesimpulan sendiri yang membuatnya tidak berani mengatakan apa-apa lagi. Bahkan ia sedikit takut ketika melihat bahwa kakaknya tidak lagi menunjukkan pandangan yang sama untuknya layaknya seorang kakak pada adiknya.     

Meski sebenarnya ia sendiri tidak ingin menjadi adik Leng Yunchen dan justru ingin menjadi wanitanya.     

Tapi sorot mata Leng Yunchen yang tidak melihatnya adiknya, dan justru seperti tatapan pada seorang wanita, membuatnya sangat panik.     

Ia takut jika kakaknya akan membenci dirinya dan lari darinya setelah mengetahui pikirannya.     

Sampai akhirnya, ia hanya menepi di satu sisi ranjang, meringkuk sepanjang waktu, dalam posisi tertutup dan protektif.     

Dan di saat itu, tempat tidur di sampingnya tiba-tiba bergerak.     

Seketika ia menahan napas.     

Karena kakaknya sedang mendekatinya.     

"Xiaomo?"     

Panggilan Leng Yunchen yang tiba-tiba di malam sunyi ini benar-benar membuatnya gelisah.     

Kenapa kakaknya memanggilnya?     

Lalu ia dengan cepat menutup mata dan berpura-pura tidak mendengar.     

Tapi kemudian, tiba-tiba ia merasakan tubuh kakaknya perlahan mendekat ke sisinya.     

Tangannya mengepal tanpa sadar dan jantungnya bergetar hebat.     

Ia sudah mengatakan jika ada sesuatu yang salah dengan kakaknya, kan? Ya, inilah serangkaian perilaku abnormal yang ditunjukkan Leng Yunchen sedari tadi.     

Tepat di saat pikiran itu memenuhi otak Leng Xiaomo, sebuah tangan tiba-tiba terulur untuk memegang tangannya yang terkepal.     

Sontak Leng Xiaomo gemetar dan membuka mata seketika.     

Terasa Leng Yunchen menekan bahunya dengan tangannya yang lain, kemudian ia membungkuk dari belakang, menatap dalam ke arah Leng Xiaomo dengan alis sedikit membeku dan ekspresi wajah yang penuh keseriusan, "Xiaomo, apa yang kamu takutkan? Katakan padaku, apa yang kamu takutkan? Kenapa kamu tampak gugup?"     

Tepat di saat Leng Yunchen mengatakan ini, keduanya sudah saling memandang.     

Benar, Leng Xiaomo tidak lagi bisa berpura-pura.     

"Kakak ... Ada apa denganmu?" Akhirnya kata itu berhasil terlontar dari mulut Leng Xiaomo hanya dengan bibir bergetar.     

Kakak, ada apa denganmu?     

Satu detik, dua detik, tiga detik kemudian, suasana di antara keduanya tiba-tiba tampak berubah setelah Leng Xiaomo mengatakannya.     

Leng Yunchen seketika tertohok dengan kata-kata itu, seolah pisau yang begitu tajam berhasil menusuk di titik yang paling sensitif di hatinya.     

Bahkan untuk sesaat, ia seperti tidak bisa mendebat. Tentu saja, itu juga bisa dipahami sebagai rasa malu dan bersalahnya.     

Ia tidak bisa mengatakan bahwa dirinya telah menonton video mandi Leng Xiaomo sebelumnya, ditambah lagi adegan itu selalu muncul di benaknya dan tidak bisa dihapuskan.     

Betapa tidak tahu malunya ia, seperti orang mesum yang tidak beradab. Meski sebenarnya ia bukan orang seperti itu, kan? Sudah pasti ia bisa menahan diri, jadi ia juga akan memilih untuk tidak banyak bicara pada adiknya dan ia harus menjaga citranya sebagai kakak yang baik di mata Leng Xiaomo.     

Mau tak mau Leng Yunchen mengedipkan matanya beberapa kali. Sebelum akhirnya perlahan melepaskan tangan adiknya dan mengalihkan pandangannya, "Aku hanya berpikir ada yang salah denganmu. Bukankah aku sudah memberitahumu bahwa kamu akan aman bersamaku? Tapi sekarang, kenapa aku merasa kamu lebih takut daripada sebelumnya?"     

Sampai di titik ini, kalimatnya tiba-tiba berhenti sesaat, "Apakah sulit bagi kita untuk tidur di satu kamar seperti ini? Aku tahu ini memang sedikit bertentangan dengan privasmu dan membuatmu merasa tidak pantas, tetapi ini adalah saat yang kritis dan keselamatanmu sekarang—-"     

"Tunggu, jangan katakan apa pun lagi, Kak, kamu berpikir terlalu jauh. Aku sama sekali tidak berpikir jika kamu akan melakukan apa pun padaku."     

Saat Leng Xiaomo mengatakan ini, tampaknya ada sentuhan kerumitan yang tak terkatakan di matanya. Bahkan senyumnya pun terasa sangat dangkal, "Lagipula, kamu orang yang sangat baik."     

Benar-benar berbeda darinya, yang justru mengharapkan itu. Ya, Leng Xiaomo mengakui jika dirinya sangat kotor.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.