Masih Sakit? (1)
Masih Sakit? (1)
Meski tidak tahu di mana ia sekarang, tetapi ia bisa mencium aroma angin laut.
Meski ia tidak tahu tempat apa ini, tetapi hanya ada kedamaian di hatinya.
Karena, begitu memalingkan wajahnya ke samping, ia melihat ada seseorang di sisinya.
Orang itu berbaring dengan tenang, kulitnya putih, wajahnya tampak elegan, dan bulu matanya yang panjang memunculkan bayangan berbentuk kipas di bawah cahaya.
Bahkan saat tertidur pun, orang itu mampu membuat siapa pun yang melihatnya merasa tertarik untuk mendekat.
Tapi sekarang.
Saat Youyou menatapnya dengan seksama, mata berairnya yang besar berangsur-angsur berubah memerah. Pada saat yang sama, sudut bibirnya perlahan beriak.
Perlahan-lahan ia bergerak mendekatinya, lebih dekat.
Dan kali ini, napasnya telah jatuh di antara lubang hidungnya.
Sampai akhirnya, ia mendaratkan ciuman di bibir pria itu.
Akhirnya pria ini menjadi miliknya, miliknya sepenuhnya. Betapa selama ini Youyou ingin mereka berdua memiliki keintiman, meski pria itu tampak pantang dan acuh tak acuh, meski ia tampak terasing dan dingin seperti bulan yang menggantung.
Karena, sesaat setelah Youyou berangsur-angsur bangun dan sadar, semua yang terjadi semalam seketika muncul di benaknya.
Dalam kabut yang menggairahkan itu.
Ia duduk di atas Jun Hang.
Sementara Jun Hang merentangkan kaki Youyou yang halus sembari memeluk pinggangnya.
Lalu, Jun Hang mencium setiap bagian tubuhnya, meremas dadanya yang membuncit, dan menolak untuk melepaskannya. Jun Hang menyerang setiap inci tubuhnya, yang bahkan membuat Youyou tidak mampu menyangkal segalanya, dan Jun Hang sepenuhnya terukir dalam pikiran Youyou.
Semalam, Youyou telah melakukan sesuatu yang ekstrem dan ia baru tersadar saat bangun karena pria di depannya saat ini adalah Jun Hang.
Ia tidak ingin melewatkan waktu pertama mereka. Ia ingin bertukar dalam ketenangan dan menyatu sepenuhnya dengan Jun Hang. Kali ini, tubuhnyalah yang menunjukkan kepuasan itu.
Jadi ia tahu jika Jun Hang tidak bisa berhenti tadi malam.
Saat ini, wajah Youyou telah dipenuhi dengan kabut kemerahan yang memabukkan. Setelah menjadi seorang wanita dalam semalam, tampaknya setiap lekukan di tubuhnya menjadi semakin menawan. Setiap pandangan menantikan segalanya, menunjukkan rasa malu yang tajam dan jelas.
"... Sudah bangun?"
Setelah Youyou menciumnya diam-diam, alis Jun Hang sedikit menegang, dan kemudian perlahan ia membuka matanya yang jernih dan gelap. Ia benar-benar membuat Youyou mabuk dengan suara serak yang unik khas orang bangun tidur.
Begitu Youyou melihat Jun Hang bangun, ia langsung berbalik.
Seketika, tubuh kecil Youyou masuk ke dalam selimut, hanya menyisakan setengah dari wajah merah kecilnya, dan menghindari pandangannya dari Jun Hang.
Ia menggigit bibirnya kuat-kuat. Sejujurnya, ia tidak menyangka jika Jun Hang akan bangun secepat ini. Karena pikirannya saat ini masih dipenuhi dengan kenangan tak berujung tadi malam, jadi Youyou benar-benar malu dan tidak tahu harus berbuat apa di hadapan Jun Hang.
Dan tepat saat itu.
Suara Jun Hang yang rendah, elegan, dan pelan menyeruak masuk ke telinga Youyou, "Apakah masih sakit?"
Masih sakit?
Kata-kata ini seperti minyak yang disiramkan ke dalam api, membuat pipi Youyou yang sudah merah semakin terbakar.
Apa, apanya yang masih sakit?
Tanpa memedulikan apa pun lagi, Youyou langsung membenamkan kepalanya semakin dalam sembari membuat suara mencicit seperti dengungan nyamuk, "Tidak, tidak sakit."
"Bagaimana bisa tidak sakit? Itu robek."
"Aahh…!"
Youyou benar-benar terkejut. Begitu menatap Jun Hang, ia melihat pria itu telah mengulurkan lengannya yang ramping dan kuat untuk mengangkat tubuh kecilnya. Sontak, Youyou berseru dan tanpa sadar memegang selimut erat-erat untuk menutupi dadanya.
Tapi ia sama sekali tidak menyangka jika tangannya langsung ditekan oleh Jun Hang dan dipaksa untuk dijauhkan.
Youyou tak lagi mampu menutupi wajahnya yang tersipu. Ia hanya bisa menutup matanya erat-erat dengan napas yang sudah tidak karuan.
Ia pikir Jun Hang ingin melakukan sesuatu, tapi ternyata...