Kak, Datanglah (3)
Kak, Datanglah (3)
Seketika, mata Leng Yunchen sedikit menyipit untuk memfokuskan pandangan.
"Dug!"
Sepatu bot militer miliknya turun dari mobil yang menciptakan cipratan air di tanah.
Tanpa ragu ia pun berjalan mendekat.
Ke arah Leng Xiaomo yang benar-benar tertidur. Saat itu, ia hanya merasa sedikit lelah dan ingin memejamkan mata sebentar.
Dan ketika ia merasakan napas yang kuat dan begitu khas, Leng Xiaomo menggerakkan jari-jarinya. Kemudian, ia dengan perlahan membuka mata dan langsung dihadapkan dengan sepasang sepatu bot militer hitam yang berdiri di depannya.
Mau tak mau, ia mengarahkan pandangannya perlahan ke atas. Di saat itulah matanya menangkap sosok tegap, mengenakan celana warna-warni yang diikat di dalam sepatu bot militer, dada bidangnya begitu kokoh, dan kakinya yang panjang tampak sangat kuat.
Lebih jauh ke atas, ia juga mendapati sosok itu mengenakan kaos hitam di malam yang penuh badai ini.
Sosok itu berdiri di depannya dengan payung hitam yang panjang.
"Kak, kamu sudah tiba."
Begitu Leng Xiaomo melihat wajah Leng Yunchen yang keren dan tampan seperti yang selalu ia bayangkan, lipatan bibir kecil itu sedikit tertarik.
Sedangkan Leng Yunchen menatapnya dari atas ke bawah, lalu langsung mengambil alih kopernya dan membawanya ke sisi mobil dengan payung. Namun kini, alisnya masih tampak sedikit berkerut, "Kenapa ponselmu tidak bisa dihubungi?"
Payung itu begitu besar hingga mampu melindungi dua orang sekaligus.
"Ponselku mati karena kehabisan daya, tetapi bukankah kamu tidak perlu repot-repot mencariku?" ujar Leng Xiaomo dengan santai.
Tampak Leng Yunchen mencibir, menggelengkan kepalanya, lalu memberinya payung, "Masuklah ke mobil dulu, aku akan memasukkan barang bawaanmu ke bagasi."
Setelah mengatakannya, ia langsung menuju ke belakang mobil untuk membuka bagasi.
Sementara Leng Xiaomo menyaksikan hujan deras mengguyurnya. Dan di belakang, ia melihat kakaknya memasukkan koper ke dalam bagasi dengan satu tangan, kemudian memberi isyarat padanya untuk masuk, baru ia naik ke dalam mobil dari sisi lain.
Leng Xiaomo hanya mampu terdiam di tempat, "..."
Apakah pria yang bertugas sebagai tentara memang begitu kasar?
Bahkan di tengah hujan badai seperti itu, ia mampu menghalaunya dengan mudah.
Benar-benar luar biasa.
Tubuh kecil Leng Xiaomo langsung masuk ke dalam mobil sembari memasukkan payungnya. Dan ketika ia berbalik lagi, kakaknya juga telah duduk manis di dalam.
Tubuh Leng Yunchen saat ini sedikit basah, tapi ia tidak peduli. Ia hanya menyeka wajahnya, menyalakan mobil dan siap mengemudi.
Sedang Leng Xiaomo, terlihat fokus mengamati sisi wajahnya yang dingin, rahang yang tegas dan begitu sempurna itu. Yang pasti, ia hanya merasa sulit untuk menggerakkan matanya saat ini.
"Kenapa kamu terus memerhatikan apa yang aku lakukan?"
Begitu Leng Yunchen mengatakan ini, Leng Xiaomo diam-diam menarik kembali pandangannya dan menegakkan tubuhnya ke depan.
Sejujurnya, Leng Xiaomo tidak tahu bagaimana rasanya. Ia belum pernah melihat anak laki-laki tampan seperti itu hingga membuatnya benar-benar memuja. Mungkin, ada banyak yang lebih muda dari Leng Yunchen, tapi bagi Leng Xiaomo, semuanya masih kalah jauh dari kakaknya.
Meskipun juga kakaknya sangat kasar.
Tapi ia sangat tertarik dengan hormon kejantanannya.
Ia merasa seperti itulah pria sejati.
Dan Leng Yunchen hanya meliriknya melalui kaca spion di mobil. Ekspresinya begitu samar dengan mata setengah menyipit. Entahlah, ia tidak tahu apa yang sedang Leng Xiaomo pikirkan.
Tapi ia takut jika adiknya sama sekali tidak memikirkannya.
Padahal setiap detik di hidup Leng Xiaomo hanya ada sosok Leng Yunchen.
Sosok yang begitu jantan, sangat keren, dan tampan.
Ah.
"Kenapa kamu tiba-tiba datang ke Kota G? Bukanlah kamu harus mengambil kelas di Amerika? Apa yang terjadi?"