Aku Sangat Mencintaimu (5)
Aku Sangat Mencintaimu (5)
"Ah! Aku suka baju ini!"
"Ah! Aku suka celana dalam gajah kecil ini!"
"Ah! Aku suka baju tidur kanguru ini!"
Semakin Ji Nuo terlihat bahagia, Ji Jinchuan yang berada di sebelahnya semakin gelisah. Dia merasa seperti ditekan oleh sesuatu yang berat. Dia merasa sangat sedih.
Seluruh wajah Ji Nuo dipenuhi dengan kegembiraan. Topi Natal di kepalanya membuatnya terlihat menjadi semakin cerah. Saat dia menggelengkan kepalanya, bola bundar kecil yang tergantung di ujung topi bergoyang.
"Ayah, aku telah menerima begitu banyak hadiah dari Ranran, tetapi kamu tidak mendapatkannya. Apa ayah mau aku beri celana dalam gajah kecil ini?"
Ji Jinchuan memutuskan untuk tidak memperhatikan putranya, yang seolah sengaja mencibirnya. Dia menoleh pada pelayan di sampingnya dan memintanya untuk menyiapkan makan malam, kemudian bangkit dan pergi ke ruang makan.
Ji Nuo melompat di depan Chen Youran dan menggandeng tangannya. Dia lalu mengajaknya berjalan ke ruang makan, "Ranran, ayo kita makan malam."
Mereka bertiga memasuki ruang makan dan duduk di kursi masing-masing. Chen Youran ingin melepaskan topi Natal dari kepala Ji Nuo, tetapi si kecil mengangkat tangan dan memegangi kepalanya.
"Setelah makan malam, kita akan bermain dengan itu lagi," kata Chen Youran dengan lembut.
"Jangan ambil ini." Ji Nuo bersikap genit padanya.
"Oke, pakailah…" jawab Chen Youran. Mungkin karena tidak pernah merawat anak ini selama bertahun-tahun, jadi dia selalu merasa memiliki utang budi padanya. Selama Ji Nuo bersikap genit seperti saat ini, dia tidak akan punya pilihan untuk menolaknya.
Setelah selesai makan malam, Chen Youran membawa Ji Nuo ke kamar mandi. Ketika mereka keluar, mereka melihat seseorang membawa pohon Natal dan Sinterklas ke ruang tamu.
"Wow!" Mata gelap Ji Nuo seketika berubah menjadi cerah seperti lentera. Dia pun berlari dengan gembira. Dia melihat ke sana kemari dan menyentuh banyak hal. Wajahnya dipenuhi dengan ekspresi bahagia.
Setelah meletakkan barang-barang di tempatnya, petugas pergi menghampiri Chen Youran dan menyerahkan pena serta buku tanda terima, "Nona Chen, tolong tanda tangan di sini."
Chen Youran mengambil alih dan menandatanganinya. Setelah selesai, dia menyerahkan pena dan buku tanda terima itu kembali padanya sambil berucap, "Terima kasih…"
Ji Nuo memegang kaki Sinterklas dan kembali menatap Chen Youran, "Ranran, apa ini hadiah lain yang kamu berikan?"
Chen Youran menganggukkan kepalanya. Bibirnya yang tipis menunjukkan senyum manis dan berkata, "Aku tidak tahu apa yang kamu suka dan aku tidak bisa memikirkan benda yang unik, jadi aku membeli ini."
"Asalkan diberikan oleh Ranran, aku menyukainya." Ji Nuo terlihat sangat bersemangat.
Chen Youran berjalan mendekat dan menyalakan lampu yang melilit di pohon Natal. Lampu warna-warni pun menyala, terlihat sangat indah. Dia menyentil dahi Ji Nuo dengan pelan menggunakan jari telunjuknya dan berkata, "Kamu ini berani-beraninya merayu di usia yang masih kecil."
Ji Nuo tersenyum dan ingat bahwa dia juga telah menyiapkan hadiah untuk Chen Youran. Dia berlari ke tangga dengan kaki pendek dan menaiki tangga.
Ruang tamu itu seketika menjadi sunyi. Tiba-tiba, terdengar suara pria yang dalam dan juga lembut, "Apa kamu ingat saat Natal di tahun pernikahan kita?"
Napas Chen Youran tertahan. Dia ingat setiap kejutan dan setiap tindakan yang dilakukan Ji Jinchuan pada kala itu. Meskipun dia berpikir untuk membencinya, dia tidak pernah melupakan hal-hal kecil yang telah terjadi. Dia menelan seteguk ludah dan berkata, "Aku tidak ingat."
Jakun Ji Jinchuan berguling sesaat. Melihat kehampaan di depannya, dia tampak sedikit bingung dan berkata, "Tapi, aku masih ingat."
Bibi Wu melihat ada yang ingin mereka katakan, dia pun diam-diam melangkah mundur.
"Youyou…" Ji Jinchuan menatap Chen Youran dan matanya tertuju pada wajah dingin wanita itu. Pupil matanya yang gelap terlihat dalam dan tenang. "Sejak awal hingga akhir, aku tidak pernah mengkhianatimu ataupun pernikahan kita."