Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Memastikan Semuanya Aman



Memastikan Semuanya Aman

1Kemarin malam, Presiden Ji meminta Feng Yi untuk menelepon rumah Keluarga Chen. Bosnya itu mengatakan bahwa Chen Youran menginap di rumahnya kemarin malam. Meskipun dia bingung pada saat itu, tetapi dia tidak berani bertanya terlalu banyak. Jadi, dia hanya bisa mengira-ngira apa yang terjadi. Hanya saja, dia merasa ada yang aneh. Presiden Ji adalah orang yang memegang teguh prinsipnya. Hubungan di antara mereka sudah berakhir. Apa yang sebenarnya terjadi semalam? Tanyanya dalam hati.     

"Terima kasih, Sekretaris Feng." Chen Youran merasa lega setelah mendengarkan penjelasan dari Feng Yi.     

"Sama-sama." Feng Yi memandang sekeliling dan melihat semua orang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Dia merendahkan suaranya dan berkata, "Tadi malam, kamu dan Presiden Ji..."     

Feng Yi tidak bermaksud untuk menanyakan urusan pribadi Presiden Ji. Dia hanya merasa bahwa hal yang tak terduga telah terjadi. Sebelumnya, tidak ada wanita yang bisa membuat bosnya itu melanggar prinsip yang telah dipegangnya selama bertahun-tahun. Namun, wanita ini… Semalam… batinnya.     

Chen Youran sudah bisa menebak apa yang ditanyakan oleh Feng Yi. Dia pun menjawab dengan tenang, "Tidak ada apa-apa yang terjadi tadi malam."     

Feng Yi pun percaya pada kata-kata Chen Youran. Lagi pula, dia sudah memahami Presiden Ji selama beberapa tahun terakhir.     

***     

Xiao Cheng mengetuk pintu kantor presiden. Setelah mendengar suara, yang menyuruhnya masuk yang terdengar rendah dari dalam, dia mendorong pintu dan masuk. Tidak ada seorang pun di kursi yang berada di belakang meja kerja. Rupanya, Ji Jinchuan berdiri di depan jendela kaca. Matahari bersinar dari kaca transparan itu dan membuat sosoknya tampak tinggi dan luar biasa. Suhu di dalam ruangan terasa sangat pas. Ji Jinchuan hanya memakai kemeja berwarna biru royal dan celana panjang yang membalut kaki jenjangnya. Napasnya sangat tenang dengan pesona eye-catching.     

Xiao Cheng berdiri di depan meja kerja Ji Jinchuan dan melaporkan apa yang diperintahkannya kemarin malam, "Semua media memang benar-benar sudah siap melaporkan bahwa Anda dan Nona Chen menghadiri perjamuan makan bersama kemarin malam, tetapi ada orang yang mendorong mereka semua untuk melakukan itu."     

"Gu Jinchen?" Ji Jinchuan membalikkan badan dan kembali duduk di kursi kulit.     

"Bagaimana Anda bisa tahu?" Wajah Xiao Cheng menunjukkan ekspresi terkejut.     

Ji Jinchuan memainkan pena di tangannya. Sorot matanya yang dalam dan tak berdasar tampak gelap dan dingin. Lalu, dia berkata, "Kita harus memastikan bahwa semuanya aman."     

"Baik," jawab Xiao Cheng.     

***     

Selama satu minggu berturut-turut, Chen Youran tidak masuk kerja. Dan kebetulan, hari ini adalah hari Senin. Dia sangat sibuk sepanjang hari pada hari pertama kembali masuk bekerja. Setelah menyelesaikan pekerjaannya, dia mengambil ponselnya di meja dan menekan tombol samping yang terdapat pada ponsel. Akan tetapi, layar ponselnya tidak menyala. Seingatku, bateraiku penuh kemarin malam, batinnya.     

Chen Youran kembali menekan tombol power. Setelah menunggu selama beberapa detik, akhirnya layar ponsel pun menyala. Pertama-tama, dia melihat sudut kanan atas. Kotak ikon baterai memang penuh. Setelah itu, dia melihat ada tanda merah pada menu buku telepon yang menandakan bahwa ada panggilan tak terjawab. Dia membukanya dan melihatnya. Pada pukul 22.45 tadi malam, ada empat panggilan tak terjawab dari Gu Jinchen dan satu panggilan tak terjawab dari Chen Shuna.     

Semenit kemudian, ada getaran 'ding dong ding dong' pada ponselnya. Dan beberapa pesan terkirim terus menerus yang merupakan informasi transfer panggilan setelah ponsel dimatikan. Tertera deretan nomor yang dikenalnya dan sudah tidak asing lagi baginya. Dan panggilan yang paling terakhir adalah pada pukul 00.01 tadi malam. Dia memegang ponselnya dan terdiam selama beberapa saat. Kemudian, dia menghapus semua pesan dan catatan panggilan tak terjawab itu.     

Setelah waktu pulang kerja tiba, Chen Youran dan rekan-rekannya berjalan keluar gedung perusahaan. Terlihatlah sebuah Rolls Royce terparkir di pinggir jalan. Dia merasa familiar dengan mobil itu. Jendela mobil tersebut perlahan diturunkan dan memperlihatkan fitur wajah bertekstur Gu Jinchen dengan ekspresi wajahnya tampak sangat tegang.     

"Masuk ke dalam mobil!"     

Mobilnya berhenti di tempat yang sangat mencolok sehingga menarik perhatian banyak orang. Ketika melihat wajahnya, banyak orang yang berseru, "Ya Tuhan, itu Gu Jinchen!"     

Chen Youran mengerutkan bibirnya dan ingin membalikkan badan, lalu pergi. Akan tetapi, dia merasa ragu-ragu sejenak karena takut menimbulkan kecurigaan.     

Saat itu, Asisten Zhang keluar dari mobil dan membantu membukakan pintu untuk Chen Youran. Chen Youran pun membungkuk dan duduk di dalam mobil. Meskipun AC mobil dinyalakan, tetapi masih tercium aroma tembakau yang menyengat. Tanpa sadar, dia mengerutkan kening.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.