Mata Merah dan Mulut Bengkak (2)
Mata Merah dan Mulut Bengkak (2)
Namun, tiba-tiba saja Youyou mengaitkan lengan ke leher Jun Hang, mengerucutkan bibir merahnya ke bibir Jun Hang, lalu menggigitnya.
Jun Hang terpana di tempat.
Youyou ingin mencium Jun Hang, tetapi keahliannya benar-benar tidak baik, terlalu kikuk.
Akhirnya, Jun Hang menghentikannya sejenak, lalu tiba-tiba berbalik, memegang bagian belakang kepala Youyou, menciumnya, yang membuat mereka secara aktif terjerat satu sama lain, dan mengaitkan bibir dan lidah keduanya.
Youyou dan Jun Hang jarang sekali berciuman. Tetapi setiap kali Jun Hang menciumnya, Youyou seperti tidak bisa menahan pikirannya carut marut yang berkecamuk di kepalanya. Rasanya benar-benar tak tertahankan.
Ini luar biasa.
Ia seperti kembali ke masa kecil. Di mana ia memiliki mimpi menjadi gadis paling manis dan pemalu di loteng kecil yang tergantung di bulan yang dingin.
Kehangatan itu bagaikan rasa cinta pertama yang masih murni dan polos, yang membuat orang berdebar tak henti-hentinya.
Tepat saat ini.
Matahari terbenam dan warna merah telah menghiasi langit di ujung sana.
Karena mereka berada di lantai yang tinggi, pemandangannya terlihat sangat mempesona. Di lantai ini, tampak bayangan seorang gadis dengan mengenakan baju kamuflase sedang berjongkok, sementara seorang pria yang duduk di kursi roda itu mencondongkan tubuh ke depan. Gadis itu tampak mengaitkan lengannya ke leher sang pria dan menciumnya dengan dalam.
Tak bisa dipungkiri, adegan ini sangat indah.
Sementara Leng Yunchen terus melihat jamnya di luar pintu dan menunggu selama beberapa saat. Ia ingin mengetuk lagi. Tapi begitu mengulurkan tangannya, ia mendapati pintu itu sepertinya tidak terkunci dan ada celah untuk mengintip di dalam.
Sontak, ia tertegun saat menyentuh pintu dengan ringan. Tiba-tiba, sebuah pemandangan muncul di antara celah-celah pintu.
Pemandangan itu merasuk begitu saja ke dalam matanya.
Dari tempatnya, Leng Yunchen menatap dua orang yang masih berciuman. Setelah melihat selama beberapa detik, entah apa yang ia pikirkan, tiba-tiba ia menarik tangannya dan berbalik ke bawah.
"Kenapa kamu turun?"
Su Xun bertanya bingung.
Leng Yunchen melepas topinya, sedikit menggosok rambutnya, duduk di kursi sofa, mencondongkan tubuh ke depan, dan mengeluarkan rokoknya.
"Tidak boleh! Ada area bebas rokok di sana. Di sini ada pasien, Kak Yunchen."
Saat Ye Zi menatap Leng Yu Chen akan menyalakan rokok, ia buru-buru menghentikan.
Su Xun menatap Ye Zi dengan sangat cermat hingga ia bisa memperhatikan semuanya. Tentu saja, perasaan manis yang menyusup di hatinya tak lagi bisa dicegah.
Betapa baiknya Ye Zi.
Sementara Leng Yunchen yang memandang mereka berdua, entah kenapa hatinya serasa penuh sesak. Ia segera bangkit dan pergi ke sisi lain untuk merokok sambil menunggu Youyou.
Begitu ia pergi, Ye Zi menusuk lengan Su Xun dan sedikit mengernyit, "Su Xun, ada apa dengannya?"
Su Xun mendongak ke atas, menyentuh tangan kecilnya dan berkata, "Mungkin sesuatu terjadi di lantai atas yang seharusnya tidak dia lihat."
Tepat saat itu, pintu ruang kerja di lantai atas terbuka, lalu Jun Hang dan Youyou turun bersama.
Setelahnya, Ye Zi mendapati wajah aneh Youyou, "Youyou, apa kamu enggan pergi? Mengapa mata dan hidungmu merah?"
Gerakan Youyou seketika melambat. Bahkan ia tak mampu membuka suaranya.
Sedangkan di sisi lain, Su Xun tersenyum penuh arti, "Bukan hanya mata dan hidungnya yang merah, tetapi lipatan bibirnya masih merah dan bengkak."
Begitu Ye Zi mendengar ini, ia segera mengambil sesuatu untuk memukulnya, "Jangan sok tahu kamu!"
Detik itu juga Youyou menutupi wajahnya lantaran malu.
Lalu ia mengubah topik pembicaraan, "Di mana Ah Chen?"
Tanpa ragu, Ye Zi menunjuk ke satu arah, "Itu, dia menunggumu di sana."
Youyou mengangguk dan berencana untuk memanggilnya.
Namun saat itu.
Pintu sandi di lantai markas terbuka. Sosok Rong Zhan dan Sang Xia muncul di sana.
Semua orang tahu bahwa Jun Hang telah mengoperasi otak Sang Xia sejak lama. Dan ketika Ye Zi melihat kemunculan Sang Xia, ia langsung melompat, "Kak Sang Xia ..."