Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Panggil Aku Suami, Aku Tidak Akan Marah



Panggil Aku Suami, Aku Tidak Akan Marah

1Qiao Mianmian menebaik Mo Yesi pasti belum makan. Mo Yesi langsung terbang ke sini setelah pulang kerja. Ia tahu betapa pemilihnya pria ini. Bahkan jika ada makanan organik di pesawat dan makanan penerbangan kelas satu pasti sangat enak, tapi Mo Yesi tidak akan memakannya. Mo Yesi memiliki persyaratan yang tinggi terhadap bahan makanan. Jika bukan bahan yang paling segar, Mo Yesi tidak akan meliriknya.     

Mana mungkin Mo Yesi masih marah. Suara lembut dan manis gadis lembut itu, ditambah bibir yang baru saja dicium lembut dan basah, dengan aroma manis seperti permen. Bahkan hatinya juga terasa tercium. Suatu tempat di hatinya, sudah sejak awal melembut. Terutama saat Qiao Mianmian memanggilnya 'suami' barusan. Meski tidak langsung memanggilnya suami, tapi kata 'suami' dengan lembut dan genit itu seketika membuatnya menyerah.     

"Sayang, kau barusan memanggilku 'suami'."     

Mo Yesi mengulurkan tangan dan menarik gadis di sampingnya ke dalam pelukan. Ia menunduk dan membenamkan kepalanya ke rambut Qiao Mianmian dan mengambil napas dalam-dalam. Ia berkata dengan suara serak, "Panggil sekali lagi, aku tidak akan marah.     

Mo Yesi tidak hanya tidak marah, ia bahkan akan memberikan nyawanya pada Qiao Mianmian.     

Qiao Mianmian biasanya tidak enak hati memanggil seperti itu. Ia selalu merasa bahwa dirinya terlalu canggung. Ia masih tidak terbiasa ... memanggil Mo Yesi dengan sebutan suami. Meskipun pria ini sudah lama menjadi suaminya secara sah, tapi seolah-olah ia belum pernah secara resmi memanggil Mo Yesi suami.     

Mo Yesi meminta beberapa kali. Qiao Mianmian tidak malu dan segera menurut. Pada saat ini, ia ingin membujuk pria itu, sehingga Qiao Mianmian tidak terlalu banyak berpikir. Selama ia bisa sesegera mungkin membujuk Mo Yesi, Mo Yesi bisa memintanya melakukan apapun, tidak masalah. Bukankah ia hanya perlu memanggilnya 'suami'? Tidak ada kesulitan sama sekali!     

"Aku akan melakukannya, apakah kau tidak akan marah?" Mata gelap dan lembut Qiao Mianmian berkedip dengan ekspresi lucu menatap Mo Yesi. Setelah bertanya, ia menggigit sudut bibir bawahnya dengan ringan.     

Tampaknya Qiao Mianmian sendiri tidak tahu betapa menggoda tindakannya ini.     

Jakun Mo Yesi bergerak naik turun, matanya yang gelap jatuh ke bibir merah muda Qiao Mianmian yang lembut dan lezat. Matanya redup dan ia merasakan ada hawa panas yang tiba-tiba muncul di dalam tubuhnya. Ada dorongan untuk menindih Qiao Mianmian di bawah tubuhnya dan menggertaknya dengan ganas. Tapi ia berjuang mati-matian menekan nafsu ini.     

Lengan di pinggang Qiao Mianmian mengencang, dan ia berkata dengan suara serak, "Iya, panggil aku 'suami', aku tidak akan marah."     

Mo Yesi juga tahu jika ia melewatkan kesempatan ini, ia tidak tahu kapan lagi dapat meminta Qiao Mianmian memanggilnya 'suami.'     

Istrinya sangat malu. Ia sudah bertanya berkali-kali sebelumnya, tapi tetap saja tidak membuat Qiao Mianmian mau melakukannya. Kali ini adalah kesempatan yang besar. Qiao Mianmian ingin membujuknya, persyaratan yang ia sebutkan juga tidak keterlaluan. Qiao Mianmian pasti akan menyetujuinya. Ia tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan yang begitu baik.     

"Um, kalau begitu ... baiklah."     

Qiao Mianmian mengangkat kepalanya, melihat wajah tampan dan dalam Mo Yesi dengan pipi kemerahan, kemudian melihat mata gelap dan dalam Mo Yesi. Setelah saling bertatapan, ia menahan perasaan tidak nyaman, dan berbisik, "Suamiku …"     

Astaga, ia benar-benar malu. Wajahnya menjadi semakin panas setelah memanggilnya, ia merasa bahwa setiap pori di wajahnya mengepul.      

Lengan Mo Yesi yang memeluk pinggangnya semakin mengencang, napas panas dan terengah-engah pria itu menerpa di atas kepalanya. Kepalanya ditekan menempel ke dada Mo Yesi, sehingga ia dapat mendengar detak jantung pria itu yang berdetak semakin cepat.     

"Sayang, panggil sekali lagi." Mo Yesi memeluknya erat, dan suaranya dua kali lebih serak dari sebelumnya, kemudian ia mengulang, "Sayang, panggil sekali lagi."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.