Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Ada Banyak Kesempatan



Ada Banyak Kesempatan

2Ji Jinchuan kembali ke kamar tidur dari ruang kerja. Rupanya, Chen Youran belum bangun. Kemarin malam, dia meringkuk di ranjang rumah sakit karena takut akan menyenggol cederanya. Jadi, dia pun tidak bisa tidur terlalu nyenyak sepanjang malam. Saat ini, dia mendapatkan tidur yang sangat nyenyak.     

Melihat wanita yang terbaring diam di atas tempat tidur, Ji Jinchuan tiba-tiba teringat pada ucapannya di dalam mobil saat mereka meninggalkan rumah sakit, "Apa menurutmu pemikiran orang lain tidak penting?"     

Dulu, mantan kekasihnya pernah mengatakan hal serupa. Saat itu, mantan kekasihnya mungkin sudah menangis sepanjang malam. Matanya menjadi merah dan bengkak. Lalu, wanita itu berteriak padanya dengan histeris, "Di matamu, apa pemikiranku sama sekali tidak penting?"     

Ji Jinchuan hanya diam dan tidak berbicara sama sekali saat itu. Lalu, wanita itu terus meraung, "Kamu selalu seperti ini. Terlepas dari perasaan orang lain, kamu hanya mengandalkan aku untuk mencintaimu. Itulah kenapa kamu begitu kejam kepadaku!"     

Mengingat hal itu, Ji Jinchuan mengusap alisnya. Meskipun dokter mengatakan bahwa anak di dalam kandungan Chen Youran itu baik-baik saja, tetapi dia tetap merasa khawatir. Hal yang terbaik adalah membiarkan istrinya untuk istirahat dengan baik selama jangka waktu tertentu. Dia berpikir, walaupun masih ada sekitar 10 hari lagi, kandungannya sudah mencapai usia tiga bulan. Setelah istirahat seminggu, hanya tinggal beberapa hari lagi untuk usia kandungannya genap tiga bulan. Akan lebih baik jika istrinya berhenti bekerja dan istirahat di rumah. Dia tidak bisa menjaganya setiap saat ketika di tempat kerja. Dan dia juga berpikir bahwa istrinya akan sangat mudah lelah jika harus bekerja ketika hamil. Mungkin dia memang benar-benar salah. Seharusnya, dia memberitahu wanita ini terlebih dahulu dan membiarkannya untuk mempersiapkan hati.     

Chen Youran akhirnya bangun. Dia lalu mendengar suara di ruang tamu di lantai bawah. Awalnya, dia tidak peduli. Dia pun pergi ke kamar mandi dan mencuci wajahnya. Saat keluar dari kamar mandi, suara-suara di bawah rupanya masih ada. Ji Jinchuan adalah pria yang tidak banyak bicara, jadi tidak mungkin itu adalah suaranya yang mengobrol dengan Bibi Wu sepanjang waktu. Dia pun kembali mendengarkan dengan cermat. Lalu, dia merasa sepertinya yang didengarnya adalah suara wanita asing.     

Setelah itu, Chen Youran memutuskan untuk keluar dari kamar, dia berdiri di lorong lantai dua dan melihat ke bawah. Wanita itu baru saja beranjak pergi. Dia melirik sosok cantik yang menghilang di beranda.     

Ji Jinchuan yang berada di lantai bawah menggerakkan kursi roda ke dispenser air untuk mengambil segelas air. Ketika dia kembali ke sofa, dia secara tidak sengaja melirik Chen Youran yang berada di lorong lantai dua. Mereka saling memandang dengan samar, kemudian menjauh.     

Chen Youran pun segera turun ke bawah. Dia melihat sekantong buah dan seikat bunga di atas meja teh, yang seharusnya diberikan oleh wanita yang baru saja berkunjung. Namun, dia tidak mengatakan apa pun mengenai hal itu. Dia duduk di sofa, mengambil remote dan menyalakan televisi.      

Setelah beberapa saat, Bibi Wu kembali dengan dua tas belanja supermarket di tangannya. Kantong-kantong itu penuh dengan sayuran. Begitu memasuki ruang tamu, dia menatap mereka dan bertanya, "Di mana Nyonya Tertua?"     

Ji Jinchuan meletakkan gelasnya dan berkata, "Sudah pergi."     

Sementara Chen Youran terkejut dan berkata, "Nyonya Tertua?"     

"Bibiku…" Ji Jinchuan menjawab dengan nada tenang.     

Chen Youran hanya ber-oh ria dengan ringan. Dia menggigit sudut bibirnya dan kembali menonton televisi. Terakhir kali dia datang ke kediaman utama Keluarga Ji dengan Ji Jinchuan, kecuali generasi yang lebih muda, semuanya ada di sana. Sepertinya, wanita yang disebut Nyonya Tertua tidak terlalu menyukai acara seperti itu, jadi tidak datang.     

"Nyonya Muda, apakah Anda belum pernah bertemu dengan Nyonya Tertua?" tanya Bibi Wu.     

Chen Youran hanya berdeham, kemudian melanjutkan, "Waktu aku datang ke kediaman utama, dia tidak ada di sana."     

Sebenarnya, Chen Youran tidak bertanya apa pun, tetapi Bibi Wu tiba-tiba memberikan jawaban dengan berkata, "Nyonya Tertua belum pernah kembali lagi ke kediaman utama selama bertahun-tahun. Kali ini dia datang ke sini, mungkin karena mendengar Nyonya dan Tuan Muda terluka."     

"Kenapa kamu tidak membangunkan aku?" tanya Chen Youran sambil memandang Ji Jinchuan dengan celaan di matanya. Sangat tidak sopan nyonya rumah tidur di lantai atas ketika ada orang yang mengunjungi mereka.     

"Ada banyak kesempatan untuk bertemu dengannya," jawab Ji Jinchuan. Dia mengingat wajah tenang dan damai Chen Youran saat tidur. Seketika, sudut mulutnya sedikit melunak. Wanita itu sedang tidur nyenyak, jadi bagaimana mungkin dia tega untuk membangunkannya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.