Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Ini adalah Tentang Perasaan di Dalam Hati



Ini adalah Tentang Perasaan di Dalam Hati

2Di lantai bawah, orang-orang yang berada di dalam lift satu per satu keluar. Chen Youran dan Ji Jinchuan adalah orang yang keluar paling terakhir. Ji Jinchuan mencondongkan tubuhnya ke dekat tubuh Chen Youran, sementara bibir tipisnya menempel di telinga wanita itu. Dia lalu membisikkan kata dengan suara pelan, "Ingin merayuku di depan banyak orang ya?"     

Ji Jinchuan tiba-tiba menginvestigasi Chen Youran karena rasa penasarannya. Seketika Chen Youran terkejut dan tersipu malu. Matanya yang jernih membelalak pada pria itu dan berkata, "Kamu bisa merasakannya dengan jelas kalau aku sedang menulis."     

Ji Jinchuan yang biasanya adalah seorang pria yang tegas dan acuh tak acuh, pada saat ini, dia mulai menggoda Chen Youran dengan wajah polos. Lalu, dia berkata, "Aku hanya bisa merasakan kalau kamu menyentuh tubuhku di depan banyak orang."     

"Aku hanya menulis terima kasih, terima kasih!" Meskipun tidak ada seorang pun di lobi dan tidak ada yang melihat mereka, namun wajah Chen Youran tetap memerah.     

Ji Jinchuan melihat pipi Chen Youran yang memerah. Matanya yang dalam menunjukkan sedikit cahaya menggoda. Dia pun berkata, "Benarkah? Aku tidak merasakannya."     

Chen Youran hanya diam seribu bahasa.     

***     

Di sebelah hotel, ada sebuah supermarket besar. Dua orang itu memasuki supermarket setelah berjalan dari hotel. Chen Youran mengikuti Ji Jinchuan yang masuk lebih dulu. Mereka berdua berjalan mengelilingi supermarket. Chen Youran hanya mengikuti Ji Jinchuan dengan melamun sepanjang waktu. Saat pria itu tiba-tiba menghentikan langkahnya, dia hampir menabrak punggungnya karena terkejut. Untungnya, dia menyadarinya lebih awal. Jadi, dia mengambil langkah ke samping untuk menghindarinya. Akhirnya, dia bisa selamat.     

Ji Jinchuan membalikkan badan, menatapnya dan berkata, "Ambillah barang yang ingin kamu beli."     

"Aku tidak ingin membeli apa-apa," jawab Chen Youran.     

Ketika berkeliling supermarket, mata Chen Youran sesekali melirik ke bagian wanita. Ji Jinchuan yang tidak buta tentu saja bisa melihatnya, dia pun berkata, "Pergilah."     

Chen Youran bertahan cukup lama. Akhirnya, dia memutuskan dengan berani untuk pergi ke area produk wanita. Dia menyapu seluruh rak dan mencari merek pembalut yang biasa digunakannya. Dia mengambil keranjang belanja dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya. Lalu, dia berjalan ke kasir dan berdiri dalam deretan antrean panjang.     

Saat itu, ada sebuah tangan yang terasa jelas terulur dari samping. Tangan itu memberikan dompet berwarna hitam yang dibuat khusus dan terlihat mahal. Chen Youran pun menoleh dan memandang Ji Jinchuan di sampingnya dengan tatapan bingung.     

Ji Jinchuan berdiri di luar pagar kasir. Dengan wajah yang dingin diam dan tidak bergerak, dia bertanya, "Apakah kamu membawa uang?     

Chen Youran secara refleks menyentuh saku celananya. Jangankan uang, bahkan kartu kamar dan ponselnya ada di kamar Ji Jinchuan. Dia lalu berbicara dengan sedikit berat, "Aku tidak membawanya."     

Setelah itu, Chen Youran menarik sudut mulutnya dan ragu-ragu selama beberapa saat, sebelum mengambil alih dompet pria itu. Ji Jinchuan akhirnya melangkah keluar dari area pembayaran dan berdiri di pintu keluar untuk menunggunya. Dia sendiri masih bisa melihat sosoknya berkat kepala tinggi pria itu. Jadi, dia bisa menemukannya dalam sekejap. Itu karena penampilannya yang sungguh luar biasa. Fitur wajahnya halus dan tampan, hidungnya sangat mancung, serta bibirnya tipis dan indah. Di mana pun keberadaannya, pria itu selalu memancarkan pesona dan daya tarik seorang pria dewasa.     

Selama bertahun-tahun kemudian, Chen Youran pasti akan tetap mengingat adegan ini. Ji Jinchuan memasukkan satu tangannya ke dalam saku celananya. Mantelnya dibiarkan terbuka dan bagian atas kemeja putihnya juga terbuka. Pria itu berdiri di pintu keluar dan menunggu dengan sabar, seolah sedang menunggu kekasihnya yang sebenarnya. Mata yang dalam itu tampak jernih dan tenang.     

Antrian di depan Chen Youran bergerak. Tatapan keduanya terpisah di antara kerumunan. Mata mereka seolah melintasi ribuan sungai dan gunung untuk bisa saling menatap lagi satu sama lain. Tiba-tiba, Chen Youran merasakan jantungnya melonjak tak terkendali, seperti danau tenang yang dilempar batu, sehingga menimbulkan lapisan riak. Selain Gu Jinchen, Ji Jinchuan adalah pria kedua yang bisa membuatnya merasa seperti itu. Perasaan itu begitu nyata, akan tetapi, dia tidak berani berspekulasi akan kenyataan yang dirasakannya. Pasalnya, dia takut bahwa itu hanyalah perasaan pelampiasan dan membuatnya akan mendapat karma.     

Setelah keluar dari supermarket, mereka pun kembali ke hotel. Chen Youran mengikuti Ji Jinchuan pergi ke lantai atas terlebih dahulu. Dia mengambil kartu kamar dan ponselnya yang sebelumnya tertinggal di kamar pria itu sebelum kembali ke kamarnya sendiri.     

***     

Chen Youran baru saja keluar dari kamar mandi saat terdengar seseorang mengetuk pintu kamarnya. Dia memeriksa dari lubang kecil yang ada di pintu terlebih dahulu. Rupanya, yang datang adalah pelayan hotel. Dia membuka pintu kamar dan tampaklah pelayan itu membawa secangkir air gula merah.      

"Nona, apa ada lagi yang Anda butuhkan?" tanya pelayan tersebut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.