Halo Suamiku!

Mengganggunya (2)



Mengganggunya (2)

2Seketika, otot perutnya yang menawan terpampang nyata. Ada enam bagian yang tampak kekar, tapi tidak terlalu berlebihan.     

Sementara tubuh bagian bawahnya mengenakan celana pendek olahraga kasual yang longgar, memperlihatkan kakinya yang kuat dan bulu kaki yang lebat     

Kini, ia hanya berjalan dengan tangan kosong setelah melemparkan jaketnya entah kemana.     

Dan gadis mungil yang sedang sibuk mengerjakan sesuatu dengan earphone di telinga itu sama sekali tidak menyadari kedatangan Sang No.     

Hanya saja, tepat ketika Sang No akan memeluknya dari belakang, ia tampak terkejut dengan mata membelalak. Entah apa yang ia lihat saat itu.     

Yang pasti, dari sudut pandangnya yang berdiri sambil menghadapnya dari belakang, ia dapat melihat panorama dada An Xiaoyang di balik gaun tipisnya.     

Begitu cantik, bulat dan melengkung dengan sangat menawan.     

Juga, terlihat sangat lembut.     

Tatapan Sang No benar-benar terpaku kali ini.     

Padahal sebelum ini, beberapa kali ia tanpa malu-malu telah menyentuhnya, tetapi setelah pulang dari pernikahan kakaknya di hari Natal itu, ia dilarang keras oleh An Xiaoyang dan Sang No mau tak mau mematuhinya.     

Hanya saja, ia memang belum pernah sekali pun melihatnya.     

Sekarang, ketika tiba-tiba pemandangan itu muncul di depan matanya, bahkan meski tidak seutuhnya, tetap saja sudah berhasil membuatnya terpancing.     

Darah di sekujur tubuhnya tampak mulai mendidih.     

Sedangkan An Xiaoyang yang merasa lehernya pegal tiba-tiba mengangkat tangan, menguap dan meregangkan tubuh. Alhasil, pergelangan tangannya dengan sengaja dipegang oleh seseorang di detik berikutnya.     

"Aaahhh—!"     

An Xiaoyang berteriak, buru-buru mencoba untuk bangun, tetapi bahunya lebih dulu dibekuk hingga membuatnya tidak bisa bergerak.     

Tanpa ragu Sang No memeluknya erat dari belakang, meletakkan tangan An Xiaoyang di atas meja untuk mengendalikannya di ruang sempit, lalu membungkuk dari belakang untuk mengendus aroma dari lehernya.     

An Xioayang yang awalnya ketakutan, perlahan-lahan mulai tenang setelah melihat lengan dan juga aroma napas yang bercampur dengan keringat begitu familiar untuknya.      

Hanya saja, ketenangan itu hanya bertahan sesaat. Ia langsung melepaskan eraphone-nya sambil berusaha memukul menggunakan tangan kecilnya. "Sang No…! Kamu benar-benar kurang ajar!" Geramnya sembari menggertakkan gigi.     

Tak bisa disangkal, ia benar-benar takut setengah mati.     

Tanpa henti, An Xiaoyang terus mengulurkan tangan untuk memukulnya dan Sang No sama sekali tidak menghindar. Namun, tepat ketika tangannya menyentuh dada sosok tegap di belakangnya, pria ini telanjang?!     

Begitu menyadari hal ini, An Xiaoyang baru melihat jaket yang sudah berserakan di lantai.     

Tubuh berapi-api pemuda itu sangat dekat dengannya, bahkan ujung hidung dan bibirnya yang lurus telah mengusap leher halusnya dari belakang.     

Seketika, tubuhnya serasa disengat listrik, hingga membuatnya seolah mati rasa.     

Ia gemetar dan ingin mendorongnya menjauh. Tapi Sang No terus menempel pada dirinya dari belakangnya, yang membuat sekujur tubuhnya tiba-tiba memanas.     

Ya, ia sedikit merasa takut.     

"Sang No… jangan seperti ini." Lirihnya sembari merasakan sesuatu yang keras di belakangnya.     

Sungguh, An Xiaoyang merasa tidak nyaman. Sampai akhirnya, ia meletakkan tangannya di punggung untuk menyuruh Sang No pergi sambil tetap berusaha untuk menghindar, "Ikat pinggang celana olahraga basketmu menyakitiku."     

Tentu saja Sang No tersentak begitu mendengar penuturan ini.     

Ikat pinggang?     

Sontak saja, ia menundukkan kepala untuk melihat ke bawah. Tiba-tiba, senyum yang tak terlukiskan melintas di matanya dan itu bermakna cukup buruk.     

"Aku memakai celana olahraga tanpa ikat pinggang."     

"Lalu—-"     

Ketika An Xioayang hendak membantah, tiba-tiba saja ia kembali menelan semua kata-katanya.     

Terlihat kedipan kebingungan dari matanya yang besar. Tetapi kebingungan sesaat itu segera digantikan dengan keterkejutan. Hingga akhirnya, wajah kecilnya benar-benar memerah!!!     

"Kenapa?"     

Sang No sengaja meniupkan udara panas ke telinganya seraya menatap matanya lekat-lekat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.