Apakah Kau Benar-benar Kehilangan Akal Sehatmu
Apakah Kau Benar-benar Kehilangan Akal Sehatmu
"A Si, apakah kau benar-benar kehilangan akan sehatmu? Kau malah masih saja memikirkan seorang wanita yang begitu meresahkan. Cepat kembali, aku tidak mengizinkanmu pergi menemuinya!"
Wajah Mo Yesi seketika berubah kesal. "Ibu, omong kosong apa yang kau bicarakan? Dia bukan wanita yang meresahkan. Aku sudah mengatakan bahwa itu hanya salah paham. Setelah aku kembali, aku akan menjelaskan sejelas mungkin pada ibu. Aku mengetahui dengan jelas wanita seperti apa istriku."
Nyonya Mo sangat marah hingga merasa hampir mati. "Salah paham? Tidak ada angin, tidak akan ada ombak, mengapa orang lain tidak memiliki begitu banyak kesalahpahaman, tetapi dia sangat banyak? Sudah jelas kalau dia meresahkan sampai bisa menggoda laki-laki manapun.
"Sebagai suaminya, apakah kau tidak marah setelah melihat berita itu? Apalagi, dia sudah menikah dengan keluarga Mo, dia seharusnya berinisiatif keluar dari industri hiburan, itu baru benar. Bagaimana mungkin menantu keluarga Mo kita bisa menjadi seorang selebriti berstatus rendahan?
"Kau juga, masih saja mendukungnya untuk terus menjadi selebriti? Mo Yesi, kau benar-benar sudah kehilangan akal sehat, kau benar-benar dibuat kebingungan hingga kehilangan akal sehat oleh selebriti kelas rendahan. Apakah kau bahkan tidak tahu apa yang kau lakukan?"
Saat mendengar kata 'selebriti', kemarahan Mo Yesi semakin meningkat/ "Aku mengatakan untuk terakhir kalinya. Ibu, karena kau sudah susah payah melahirkanku, terima kasih atas cinta dan kasih sayang yang ibu berikan sejak kecil, jadi aku sangat mencintai dan menghormatimu, dan memperlakukanmu sebagai orang tua yang sangat penting.
"Tapi bukan berarti ibu bisa menghina istriku sembarangan." Wajah Mo Yesi sudah benar-benar gelap, ia mengepalkan tangan untuk menahan amarah. "Karena kau adalah ibuku, jadi aku akan menahannya untuk terakhir kali. Jika di kemudian hari kau seperti ini lagi, jangan salahkan aku jika aku melakukan hal yang tidak patuh."
Nyonya Mo hampir meraung. "Kau ... kau sedang mengancamku?! Mo Yesi, kau benar-benar berani mengancam ibumu! Semua yang aku lakukan adalah untuk kebaikanmu. Sekarang kau dibuat terpesona olehnya sekarang, sehingga kau tidak tahu apa yang sedang kau lakukan!"
"Ibu, jika kau terus berbicara seperti ini, kita tidak akan bisa bicara dengan akal sehat. Pesawatnya akan lepas landas. Sudah cukup, jangan meneleponku lagi."
Setelah selesai berbicara, Mo Yesi segera menutup telepon saat raungan marah Nyonya Mo terdengar. Segera, Nyonya Mo menelepon lagi. Mo Yesi menunduk untuk melihatnya dan langsung menutup telepon. Tidak sampai tiga detik, Nyonya Mo meneleponnya lagi. Kali ini, Mo Yesi tidak hanya menutup teleponnya, tapi juga memblokir nomor ponsel Nyonya Mo.
"Ibu-ibu, Bapak-bapak, selamat datang di ..."
Suara manis pramugari terdengar. Seorang pramugari berjalan menghampiri Mo Yesi, ia menundukkan kepala menatap Mo Yesi dengan wajah merah. "Tuan, pesawat akan segera lepas lantas, tolong matikan komunikasi elektronik Anda."
Mo Yesi menundukkan kepala menatap WeChat yang dikirim Bai Yusheng kepadanya 40 menit yang lalu. Setelah membaca kata demi kata, ia mematikan telepon.
Bai Yusheng berkata bahwa Qiao Mianmian tinggal di kamarnya dengan aman. Sama sekali tidak ada masalah. Adapun alasan Qiao Mianmian tidak membalas pesan, Bai Yusheng memintanya bertanya sendiri. Saat ia tahu bahwa Qiao Mianmian aman, tali ketat di kepala Mo Yesi akhirnya mengendur. Semua kecemasan, kepanikan, dan ketakutan, juga hilang.