Halo Suamiku!

Godaan Rong Zhan (4)



Godaan Rong Zhan (4)

1Raut wajah Sang Xia sontak tersipu.     

Dengan rasa panas yang tidak dapat dijelaskan, ia berdiri di depan dada Rong Zhan sembari bersikeras, "Apakah ini ide bagus? Akankah nanti terdengar oleh anak-anak?"     

Tentu ia takut jika anak-anak mendengarnya.     

"Tidak akan. Mereka berdua lelah bermain," tegas Rong Zhan dengan tidak memberi Sang Xia kesempatan untuk merasa ragu.     

Seraya ia menatap lekat rona merah tipis di pipi istrinya.     

Sungguh, wajahnya begitu sejuk dan cantik, matanya seperti sutra, juga rambutnya yang panjang semakin menambah auranya yang menawan. Rong Zhan benar-benar kecanduan. Tapi kini, ia membiarkan Sang Xia mengambil inisiatif sedikit demi sedikit.     

Sementara Sang Xia sendiri bersedia memberikan segalanya untuk Rong Zhan.     

Memberikan semuanya dengan sukarela.     

Kemudian, ia menundukkan kepalanya untuk mencium bibir Rong Zhan dengan dada berdebar dan penuh emosional.     

  **     

Keesokan harinya, barulah Rong Zhan menemui Sang No.     

Ketika akhirnya Sang No meninggalkan Rong Zhan hari itu, ia mengendarai sepeda motor dengan setelan hitam. Dan saat ini, ia akan menemui orang-orang dari Organisasi V.     

Tapi kali ini bukan karena tugas apapun.     

Melainkan untuk menunaikan janjinya.     

Jika Sang No memiliki kinerja yang baik dan memiliki kemampuan tertentu, maka kepemimpinan atas Organisasi V akan dipindahkan ke tangannya dan ini dianggap sebagai latihan.     

Terlebih, fakta telah membuktikan bahwa perubahan besar sudah terjadi di diri Sang No dalam setengah tahun terakhir. Tidak hanya semakin dewasa, tetapi juga fisiknya yang semakin bugar.     

Ia sudah memiliki kemampuan sekarang.     

Bahkan Rong Zhan telah memberikan chip di belakang punggungnya, sebuah modal yang tidak dapat diubah, dan kemudian atas dasar itu, ia akan mencoba semua yang ia inginkan.     

Namun pada dasarnya, jika ia tidak memiliki kondisi bawaan yang baik dan bodoh, tentu ia tidak akan mungkin bisa sampai di titik ini. Bahkan ketika nanti membutuhkan bantuan, ia tidak perlu lagi merasa sungkan.     

Dan siang itu, ia bergegas kembali ke apartemen.     

Karena takut jika kepergiannya kali ini akan ketahuan oleh An Xiaoyang. Kebetulan saat itu, kekasihnya sedang menjenguk neneknya.      

Jadi Sang No hanya ingin sampai lebih dulu dari pada An Xiaoyang.     

Hanya saja, saat dalam perjalanan pulang, tiba-tiba ia melihat seorang pria bertopeng duduk di belakang seorang pria yang mengendarai sepeda motor dengan parang di tangan.     

Sontak mata Sang No melebar.     

Terlebih ketika orang itu tiba-tiba semakin meningkatkan kecepatannya saat seorang wanita keluar dari pusat perbelanjaan di pinggir jalan. Pria yang duduk di jok belakang langsung menyambar tas milik wanita itu sembari mengayunkan parang, seolah mencegah seseorang mengejar.     

Wanita yang tasnya dirampok hanya mampu mengejar dengan putus asa sambil berteriak, "Rampok, rampok!"     

Melihat pemandangan itu, Sang No langsung menyipitkan mata, menutup kaca helmnya, lalu menatap ke arah motor yang sudah semakin menjauh dan bergegas mengejarnya.     

Kecepatannya sangat luar biasa, yang membuat motor hitam itu hanya terlihat kilaunya saja ketika melintas di arus lalu lintas.     

Dan di saat itu, Sang No sengaja membuat gaya bermotornya tampak gesit di sepanjang jalan.     

Orang-orang di sekitar seketika menjerit ketika melihat adegan ini, terutama dengan pakaian motor yang ia kenakan.     

Tentu mereka tidak asing dengan Organisasi V.     

Sebagai organisasi yang berhasil mencuri perhatian, mereka terkenal dengan efisiensi tinggi di antara orang-orang. Awalnya pemerintah-lah yang ingin memperbaiki diri untuk melindungi rakyatnya, tapi banyak yang mengeluh dan menolak.     

  ...     

Sementara itu, An Xiaoyang yang sejak pagi menjenguk neneknya sangat bersyukur karena kondisinya sangat baik. Kemudian, ia memutuskan untuk pulang lebih dulu karena ingin berbelanja bersama temannya.     

Tapi saat ia baru keluar dari kamar mandi, ia tidak menyangka jika temannya sudah pergi.     

Kemudian samar-samar ia mendengar tragedi perampokan itu sembari mengerutkan kening.     

Dan ia segera menyadari dari mana jeritan itu berasal.     

Tidak salah lagi, temannya-lah yang berteriak tidak jauh di sana…!     

Tentu saja An Xiaoyang diselimuti kebingungan. Apa yang sebenarnya terjadi?!     

Sedangkan di lain sisi, sudah tujuh atau delapan menit sejak Sang No kembali dengan setelan motornya.     

Namun, sialnya.     

Secara tidak sengaja lengannya tergores parang milik pencuri ketika berhasil merebut tas yang dirampok itu.     

Setelan motornya berhasil robek hingga darah segar mengalir sedikit.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.