Diam-diam Ingin Mencari Monster Kecil (2)
Diam-diam Ingin Mencari Monster Kecil (2)
Mendengar ini, Xiao Meibao segera menurunkan kelopak matanya dengan mulut mengerucut. Lalu, dengan suara rendah, ia berkata, "Ayahku memang tidak menyukainya, tapi aku menyukainya. Ayah juga tidak ingin bermain dengannya, tapi aku yang ingin bermain dengannya, bukan ayahku."
Seketika itu juga, Leng Xiaomo langsung dikejutkan oleh kata-kata Xiao Meibao.
Sungguh, ia sama sekali tidak menyangka jika gadis kecil ini telah mengetahui begitu banyak hal di usianya yang masih begitu muda.
Sampai akhirnya, mau tak mau Leng Xiaomo mengambil napas dalam-dalam, baru kemudian mencoba menjelaskan, "Yah, bagaimanapun, kamu tetap tidak dapat menemukannya meski aku memberitahumu, jadi tidak masalah jika aku mengatakannya sekarang."
Karena Xiao Meibao tidak peduli tentang hal lain, jadi ia segera menajamkan telinganya.
"Dia berada di sebuah pulau di dekat Singapura, tapi tempat itu hanya akan terbuka untuk turis dalam jumlah terbatas dalam waktu satu atau dua bulan. Lingkungannya sangat bagus dan ada banyak orang di pulau itu. Kondisinya saat ini juga sangat baik, jadi kamu tidak tidak perlu mengkhawatirkannya," terang Leng Xiaomo sembari menatap wajah kecilnya.
Terlihat ekspresi kecil Xiao Meibao sedikit membeku, namun tidak jelas apakah itu menunjukkan raut kebahagiaan atau bukan.
Tapi tepat di detik berikutnya, perilakunya di luar dugaan Leng Xiaomo.
Gadis itu tiba-tiba turun dari pangkuannya, berlari langsung ke meja kopi di depan, mengambil iPad, lalu kembali ke sisi Leng Xiaomo. Tampaknya ia sudah sangat mahir memasukkan sidik jari, lalu tampak ia mengetikkan sesuatu di bilah pencarian, dan segera membuka peta mode 3D dari peta global di sana.
"Kakak, lihat, di pulau mana itu?"
Tanya Xiao Meibao sembari bersandar ke pangkuan Leng Xiaomo.
Ya, Leng Xiaomo sedikit pun tidak menyangka jika anak Sang Xia yang masih sangat kecil akan melakukan ini. Ia memang tidak mengerti anak-anak. Jadi apakah anak-anak seusia ini memang sudah bisa memainkan hal semacam ini, atau... usia berapa seharusnya?
Benar-benar keren.
Kemudian, Leng Xiaomo berpikir sambil memperbesar layarnya ke peta Singapura.
Untuk menemukan pulau itu.
Sementara Xiao Meibao tampak asyik menunggu.
"Ini, Meibao, ada di pulau ini. Kamu bisa memperbesar dan melihatnya—"
"Xiaomo, apa yang sedang kamu lakukan?!"
Tiba-tiba saja, suara pria yang agak rendah terdengar, yang langsung membuat Leng Xiaomo gemetar.
Bukan, bukan ia.
Gadis kecil di sisinya-lah yang gemetar, tapi ia sendiri pun juga tak kalah gemetar.
Rong Zhan secara mendadak muncul dengan Xiao Ba Wanghua yang terlihat kuyu. Tampaknya ia baru saja ditangkap oleh rubah tua yang mengintai sedari tadi dan sedang sekarat.
Ini benar-benar memalukan.
Xiao Meibao-lah yang lebih dulu bereaksi dan segera mengubah layar ke pengajaran bahasa Jerman di iPad dengan tenang. Kemudian ia meluncur turun dari sisi Leng Xiaomo dan berlari ke orang itu, "Ayah, kapan kamu pulang!"
Sejujurnya, Leng Xiaomo merasa bersalah saat ini, tapi tidak ada yang bisa ia lakukan. Ia pun masih takut dengan amarah Rong Zhan.
Namun, ketika melihat gadis kecil itu bereaksi dengan begitu cepat, ia berpura-pura baik-baik saja, menunjukkan layar iPad-nya, dan kemudian mengangguk, "Apa putrimu benar-benar baru berusia tiga tahun? Dia begitu pintar berbicara bahasa Jerman."
Namun, penekanan "pintar" jelas ada dalam kata-katanya.
Mendengar ini, Rong Zhan langsung menurunkan Xiao Ba Wanghua dan beralih menggendong Xiao Meibao sambil mencibir pelan, "Apa itu bahasa Jerman? Dia dan kakak laki-lakinya bisa mengeja kubus ajaib tingkat kedua ketika mereka berusia satu setengah tahun. Di usia tiga tahun, sekarang dia sudah mengerti delapan bahasa."
Masa anak-anak memang waktu yang tepat untuk belajar bahasa. Apa yang mereka pelajari saat ini akan sangat mengakar, ditambah lagi, dua bakat kecerdasan dan IQ tinggi yang keduanya miliki benar-benar membuat mereka lebih tinggi dari kata luar biasa.