Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Bagaimana Keputusannya?



Bagaimana Keputusannya?

3Acara perjamuan pun berakhir. Dalam perjalanan pulang menuju rumah, Chen Yaoting menanyakan kepada Chen Youran tentang bagaimana situasi saat perjamuan tadi. Chen Youran bersandar pada kursinya dengan malas dan menjawab dengan asal-asalan.     

Melihat hal itu, Chen Yaoting mengerutkan kening dan alisnya. Tatapannya menjadi dingin, lalu dia berkata, "Kalau kamu begitu asal-asalan, biarkan aku yang memilih untukmu. Yang terakhir, Presiden Zhou tidaklah buruk."     

Mata Chen Youran tiba-tiba terbelalak dan menatap ayahnya. Matanya penuh dengan keterkejutan yang luar biasa dan wajahnya secara bertahap berubah menjadi pucat. Presiden Zhou adalah pria yang berusia 35 tahun. Dia bahkan sudah bercerai dan memiliki seorang putri berusia tujuh tahun.     

Melihat ekspresi jijik di mata Chen Youran, Chen Yaoting berkata dengan nada dingin, "Presiden Zhou berkata kalau kamu menikah dengannya, dia akan memberikanmu 5% saham dari perusahaan Keluarga Zhou. Ini merupakan ketulusannya."     

Saat ini adalah musim panas, tetapi Chen Youran merasa seluruh tubuhnya tengah berada dalam lemari es. Dia merasa kedinginan, bahkan sangat dingin.     

***     

Keesokan harinya…     

Chen Youran pulang kerja tepat waktu seperti biasanya. Saat baru saja tiba di rumah, dia melihat mobil yang tampak asing terparkir di luar. Dia pun merasa curiga. Apakah ada tamu di rumah hari ini? Batinnya.     

Chen Youran pun melangkah ke ruang tamu dan merasakan sesuatu yang tidak biasa. Chen Yaoting dan Tang Huiru, keduanya ada di sana. Selain itu, tampak pula seorang pria asing duduk di sofa di ruang tamu. Rupanya, pria itu adalah Presiden Zhou. Wajahnya seketika berubah menjadi pucat pasi dan kedua tangannya yang berada di kedua sisi tubuhnya mengepal secara refleks. Dia tidak menyangka Chen Yaoting bergerak begitu cepat.     

"Youran, kemarilah…" ujar Chen Yaoting. Karena banyak hal dan tekanan yang terjadi akhir-akhir ini, Chen Yaoting selalu bersikap dingin kepada Chen Youran. Tetapi hari ini, sikapnya berbeda, dia bersikap dengan sangat lembut.     

Chen Youran mengganti sepatunya dan pergi menyapa pria itu dengan senyum lembut, "Presiden Zhou…"     

Penampilan Presiden Zhou sangat biasa. Jenis pria yang berbeda dengan pria-pria seusianya pada umumnya. Untungnya, dia bukanlah pria tua dengan perut buncit. Jika tidak, Chen Youran pasti sudah merasa hatinya tidak tahan saat melihatnya pada pandangan pertama.     

Presiden Zhou selalu memunculkan senyum lembut yang membuat matanya terlihat semakin sipit, lalu dia balik menyapa, "Nona Chen, kita bertemu lagi."     

Chen Youran terdiam. Setelah beberapa saat kemudian, dia berkata, "Ayah, Ibu, aku naik dulu."     

"Kamu duduk dulu sebentar. Hari ini, Presiden Zhou datang ke sini khusus untuk bertemu denganmu," tutur Chen Yaoting yang menatap Chen Youran dengan tatapan samar.     

Kemudian, Chen Youran pun duduk di samping Tang Huiru. Dia seolah tidak bisa mendengar apa pun yang mereka katakan. Pasalnya, dia tak bisa jika tidak mengingat apa yang dikatakan Ji Jinchuan ketika berada di tempat kerja hari ini.     

Pada siang hari, Chen Youran menerima telepon dari kantor presiden. Rupanya, Ji Jinchuan meminta secangkir kopi. Dia pun membawa kopi ke kantor presiden dan meletakkan kopi di atas meja. Dia berkata, "Presiden Ji, ini kopimu…"     

Mendengar suara Chen Youran, Ji Jinchuan mengangkat kepalanya dari komputer. Tatapan matanya tampak sangat hangat dan terasa menyejukkan, lalu dia bertanya, "Mengenai kata-kataku kemarin malam, bagaimana keputusanmu?"     

Chen Youran tertegun sejenak untuk memahami apa maksud perkataan Ji Jinchuan. Dengan senyum tenang di wajahnya, dia menjawab, "Presiden Ji, apa kita membicarakan sesuatu kemarin?"     

"Bagus sekali…" kata Ji Jinchuan. Matanya tampak gelap dan sangat emosional. Nada bicaranya yang awalnya hangat berubah menjadi ketus dan dingin.     

Terdengar suara samar dari mulut Ji Jinchuan yang melontarkan dua kata sederhana. Kedua kata itu seolah mengetuk hati Chen Youran.     

"Youran? Youran?" Tang Huiru memanggilnya dua kali berturut-turut sehingga membuat Chen Youran kembali ke kesadarannya.     

Melihat wajah Chen Youran yang linglung, Chen Yaoting menenggelamkan wajahnya. Namun, karena kehadiran Presiden Zhou, dia tidak memarahi anaknya itu secara langsung. Dia bertanya dengan suara yang dalam, "Apa kamu terlalu lelah karena bekerja?"     

Tatapan mata Chen Youran terlihat tenang, hangat dan sejuk. Lalu, dia menjawab sesuai dengan keadaannya, "Iya, aku sedikit lelah."     

Mendengar hal itu, Chen Yaoting berkata dengan wajah tanpa ekspresi, "Kembali ke kamarmu dan beristirahatlah."     

Chen Youran pun mengangguk dan membalikkan tubuhnya ke arah tangga. Dia langsung naik ke lantai dua tanpa melambatkan langkahnya sedikit pun. Setelah kembali ke kamarnya, senyuman palsunya tidak dapat dipasang lagi di wajahnya. Dengan perlahan, senyuman itu mengeras di sudut mulutnya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.