Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia adalah Dia, Aku adalah Aku



Dia adalah Dia, Aku adalah Aku

1Lift bergerak turun ke bawah dan berhenti di lantai paling bawah. Ketika keluar dari lift, mereka sudah berada tempat parkir. Ketika mereka keluar dari lift, Xiao Cheng berkata dengan ekspresi wajah ragu-ragu, "Presiden Ji, klien kita sudah pergi ke kedai teh. Kalau Anda melanggar janji temu…"     

"Kalau begitu suruh mereka untuk kembali," ucap Ji Jinchuan sambil terus berjalan menuju Maybach hitamnya.     

***     

Keluar dari rumah sakit…      

Asisten Zhang tidak berani memperlambat gerakannya. Dia pergi ke tempat parkir untuk mengambil mobil, sementara Gu Jinchen menunggu di pintu keluar rumah sakit. Segera setelah itu, Rolls Royce berhenti di depannya. Begitu mobil berhenti, dia membuka pintu dan masuk ke dalam. Dua pengawal tadi juga ikut naik ke dalam mobil. Satu orang duduk di belakang bersamanya dan satu lainnya duduk di kursi penumpang sebelah pengemudi.     

Gu Jinchen sangat khawatir dengan Chen Youran, jadi dia terus mendesak Asisten Zhang untuk mengemudi lebih cepat. Asisten Zhang tidak menjawab apa pun, namun ketika Gu Jinchen mendesaknya lagi, dia berkata, "Sebenarnya, ketika Anda sudah memberitahu Presiden Ji, dia pasti langsung pergi untuk menyelamatkan Nona Chen. Seharusnya Anda tidak perlu…"     

"Dia adalah dia, aku adalah aku," sela Gu Jinchen.      

Kata 'cemas' yang sudah sampai di ujung mulut Asisten Zhang dihentikan oleh perkataan Gu Jinchen.     

Ketika Gu Jinchen mengatakan ini, dia tampak seperti orang yang kehilangan kendali, tidak seperti sikapnya yang biasanya. Dia pun mencoba untuk kembali ke keadaan tenang dan mengontrol emosinya. Maksud perkataan Gu Jinchen itu tidak terlihat jelas. Hati Asisten Zhang menjadi gugup, namun dia harus tetap melakukan perintahnya. Dia menginjak pedal gas ke bawah dan mempercepat laju mobil.     

Ketika melewati Jalan Nanqiao, Asisten Zhang berhenti karena kemacetan di depannya. Gu Jinchen pun menurunkan jendela mobil dan melihat ke depan. Beberapa jenis model berjajar membentuk seperti naga. Sepertinya jalannya tidak akan mulus untuk sementara waktu.     

Asisten Zhang menatapnya melalui kaca spion dan bertanya, "Presiden Gu, apa yang harus saya lakukan sekarang?"     

Gu Jinchen sangat khawatir dan ingin menyuruh Asisten Zhang memutarbalikkan mobilnya untuk mengambil jalan lain. Namun, beberapa mobil telah berada di belakang mereka dan membuat mereka terperangkap di tengah. Sekarang, dia dalam keadaan dilema. Dia berpikir sejenak, mendorong pintu agar terbuka, dan keluar dari mobil.      

"Kamu tunggu di sini. Aku akan pergi ke depan untuk menghentikan taksi," ucap Gu Jinchen.     

Asisten Zhang tidak berani untuk membiarkan Gu Jinchen pergi ke Gudang Xijiao sendirian. Dia juga ikut turun dari mobil dan memberitahu pengawal yg duduk di kursi penumpang depan untuk mengambil alih kemudi, "Presiden Gu dan aku akan pergi ke Gudang Xijiao terlebih dahulu. Dan kalian cepat menyusul ke sana setelah jalannya terbuka dan lancar."     

Setelah pengawal itu menjawab dan mengangguk tanda mengerti, Asisten Zhang melihat Gu Jinchen yang sudah pergi cukup jauh. Dia pun segera berlari untuk mengikutinya. Kedua orang itu melewati celah di antara mobil-mobil. Mereka melangkah maju dengan cepat. Setelah berjalan sekitar 200 meter, mereka melihat dua mobil di belakang mereka. Para pemiliknya tampak sedang bertengkar dan rupanya hal itu lah membuat jalan menjadi macet seperti ini.     

Setelah keluar dari jalan raya, mereka berjalan agak jauh. Di persimpangan, Gu Jinchen menghentikan taksi. Dia membuka pintu kursi penumpang depan dan duduk di dalamnya. Sementara itu, Asisten Zhang duduk di kursi penumpang belakang, kemudian menyebutkan alamat yang hendak mereka tuju.     

"Itu adalah tempat terpencil. Apa yang akan kalian lakukan di sana?" Sopir taksi itu adalah orang asing dan bahasa mandarinnya agak kaku.     

Gu Jinchen sangat khawatir dan menekan bibirnya dengan erat, jadi Asisten Zhang yang menjawab, "Yang perlu kamu lakukan saat ini hanyalah mengemudi dengan cepat menuju ke tempat itu. Dan kami akan membayarmu dua kali lipat."     

"Hari akan segera gelap. Aku khawatir kalian akan bertemu dengan beberapa orang jahat kalau nekat pergi ke sana. Itu sebabnya aku bertanya kepada kalian sebelum pergi. Aku hanya merasa khawatir. Kalian harus berhati-hati," tutur sopir tersebut dengan jujur.     

"Terima kasih," ucap Asisten Zhang.     

Gu Jinchen belum mengucapkan sepatah kata pun sejak naik ke dalam taksi. Dia hanya melihat pepohonan hijau yang bergoyang di luar melalui jendela. Dan seketika dia mengingat tahun itu, ketika dia membawa Chen Youran kembali ke kediaman Keluarga Gu untuk mengambil barang-barang miliknya. Wanita itu pun menunggunya di ruang tamu. Ketika dia turun dari lantai atas, ada Gu Shiqi di ruang tamu selain Chen Youran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.