Halo Suamiku!

Melindunginya (5)



Melindunginya (5)

2"Apa?"     

Dewasa? Alis Leng Xiaomo sedikit membeku. Kenapa kakaknya tiba-tiba mengatakan kata-kata seperti itu?     

Sungguh, Leng Xiaomo sama sekali tidak mengerti dan bahkan membuatnya merasa... um... sangat aneh.     

Leng Yunchen pun yang menatap mata adiknya tiba-tiba menghindar di detik setelahnya, lalu memadamkan api di rokoknya dan buru-buru membuka, "Berbaringlah di dalam untuk beristirahat. Aku akan mandi sekarang."     

Setelah mengatakan itu, ia berbalik seraya membuang puntung rokoknya ke tempat sampah dan berlalu ke kamar mandi sendirian.     

Langkahnya sangat cepat, seperti orang yang sedang terburu-buru. Entahlah, ia seolah sedang menghindari sesuatu.     

Kabut air di kamar mandi yang belum sepenuhnya hilang seketika menyebar, hingga sisa aroma setelah mandi yang ditinggalkan Leng Xiaomo pun masih memenuhi udara, membuat Leng Yunchen yang menyadarinya tanpa sadar termenung.     

Tapi tiba-tiba saja ia mengambil segenggam air dingin untuk memercikkannya ke wajah. Napasnya pun kini sedikit tidak teratur dan air dingin itu seolah berhasil membuatnya kembali sadar.     

Tangannya lalu menggosok cermin yang diselimuti kabut di atasnya. Dari sana, ia seolah melihat dirinya yang berbeda.     

Jika boleh jujur, meski ia tidak melakukannya dengan sengaja, tapi rasa bersalah yang mengendap di hatinya karena melihat apa yang tergambar di layar komputer itu masih menghantuinya..     

Ia benar-benar telah melihat tubuh adiknya yang selama ini selalu tertutup.     

Bahkan mungkin tidak ada orang lain yang melihatnya, selain dirinya sendiri.     

Sungguh, Leng Yunchen telah berusaha keras untuk melupakan, tapi sepertinya apa yang terekam di benaknya terus melawan, yang justru membuatnya selalu mengingat, memikirkannya, hingga membuat hatinya terus menanggung rasa bersalah dan sulit untuk menghadapinya.     

Benar-benar sialan!     

Leng Yunchen sendiri sangat ingin membenci perasaan itu, seolah-olah ia adalah orang mesum yang selalu memikirkan tubuh adiknya.     

Mungkinkah semua ini karena ia belum pernah menyentuh tubuh seorang wanita?     

Itulah kenapa begitu melihatnya, gambar itu tersimpan rapi di benaknya?     

Sejujurnya Leng Yunchen tidak ingin menyangkal fakta itu, tapi intinya bukan demikian.     

Intinya adalah—-     

Tanpa sadar ia sedikit menundukkan kepala untuk melirik ke suatu tempat di bagian bawah tubuhnya. Wajahnya yang dingin itu pun sontak menunjukkan kerumitan.     

Sialan!     

Sebenarnya ia sendiri juga seorang bajingan!     

Tapi kini, Leng Yunchen sudah bersiap untuk mengguyur tubuhnya menggunakan air dingin. Ia pun segera melepas mantelnya dan menanggalkan seluruh pakaiannya. Hanya saja, tepat di saat otot perutnya terekspos, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki di luar pintu kamar mandi. Punggung Leng Yunchen yang menghadap ke arah pintu seketika membeku.     

Tak lama kemudian, terdengar suara adiknya, "Kakak, apa aku harus keluar dan menunggumu selesai mandi?"     

Pintu kaca buram kamar mandi itu memang gelap, tapi tetap saja membuat siapa pun yang ada di sana benar-benar malu meski hanya menyentuhnya.     

Dan Leng Xiaomo tidak berniat membuat suasana di antara keduanya menjadi canggung.     

Tak bisa disangkal, meskipun ia telah berkencan dengan banyak pria, tapi Leng Yunchen adalah satu-satunya pria yang benar-benar ia sukai. Ia ingin bersamanya dan mencintainya secara diam-diam selamanya, karena ia tidak tahu apa yang akan terjadi jika ada percikan api di dalam hubungan mereka.     

Leng Yunchen sendiri yang menyadari jika adiknya telah bersiap untuk keluar, segera berjalan untuk membuka pintu, "Jangan keluar. Ada banyak orang di luar. Jangan sampai kamu mendapat masalah yang tidak perlu."     

"Masalah apa yang akan saya hadapi?" Leng Xiaomo tampak mengangkat alisnya karena terkejut. Sungguh, ia tidak mengerti.      

Tapi bibir Leng Yunchen tetap tertutup rapat, sebelum akhirnya ia menarik pergelangan tangan adiknya, "Bagaimana menurutmu? Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di luar. Banyak orang asing di luar sana dan kamu hanyalah seorang gadis. Apalagi kamu masih muda dan cantik. Apa kamu tahu betapa mudahnya sosokmu itu menarik pria-pria dengan niat buruk di luar?"     

Sama seperti binatang-binatang tak beradab di bawah tadi!     

Kemudian, mata Leng Xiaomo menatap sekeliling dan berkata——     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.