Halo Suamiku!

Tidak Ingin Menjadi Adik (1)



Tidak Ingin Menjadi Adik (1)

3"Berita pagi, kemarin sore di Bandara Singapura, semua jadwal penerbangan dibatalkan setelah pukul 6 karena dua pembunuhan terjadi di bandara. Dikatakan yang tewas adalah dua orang Asia. Satu seorang pengawal dan yang lainnya adalah Professor Han dari Kota G, Cina, seseorang yang mempelajari senjata. Hampir semua pesawat dilarang terbang setelah kecelakaan itu, karena takut para pelakunya akan melarikan diri."     

"A-apa?!"      

Professor Han?!     

Tampak mata Leng Xiaomo membelalak lebar.     

Tidak hanya waktunya yang sangat sesuai, tapi juga… orang itu, Professor Han…     

Tiba-tiba saja Leng Xiaomo teringat ketika kakaknya berbicara di telepon bahwa mereka harus terlebih dahulu mengirim kembali tubuh Profesor Han untuk dimakamkan setelah berkonsultasi dengan polisi di Singapura.     

Dan Professor Han yang baru saja disebutkan Joy… apakah itu adalah orang yang sama dengan yang dimaksud oleh kakaknya?     

Seketika itu juga, wajah Leng Xiaomo berubah rumit.     

Terlebih lagi dengan situasi yang ada disana? Jelas, inilah kebenarannya.     

Tidak ada kebetulan seperti itu di dunia. Hal yang ia alami adalah kasus yang sedang diselidiki kakaknya.     

Namun, ia hanyalah titik kecil dari kasus itu.     

"Rekaman pemantauan hari itu..."     

Tatap Leng Xiaomo pada Sang Xia.     

"Di tangan polisi, tidak ada yang bisa melihat selain mereka, kecual—" ucapan Sang Xia sedikit menggantung.     

"Kecuali apa?"     

Bibir Sang Xia tertarik samar, "Kecuali peretas, programmer senior."     

Saat mengatakannya, Sang Xia telah men-transfer rekaman video pengawasan hari itu dan menurut keterangan Leng Xiaomo, waktunya disesuaikan saat sore hari.     

Tentu Leng Xiaomo menegang ketika melihat gambar di monitor, seolah ia dipaksa kembali di waktu kemarin sore.     

Dengan gugup ia menyesuaikan waktu sebelum dan sesudah kecelakaan itu.     

"Xiaomo, kenapa kamu menginginkan video ini? Kakakmu yang..." tatap Sang Xia dengan sorot keheranan.     

"Bukan, bukan."     

Leng Xiaomo menjawabnya sambil menatap ke arah monitor, sedangkan Sang Xia yang menyadari ada sesuatu yang tidak beres mencoba untuk melupakannya.     

Dan di saat itulah, ia melihat seorang gadis yang keluar dari toilet bertabrakan dengan seorang pria berkacamata.     

Sontak, Sang Xia terpana.     

Karena gadis itu adalah Leng Xiaomo.     

Sementara pria itu... sebenarnya…     

"Xiaomo, pria itu adalah Profesor Han," ucap Sang Xia perlahan. Tentu ia tahu karena foto identitasnya diekspos di berita.     

Saat kedua orang itu bertabrakan lagi, mereka langsung berpisah, bahkan tampak tidak ada yang salah dari rekaman video pengawasan itu.     

"Xiaomo, apakah ini penting bagimu?" Ketika Sang menyanyikan ini, sebenarnya itu bukan pertanyaan, tetapi penegasan.     

Orang-orang itu mengejarnya barusan. Mungkin mereka satu komplotan.     

Hanya saja, Sang Xia tidak mengerti mengapa mereka ingin menangkap Xiaomo?     

Namun kebenarannya hanya diketahui oleh Leng Xiaomo.     

Dan kini, ia terdiam sesaat, tetapi kemudian perlahan berkata, "Ketika Profesor Han menabrakku, dia meletakkan ponselnya ke sakuku. Aku tidak tahu sampai akhirnya melewati pemeriksaan, tetapi aku telah membuang kartunya."     

Sebenarnya, Leng Xiaomo tidak ingin mengatakannya, tetapi ia tidak ingin menyembunyikannya dari Sang Xia.     

Dan ketika sampai di titik ini, Sang Xia benar-benar mengerti mengapa Leng Xiaomo terlihat sangat gelisah, meski akhirnya ia tidak bertanya apa yang ada di dalam ponsel itu.     

"Apa kakakmu mengikuti kasus ini?"     

Leng Xiaomo mengangguk, "Aku tidak menyadarinya sampai kamu mengatakan berita itu. Tapi sekarang aku tahu apa yang harus kulakukan setelah ini. Aku akan memberitahu kakakku."     

Inilah yang dipikirkan Leng Xiaomo saat ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.