Tidak Ingin Menjadi Adik (3)
Tidak Ingin Menjadi Adik (3)
Setelah menjelaskannya, Rong Zhan melirik Leng Xiaomo, dan matanya yang sipit sedikit menyipit, "Tunggu apa lagi? Cepat habiskan. Sudah waktunya keponakan kecilmu kembali sebentar lagi."
Rong Zhan pun dengan cepat mulai menggali es krim-nya.
Sementara Leng Xiaomo masih mencoba mencerna apa yang baru saja didengarnya, "...."
Bahkan sudut matanya berkedut samar.
Kehidupan pribadi bos senjata ini tampaknya sangat berbeda dari yang ia bayangkan.
Menyukai anak-anak, begitu mesra dengan istrinya, bisa memasak, memiliki terlalu banyak uang untuk dihitung, benar-benar pintar menabung, dan bahkan... makan es krim??
Semua fakta itu membuat hati Leng Xiaomo diam-diam memujanya dan ia mulai memakan es krim di tangannya.
Tapi belum selesai mereka menghabiskan es krim.
Ponsel Rong Zhan tiba-tiba berdering. Sesaat setelihat ponselnya, Rong Zhan buru-buru menjawab.
Dan tepat sebelum istrinya membuka mulut, lebih dulu terdengar suara manis di ujung telepon, "Ayah, Ayah..."
Suara itu berhasil membuat Rong Zhan hampir tersedak, namun ia dengan cepat mengubah kata-katanya, "Yubao, ayah ada di sini, ada apa?"
Agar tidak ketahuan sedang makan, alhasil, Rong Zhan memperkuat suaranya.
Sementara di sana, Xiao Meibao dan Xiao Ba Wanghua duduk di kursi belakang, memegang ponsel ibu untuk meneleponnya, lalu terdengar Xiao Meibao berkata dengan nada manja, "Ayah, kakakku bilang dia ingin makan es krim. Jika Ayah pulang siang ini, belilah es krim untuk kakakku dan juga untukku."
Leng Xiaomo sontak memalingkan wajahnya ketika mendengar penuturan itu.
Keponakan kecilnya terlalu pintar dan bijaksana.
Jelas bahwa ia-lah yang ingin makan, tetapi bisa sekali ia mengatakan bahwa kakak-nya lah yang menginginkan es krim.
Anak ini.
Sudut mata Rong Zhan juga berkedut samar. Sembari mencubit alisnya, ia berkata tak berdaya, "Nak, beritahu kakakmu jika ayah sibuk bekerja di luar siang ini dan tidak bisa pulang, jadi Ayah tidak bisa membeli es krim."
"Ah, Ayah tidak akan pulang? Tidak bisa, aku dan kakak sangat merindukanmu!" Gadis kecil itu berbisik begitu pelan.
Mendengar ini, hati Rong Zhan seketika melunak, tetapi juga ia mulai mengambil kesempatan untuk berbicara tentang kondisinya, "Nak, tidak ada masalah jika kamu menginginkan Ayah pulang, tapi Ayah tidak punya waktu untuk membelikanmu es krim."
Tampak mulut Xiao Meibao cemberut di sana. Ia hendak mengatakan sesuatu, tetapi Xiao Ba Wanghua tiba-tiba mengangkat wajah kecilnya, "Ayah, kalau begitu kamu tidak harus pulang!"
Jika Ayah tidak ada di rumah, maka ia adalah satu-satunya 'pria' dalam keluarga, jadi ia bisa memiliki tempat di rumah!
Dan gelak tawa Rong Zhan tak lagi bisa dibendung ketika mendengar ini, "Oke, kelinci kecil, aku akan menunggumu kembali."
Sementara di lain sisi, sambil makan es krim, Leng Xiaomo memandang Rong Zhan yang tampak seperti rubah tua. Entah kenapa, tiba-tiba hatinya terasa... hangat, santai, alami, dan indah??
Padahal sebelum datang, ia tidak ingin merepotkan Sang Xia, bahkan tidak berencana untuk datang.
Lagi pula, ketika Hugh berada di markas, ia sering melihat wajahnya yang buruk dan temperamennya yang tidak bisa dikatakan baik. Karena itulah ia tidak ingin bersinggungan, apalagi dimarahi. Hanya saja, ia tidak pernah menyangka jika setelah berkeluarga, bosnya yang tampak jahat telah berubah begitu banyak.
Sungguh, ia tampak seperti orang yang berbeda. Ia bukan lagi pria yang tegas seperti di luar, tetapi seorang ayah yang mencintai istri dan juga anak-anaknya.
Jika boleh jujur, Leng Xiaomo tidak pernh sekali pun membayangkan perubahan seperti itu.
Tetapi harus diakui bahwa keindahan keluarga Rong Zhan benar-benar mampu membuatnya mendambakan suasana hangat seperti ini.
Kemudian Leng Xiaomo melihat ke luar jendela.
Dan kini ia merenung, di masa depan nanti... dengan siapa ia akan mendapat kesempatan seperti itu?
...
Seseorang mulai muncul tak terkendali di benak Leng Xiaomo.
Sosok yang pernah memasak untuknya dan tidur dengannya…
Bagaimana lagi? Bukankah semua orang memang serakah? Bahkan ia tidak ingin menjadi adiknya lagi.