Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Sangat Mencintaimu (9) 



Aku Sangat Mencintaimu (9) 

2Lampu di dalam mobil redup dan separuh wajah Ji Jinchuan diselimuti bayangan. Dia membalas dengan nada suara yang tegas dan serius, "Aku tidak bisa menghentikanmu untuk tidak pulang begitu larut dalam cuaca berangin dan bersalju, kamu juga tidak bisa menghentikanku untuk mengantarmu pergi."     

Tidak ada ekspresi lain pada wajah dingin Chen Youran. Pandangan matanya pun juga sangat dingin. Ji Jinchuan hanya melihat ke arahnya dengan tenang dan fitur wajahnya menjadi semakin dalam di bawah cahaya redup.     

Banyak kepingan salju yang jatuh di tubuh Chen Youran. Lapisan tipis putih itu dengan cepat menumpuk di rambut dan bahunya. Dia berbalik ke mobilnya, menurunkan tas serta mengambil kunci mobilnya, dan membanting pintu. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas dan berjalan ke ruang tamu.     

Ji Jinchuan pun keluar dari mobil. Begitu dia melangkah ke ruang tamu, dia mendengar Chen Youran menelepon Lin Mo'an.     

"Mo'an, aku tidak pulang malam ini."     

Lin Mo'an tidak bertanya mengapa. Selama dia yakin bahwa Chen Youran aman, dia merasa lega.     

Setelah menutup telepon, Chen Youran pergi ke dispenser air dan mengambil segelas air. Dia meneguk habis air di dalamnya.     

Ji Jinchuan terkejut bahwa Chen Youran akhirnya mau menginap. Terlebih lagi, tadi wanita itu berkata dengan wajah yang dingin. Dia kemudian berkata, "Ada pakaian ganti di kamar tidur. Kamar tamu sangat tidak nyaman, jadi kamu bisa tidur di kamar tidur utama dan aku akan tidur di kamar tamu."     

Chen Youran menatap Ji Jinchuan sambil tersenyum mencibir dan berkata, "Apa semua tamu di sini tidur di kamar tidur utama?"     

Ji Jinchuan mendengar sarkasme dalam nada bicara Chen Youran. Dia mengerutkan bibirnya sejenak dan menjawab, "Tidak."     

"Terima kasih telah menerimaku," ujar Chen Youran dengan sopan. Sambil memegang ponselnya, dia naik ke lantai dua dan pergi ke ruang tamu.     

Setelah itu, Chen Youran pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Karena tidak ada piyama, dia keluar dengan tubuh terbungkus handuk mandi. Namun, dia seketika melihat piyama dan pakaian dalam di dekat kepala tempat tidur. Tadi, sebelum dia masuk ke kamar mandi, tidak ada apa-apa di sana. Semua itu seharusnya dibawa oleh Ji Jinchuan ketika dia sedang mandi.     

Chen Youran pun mengenakan piyamanya dan mencari alat pengering rambut. Tiba-tiba, ada suara ketukan di luar pintu. Dia sedikit mengernyit. Bibi Wu dan pelayan lain sudah beristirahat, hanya Ji Jinchuan yang mungkin mengetuk pintu.     

Lalu Chen Youran pergi untuk membuka pintu. Tampak sosok Ji Jinchuan yang berdiri di luar dengan segelas susu di tangannya. Pria itu berkata padanya, "Ini membantu menenangkan pikiran. Minumlah ini dan beristirahatlah lebih awal."     

Chen Youran menerimanya dalam diam. Sudut matanya sedikit menyipit. Setelah bertahun-tahun, Ji Jinchuan ternyata masih ingat bahwa dia memiliki kebiasaan susah tidur di tempat asing.     

Ji Jinchuan menatap wanita dengan bulu mata setengah terkulai dan menatap gelas susu di tangannya. Bibir tipisnya bergerak perlahan, "Selamat malam…"     

Chen Youran menutup pintu dengan wajah santai dan menyesap susu di tangannya. Suhu susu itu sangat sesuai. Dia ingat saat mereka baru saja menikah Ji Jinchuan selalu menyeduhkan susu untuknya setiap malam karena dia sedang hamil. Selama pria itu ada di rumah, dia akan melakukannya sendiri dan tidak pernah menyerahkannya kepada orang lain.     

Chen Youran memejamkan mata dan menekan rasa sakit yang tajam di hatinya. Dia meneguk habis susu dalam gelas itu sekaligus, kemudian pergi tidur.     

Di kamar tidur utama, Ji Jinchuan berdiri di depan jendela. Salju masih turun di luar sana. Saat itu, hampir pukul 12 malam, tapi dia tidak mengantuk sama sekali. Youyou-nya kembali. Sekarang mereka berada di bawah satu atap dan jarak mereka tidak jauh.     

Selama bertahun-tahun, Ji Jinchuan sesekali akan mengganti barang-barang yang bisa digunakan oleh Chen Youran dengan yang baru. Hanya dengan cara ini, harapan di hatinya tidak akan hancur. Dia berkata pada dirinya sendiri bahwa Chen Youran mungkin akan kembali suatu hari nanti.      

Chen Youran telah pergi begitu lama, jika tidak menjaga rumahnya untuk tetap seperti itu, Ji Jinchuan takut wanita itu akan merasa aneh ketika kembali. Oleh karena itu, bukan hanya kamar tidur utama, tetapi juga semua tata letak yang ada di ruang tamu masih sama seperti saat Chen Youran pergi. Menunggu tanpa kepastian adalah hal yang paling menakutkan. Untungnya, Ji Jinchuan tidak pernah menyerah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.