Diam-Diam Menikah Dengan Konglomerat

Didominasi Rasa Takut yang Tidak Bisa Dijelaskan



Didominasi Rasa Takut yang Tidak Bisa Dijelaskan

1Setelah Wei Zheng pergi, pintu kantor pun menutup. Mo Yesi menundukkan kepala dan langsung mencium Qiao Mianmian lagi. Namun kali ini bibir hangat Mo Yesi malah mencium punggung tangan wanita dalam pelukannya. Ia mengerutkan kening karena tidak senang.     

Qiao Mianmian mengangkat kepala sambil melotot ke arah Mo Yesi. Setelah melepas tangannya, ia mendorong wajah Mo Yesi yang mendekat. "Apa kau tidak mau melihat hadiah apa yang aku berikan kepadamu?"     

Mata hitam pekat Mo Yesi tertuju pada bibir merah mudanya yang sedikit merah dan bengkak. Tampaknya melihat bibir Qiao Mianmian yang berkilau basah itu membuat matanya menjadi gelap. Sebenarnya Mo Yesi ingin mengatakan yang sebenarnya, kalau saat ini Mo Yesi lebih ingin mencicipi bibirnya yang manis daripada membuka hadiah yang diberikan Qiao Mianmian.     

"Baiklah, hadiah apa yang kau beli?"     

Tapi Mo Yesi masih belum berkata terus terang. Ia menahan keinginannya dan bertanya seperti memang ingin tahu.     

Qiao Mianmian tidak menjawab, ia hanya menarik satu tangan Mo Yesi ke samping dan membawanya ke meja kopi. Dari dalam tas belanja, Qiao Mianmian mengeluarkan dasi dan kemeja.     

"Ini dia." Mata Qiao Mianmian menunjukkan sorot penantian. Ia memperhatikan raut wajah Mo Yesi. "Wei Zheng memiliki postur tubuh yang hampir sama denganmu, jadi aku meminta Wei Zheng mencobanya. Harusnya ukuran baju itu pas untukmu. Cobalah dulu, jika tidak cocok aku akan menukarnya kembali."     

Mo Yesi menunduk.     

Qiao Mianmian membelikannya kemeja hitam dan dasi dengan warna yang sama. Mo Yesi mengulurkan tangan untuk menerimanya. Ia melihat pemberian itu, namun hatinya tidak tertuju pada kemeja dan dasi dari Qiao Mianmian. Sambil membuka hadiah, Mo Yesi pura-pura bertanya dengan santai, "Kau merasa postur tubuhku hampir sama dengan Wei Zheng?"     

"Benar." Qiao Mianmian masih tidak mendengar ada yang tidak beres dalam kalimat Mo Yesi. Ia mengangguk dan berkata, "Kalian sama-sama kurus, hanya saja dia lebih pendek sedikit darimu. Pakaian dengan ukuran ini bisa dikenakan oleh orang yang tingginya mirip seperti kalian. "     

Mo Yesi mengangguk, tapi wajahnya tampak aneh. Ia membuka bungkus kemejanya. Jari-jarinya yang panjang dan rapi menelusuri kancing berwarna gelap di sana, kemudian bertanya lagi dengan nada bicara asal-asalan, "Hubungan kau dan Wei Zheng tampaknya cukup baik?"     

Sampai saat ini Qiao Mianmian masih belum menemukan keanehan. Ia masih saja mengangguk dengan jujur. "Lumayan ,lah. Temperamen Wei Zheng cukup baik, dan kesabarannya juga bagus. Dia barusan menemani aku berbelanja cukup lama, tapi dia tidak sedikit pun mengeluh. Selain itu juga, saat aku membeli sesuatu, dia masih memberikan banyak masukan. Jadi aku merasa kepribadiannya cukup baik!"     

Akhirnya Mo Yesi tak bisa menahan ekspresinya lagi. Saat mendengar kalimat terakhir QIao Mianmian yang mengatakan, 'Aku merasa kepribadiannya cukup baik', sorot dingin melintas di mata pria itu, kemudian mendengus dingin dari hidungnya. Tampaknya, ia akan segera mengirim Wei Zheng ke negara F.     

Di luar kantor, Wei Zheng yang masih merasa gemetar baru berjalan kembali ke tempat kerjanya. Ia tiba-tiba merasa hidungnya gatal dan bersin beberapa kali berturut-turut. Pada saat yang sama, ia merasa punggungnya terkena hawa dingin. Seketika keringat dingin mengucur di seluruh tubuhnya.      

Wei Zheng merasa seolah sedang didominasi rasa takut yang tidak bisa dijelaskan. Perasaan khawatir itu juga semakin kuat. Mengapa ia merasa jaraknya dengan Negara F semakin dekat? Apakah mungkin karena ia terlalu memikirkannya secara berlebihan, makanya jadi terasa seperti itu?     

Di dalam kantor, Mo Yesi telah memutuskan tanggal spesifik Wei Zheng akan dikirim ke negara F. Tiba-tiba, lengan harum nan lembut melingkari lehernya.      

Mo Yesi terkejut. Begitu ia menunduk, ia bertemu dengan sepasang mata hitam dan lembut. Mata wanita itu selembut air dan terlihat seperti bintang yang menatapnya ringan. Qiao Mianmian membuka mulutnya dan suaranya juga terdengar sangat membuai, "Mo Yesi, lebih baik bajunya tidak perlu kau coba. Aku tiba-tiba merasa mungkin ukurannya tidak terlalu cocok untukmu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.