Halo Suamiku!

Xiaomo, Jangan Menghindar, Lihat Aku (1)



Xiaomo, Jangan Menghindar, Lihat Aku (1)

1Begitu kata ini terlontar, wajah Leng Xiaomo langsung berubah dan ketika Leng Yunchen tidak bereaksi, Leng Xiaomo tiba-tiba maju untuk meraih kerah Lin Qingya. "Plak!" Tamparan yang begitu keras dan tajam seketika mendarat di wajah wanita itu.     

"Xiaomo, apa yang kamu lakukan!"     

Leng Yunchen buru-buru memisahkan mereka dan menghentikan pertikaian yang terjadi.     

Tapi Leng Xiaomo justru menatapnya dengan kulit memucat dan menolak untuk menyerah. "Perhatikan ucapanmu! Jika kamu berbicara omong kosong lagi, jangan salahkan aku jika kurobek mulutmu. Satu lagi, jika kamu berani memiliki maksud lain untuk kakakku, aku akan membunuhmu!"     

Sontak, Leng Yunchen dikejutkan oleh tindakan sekaligus kata-kata adiknya di saat ia melepaskan upayanya untuk menariknya menjauh. Sungguh, ia sama sekali tidak menyangka jika kesadaran emosional adiknya begitu menggebu dan intens.     

Sangat berbeda dari sikapnya sebelum ini, yang bahkan tidak mau memerhatikan apa pun.     

Sedangkan wanita bernama Lin Qingya itu hanya mampu menutupi wajahnya yang dipukuli. Tampaknya ia benar-benar tidak bisa memercayainya. Keluhannya yang sudah di ujung lidah telah tertahan oleh perilaku Leng Xiaomo.     

Entah kenapa, Leng Xiaomo marah padanya sampai seperti itu.     

Padahal Lin Qingya pikir ia gadis yang baik!     

Leng Yunchen pun juga sedikit marah sekarang. Membuat Leng Xiaomo mau tak mau menghindari matanya dengan dada yang masih naik turun. Ia tahu bahwa kakaknya mungkin marah padanya, tapi ia tidak bisa mengendalikannya. Siapa suruh wanita itu mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak ia katakan.     

Tentu, ia harus menghentikan ucapannya.     

Hanya saja, perkiraan Leng Xiaomo salah besar. Ia pikir kakaknya akan memarahinya, tetapi tanpa diduga, Leng Yunchen justru menggenggam pergelangan tangannya, dan kemudian ia beralih kepada wanita itu dengan acuh tak acuh, "Nona Lin, dia memang mudah tersinggung, kamu tidak boleh memprovokasi dia. "     

Setelah itu, Leng Yunchen meraih lengan Leng Xiaomo dan membawanya keluar.     

Hingga pintu dibanting tertutup.     

"Awasi orang yang ada di dalam dan lindungi keselamatannya," perintah Leng Yunchen sembari mengangguk pada kedua tentara yang ada di sana, sedangkan ia sendiri masih sibuk memegang pergelangan tangan Leng Xiaomo.     

Baru setelah Leng Xiaomo dibawa ke sisi tersembunyi, ia melepaskan tangannya.     

Dengan raut yang tampak sedikit marah, ia mencubit alisnya dengan satu tangan, sementara tangan lain digunakan untuk berkacak pinggang. Kemudian ia memandang adiknya dari atas, dengan sorot mata yang rumit, "Katakan, ada apa denganmu hari ini? Salah minum obat senjata? Kamu tidak bisa memukul seseorang jika memiliki pendapat lain tentang wanita itu."     

Sorot mata Leng Xiaomo yang sudah begitu dingin benar-benar tak terkendali. Bahkan, ketika Leng Yunchen mengajukan pertanyaan ini, ia hanya mendengus dan tertawa, "Salahkah aku? Kamu menyalahkanku sekarang?"     

Begitu mendengar ini, Leng Yunchen hampir tersedak air liurnya sendiri. Hingga akhirnya, ia hanya mampu mencibir, "Menyalahkanmu? Jika aku menyalahkanmu, tentu saja, aku bisa memarahimu di dalam, daripada membelamu habis-habisan seperti tadi. Kamu adalah adikku dan aku tidak bisa membuatmu marah di depan orang luar, bagaimanapun caranya."     

Sederet pernyataan itu berhasil membuat pancaran dingin dari sorot mata Leng Xiaomo sedikit memudar.     

Napas dingin dan keras kepalanya pun tampaknya sedikit mereda.     

Dan Leng Yunchen yang melihat ini juga merasa sedikit lega.     

Kemudian, ia melangkah maju lagi, menekan bahu adiknya dengan kedua tangan, lalu mengangkat satu tangannya untuk membelai rambut Leng Xiaomo yang hitam dan lembut. Kini, suaranya sedikit lebih dalam, "Xiaomo, kakak hanya peduli padamu dan mengkhawatirkanmu. Sekarang katakan padaku, lihat mataku dan katakan padaku apa yang terjadi padamu? Ini jelas tidak sesederhana seperti apa yang kamu katakan di dalam, benarkan Kamu pergi ke tempat Sang Xia? Lalu? Apa lagi yang terjadi?"     

Sampai di akhir kalimat, raut kekhawatiran seketika muncul di antara mata Leng Yunchen.     

Ia tahu, Leng Xiaomo pasti menyembunyikan sesuatu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.