Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Suami Istri Sama-sama Mengalami Sakit



Suami Istri Sama-sama Mengalami Sakit

0Chen Youran tertegun karena kehadiran Qiu Shaoze. Saat ini, Qui Shaoze mengenakan mantel katun petugas keamanan dengan rambut kusut. Dia tampak seperti baru bangun tidur. Chen Youran pun menggerakkan bibirnya dan bertanya, "Mengapa kamu ada di sini?"     

"Aku di luar semalaman untuk menunggumu bangun." Qiu Shaoze mengusap matanya yang merah.     

"Untuk apa kamu menungguku bangun? Sudah ada Ji Jinchuan di dalam sini." Chen Youran tidak mengetahui bahwa semua orang sudah tahu hubungannya dengan Ji Jinchuan yang sebenarnya.     

Qiu Shaoze menguap dan berkata, "Ini adalah kesalahanku karena telah membuatmu mengalami kecelakaan. Dan aku tidak bisa mengabaikan hati nuraniku karena merasa bersalah. Jadi, aku menunggumu untuk bangun."     

"Apa kamu benar-benar melihat ramalan cuaca kemarin?" tanya Chen Youran. Tidak lama setelah mereka meninggalkan kuil seusai membuat permohonan, hujan mulai turun. Dia sudah memikirkan pertanyaan ini sejak saat itu.     

"Aku melihatnya…" Qiu Shaoze menjambak rambutnya yang berantakan dan bergumam dengan aneh, "Hanya saja, aku tidak melihatnya kemarin pagi. Aku melihatnya pada malam sebelumnya."     

Mata Chen Youran seketika terbelalak. Biasanya ramalan cuaca sudah tidak akurat setelah satu malam. Apalagi cuaca pada musim gugur telah banyak berubah.     

Qiu Shaoze tersenyum canggung. Sementara Chen Youran berjalan melewatinya dan hendak keluar dari kamar pasien. Qiu Shaoze mengikutinya dan memblokir pintu, lalu bertanya, "Apa kamu marah?"     

Chen Youran menendangnya sambil berkata, "Menyingkirlah! Siapa yang akan marah hanya karena masalah sepele seperti ini? Ji Jinchuan sedang demam."     

Pantas saja orang bertubuh kekar seperti Ji Jinchuan tidur lebih nyenyak daripada pasien yang dirawat di kamar ini, batin Qiu Shaoze. Dia lalu menarik Chen Youran dan berkata, "Aku saja yang pergi memanggil dokter."     

Karena masih kurang dari pukul delapan pagi, dokter dan perawat belum memasuki jam kerja. Mereka hanya bisa menemukan dokter yang bertugas tadi malam. Dokter tersebut mengukur suhu tubuh Ji Jinchuan. Suhunya mencapai angka 38,4 derajat. Kemudian, dokter itu pun memberikan infus kepadanya.     

Hari ini adalah hari Senin dan Qiu Shaoze harus bekerja, jadi dia pergi lebih dulu.     

Sedangkan Chen Youran yang mengenakan baju dengan motif garis-garis biru duduk di sofa dan menonton berita melalui ponselnya. Dari waktu ke waktu, dia melihat cairan di dalam kantong infus.     

Pukul 08.30 pagi, Bibi Wu datang dengan membawa sarapan. Saat masuk, dia melihat orang yang kini berada di tempat tidur pasien berubah menjadi Ji Jinchuan. Kemudian, dia pun berkata, "Bagaimana bisa kalian berdua sama-sama sakit? Kalian berdua adalah suami istri yang benar-benar diberkati. Bahkan berbagi dan mengalami sakit pun dalam waktu yang bersamaan."     

Mendengar perkataan Bibi Wu, Chen Youran tersenyum dan berkata, "Dengan begini, kami bisa membuat perasaan stabil dan tidak berubah."     

"Tubuh Tuan Muda selalu sehat. Kecuali muntah darah saat pertemuan sosial dulu, dia jarang pergi ke rumah sakit," ujar Bibi Wu sambil meletakkan rantang makanan di atas meja.     

"Apa pekerjaannya sangat sibuk sebelumnya?"     

"Ada suatu masa di saat Tuan Muda mengalami suasana hati yang buruk. Dia sering pergi ke klub hiburan. Suatu waktu, dia minum hingga mabuk berat, sampai-sampai dia mengalami muntah darah. Akhirnya, dia rawat inap di rumah sakit selama 3 hari." Bibi Wu berkata dengan sangat ambigu.     

"Sedang dalam suasana hati yang buruk?" Chen Youran penasaran dengan apa yang bisa membuat Ji Jinchuan mengalami suasana hati yang buruk.     

Bibi Wu tiba-tiba menutup rapat-rapat mulutnya dan menghentikan perkataannya. Dia langsung menawarkan Chen Youran sarapan bawaannya. Namun, Chen Youran menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku akan menunggunya bangun dan makan bersama."     

Tidak lama kemudian, Ji Jinchuan akhirnya bangun. Dia mengangkat tangannya dan memegang alisnya yang sedikit berkerut. Kemudian, Chen Youran segera bergerak ke tempat tidur pasien. Dia lalu langsung memarahi suaminya, "Masih mau bilang ingin tinggal di sini dan menjagaku? Kamu sendiri sakit, bahkan semua orang tidak ada yang tahu."     

"Menjaga satu sama lain," ucap Ji Jinchuan. Karena demam dan mulutnya kering, suaranya agak serak.     

Chen Youran pun lalu menuangkan air dan memberikannya kepada Ji Jinchuan. Kemudian, dia pergi ke kamar mandi dan membasahi handuk dengan air hangat. Dia kembali duduk di tepi tempat tidur dan berniat untuk menyeka wajah suaminya itu.     

Namun, Ji Jinchuan yang telah meminum seteguk air hangat dan meletakkan kembali cangkir air ke atas meja berkata, "Aku akan melakukannya sendiri."     

Tangan kiri Ji Jinchuan saat ini mendapat infus, sementara tangan kanannya dibalut dengan kain kasa. Entah bagaimana bisa Chen Youran membiarkannya untuk melakukannya sendiri. Dia pun menepis tangan suaminya yang sudah bergerak hendak mengambil handuk. Dengan lembut dia mengusap wajahnya, lalu berpindah ke tangannya. Dia juga dengan hati-hati menyeka sela-sela jari-jarinya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.