Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Apa-apaan Ini, Pergi Ke Gunung Untuk Melihat Bintang



Apa-apaan Ini, Pergi Ke Gunung Untuk Melihat Bintang

0Keduanya mengobrol sebentar, lalu ponsel Qiao Mianmian dan Jiang Luoli berdering pada saat yang bersamaan.     

Qiao Mianmian mengangkat telepon dan mendengar pertanyaan Mo Yesi. "Sayang, apakah kau masih di luar? Kapan kau akan kembali?"     

Sebelum Qiao Mianmian sempat menjawab, Mo Yesi sudah bicara lagi, "Di mana kau, aku akan menjemputmu sekarang."     

"Apakah kau sudah pulang kerja?" Qiao Mianmian memeriksa waktu, tapi saat ini belum waktunya untuk selesai bekerja.     

"Iya, aku selesai lebih awal hari ini." Mo Yesi bertanya sekali lagi. "Di mana kau sekarang? Aku segera datang."     

"Aku bersama dengan Luolo." Qiao Mianmian melihat Jiang Luoli di hadapannya, berpikir sejenak, kemudian baru berkata, "Baiklah, aku akan mengirimkan alamatnya padamu, kau kesini saja."     

Qiao Mianmian menutup teleponnya dan membuka WeChat untuk mengirim lokasi.     

Begitu Qiao Mianmian mengirimkan alamatnya pada Mo Yesi, Qiao Mianmian melihat dua pria jangkung dengan setelan pakaian berwarna hitam. Dua pria jangkung itu berjalan mendekati mereka.     

Keduanya langsung menuju meja mereka.     

Qiao Mianmian mendongak menatap mereka dengan penjagaan dan kewaspadaan di matanya.     

Dua pria itu justru menundukkan kepala menatap Jiang Luoli dan berkata dengan sikap yang sangat hormat. "Nona Jiang, Tuan meminta kami datang untuk menjemput Anda untuk makan malam bersama."     

Jiang Luoli menutup telepon, mengangkat kepalanya dan menatap dua orang pria di hadapannya tanpa ekspresi. "Maaf, tolong sampaikan kepadanya, aku sudah ada janji malam hari ini."     

Kedua pria berpakaian hitam itu tercengang, kemudian ada ekspresi sulit di wajah mereka. "Tapi, Tuan sudah mengatakan bahwa kami harus menjemput Anda. Nona Jiang, Anda ..."     

"Aku akan memberitahunya." Jiang Luoli menundukkan kepala, menatap ponselnya, dan menekan nomor ponsel Mo Shixiu di hadapan dua orang pengawal.     

Setelah berdering tiga atau empat kali, panggilannya sudah terhubung.     

Suara yang dalam, dingin, tetapi magnetis terdengar di ujung telepon lainnya. "Selamat siang, Nona Jiang."     

"..." Jiang Luoli terdiam.     

"Aku meminta orang untuk datang menjemputmu, apakah mereka sudah sampai?"     

"..." Jiang Luoli masih tidak berkata-kata.     

"Aku tidak terlalu sibuk hari ini, jadi aku bisa mengatur untuk kencan malam ini. Aku tidak tahu cara berkencan seperti apa yang Nona Jiang sukai, rencanaku adalah kita makan malam bersama, kemudian pergi menonton konser, dan lebih malam sedikit, kita bisa pergi ke gunung untuk melihat bintang. Bagaimana menurutmu, Nona Jiang?"     

"..." Jiang Luoli masih tidak berkata-kata.     

Jiang Luoli hampir tidak bisa menahan untuk menyemprotkan sesuatu.     

Lupakan tentang mendengar konser. Meskipun itu bukan seleranya, tapi itu masih dapat dianggap normal. Tapi, pergi ke gunung untuk melihat bintang? Kencan macam apa itu.     

Apakah masih ada orang yang menyukai cara berkencan seperti ini hari ini? Apalagi ini musim panas, jika pergi ke gunung untuk melihat bintang, memang dia bisa yakin tidak akan digigit nyamuk?     

"Nona Jiang, apakah kau mendengar perkataanku?" Mungkin karena Jiang Luoli terus diam, Mo Shixiu pikir Jiang Luoli tidak mendengar perkataannya barusan.     

"Uhuk, uhuk, aku mendengarnya." Sudut bibir Jiang Luoli berkedut. "Aku ingin bertanya sesuatu. Apakah Tuan Mo ... Anda serius?"     

Jiang Luoli ingin memastikan bahwa Mo Shixiu tidak menggodanya atau membuat lelucon.     

"Aku tentu saja serius." Mo Shixiu berkata dengan suara yang seriu,. "Setiap kata yang aku katakan pada Nona Jiang adalah serius. Karena kau sudah mendengarnya, maka mengenai saran barusan, kau ..."     

"Maaf Tuan Mo, aku sudah ada janji malam ini." Karena Jiang Luoli telah mengambil keputusan, ia tidak akan terlibat dengan pria ini lagi, bahkan jika Mo Shixiu adalah godaan yang sangat-sangat besar baginya. .     

Menahan godaan seperti ini sangat-sangat sulit.     

Tapi, Jiang Luoli juga harus menahan diri. Seberapa besar godaannya, dan seberapa besar kemungkinannya untuk tenggelam di masa depan, masih lebih baik membunuh semua yang berada di dalam buaian sejak awal.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.