Jangan Balik Bicara Padaku!
Jangan Balik Bicara Padaku!
"Ya, lumayan cantik," Qiao Mianmian juga mengakui hal ini secara objektif.
Meskipun Qiao Mianmian tidak terlalu menyukai Shen Rou, ia tidak menyangkal bahwa Shen Rou sangat cantik. Dengan latar belakang yang bagus, penampilan yang cantik, dan juga pendidikan di universitas bergengsi, wanita seperti itu pasti sebagai dewi di dalam hati banyak pria.
———
"Nona Shen, silakan di sini," kata pelayan sambil membawa Shen Rou ke posisinya dengan hormat.
Shen Rou terus berjalan dan tiba-tiba menghentikan langkahnya. Ia menoleh dan melihat ke meja di sebelahnya. Wajahnya sedikit berubah dan ia berteriak kaget, "Xiaoxin?"
Shen Xin, yang sedang berbicara dengan Qiao Chen, tertegun dan mengangkat kepalanya. Saat ia melihat Shen Rou, ekspresinya sedikit berubah dan ia memanggil, "Kakak."
Shen Rou menatap Shen Xin, kemudian menatap Qiao Chen yang duduk di sebelahnya. Alisnya segera berkerut dan nada bicaranya juga berubah menjadi tegas, "Xiaoxin, apa yang kau lakukan di sini? Siapa anak laki-laki di sebelahmu?"
Shen Xin sejenak kebingungan, tetapi ia segera menjadi tenang kembali. Sudut bibirnya terangkat hingga tersenyum, kemudian ia bangkit untuk memperkenalkan Qiao Chen kepada Shen Rou, "Kakak, aku datang ke sini untuk makan. Ini teman sekelasku, namanya Qiao Chen. Qiao Chen, ini adalah kakakku."
Saat Qiao Chen melihat Shen Xin berdiri, ia juga sungkan dan merasa tidak enak untuk duduk. Ia pun juga ikut berdiri. Qiao Chen mengangguk kepada Shen Rou dan berkata, dengan tidak sombong dan rendah hati, "Nona Shen, halo."
Tatapan tajam Shen Rou tertuju ke wajah menawan Qiao Chen yang sedikit pucat. Ketika ia mendengar Shen Xin mengucapkan nama 'Qiao Chen', ekspresi wajahnya langsung berubah. "Qiao Chen? Apakah kau adalah anak satu-satunya?"
Pertanyaan ini sangat aneh. Bahkan, Shen Xin tidak mengerti mengapa kakaknya menanyakan hal ini. Tetapi, Qiao Chen menjawab dengan sopan, "Tidak, di keluargaku masih ada dua orang kakak perempuan."
"Dua kakak perempuan?"
"Iya."
Setelah Shen Rou selesai bertanya, ekspresi wajahnya bahkan menjadi lebih sulit untuk dijelaskan. Ia menatap Qiao Chen dengan mata yang rumit selama beberapa detik, lalu tiba-tiba menoleh dan berteriak pada Shen Xin dengan marah, "Xiaoxin, pulang sekarang."
"Kakak?" Shen Xin mengerutkan kening sambil mengerucutkan bibir merah mudanya, "Aku masih makan dengan teman sekelasku. Kenapa kau ini? Sangat menakutkan."
"Aku menyuruhmu pulang, langsunglah pulang. Jangan balik bicara padaku!" kata Shen Rou dengan sikap yang galak, "Segera pulang! Kalau tidak, aku akan meminta Ayah untuk mengurangi uang sakumu bulan ini! Apa kamu dengar itu?"
Shen Xin adalah seorang putri kecil yang benar-benar dimanja di rumah. Karena ia adalah anak yang paling kecil, ayah dan ibu Shen akan lebih memanjakannya sedikit. Shen Rou juga menyayangi adiknya ini.
Shen Xin dimanjakan oleh seluruh keluarga sejak masih kecil. Ia tidak pernah menderita sedikitpun dan juga tidak pernah dianiaya. Sekarang, tiba-tiba ia juga diteriaki oleh kakak yang mencintainya dan nada bicara Shen Rou juga begitu galak.
Mata merah Shen Xin seketika terlihat sedih. Ia mengangkat dagunya dengan keras kepala dan berkata dengan marah, "Kakak, kau bisa datang ke sini untuk makan, kenapa aku tidak boleh? Aku tidak mau pulang."
Diam-diam Shen Xin menggerutu sendiri, "Tadi baik-baik saja, mengapa sekarang kau marah padaku? Huh, itu aneh."
Ekspresi Shen Rou terlihat buruk ketika melihat Shen Xin tidak patuh, "Kau tidak mau pulang, kan?"