Hadiah Terbaik yang Dia Terima (3)
Hadiah Terbaik yang Dia Terima (3)
Senyum Su Ning membeku, dia berkata, "Bibi Xie berkata untuk membiarkan kamu mengantarku pulang."
"Pulanglah sendiri di saat kamu datang sendiri." Tidak ada ekspresi di wajah dingin Ji Jinchuan.
"Aku datang naik mobil Bibi Xie, jadi aku tidak membawa mobil," jawab Su Ning.
Ji Jinchuan mengeluarkan dompet dari saku celananya. Dia kemudian mengambil 200 Yuan dan meletakkannya di atas meja, "Pergilah naik taksi."
Ji Nuo melihat interaksi ayahnya dan Su Ning. Dia menyadari bahwa ayahnya itu sangat menyukai Chen Youran sejak awal. Hanya Chen Youran yang tidak pernah diperlakukan buruk oleh ayahnya. Tidak heran ayahnya dengan baik hati mengantarnya ke rumah Chen Youran beberapa kali. Dengan begitu, ayahnya bisa bertemu dengan wanita yang disukainya dengan menggunakan dirinya sebagai alasan. Dia sekali lagi meragukan apakah dia benar-benar adalah anak kandung Ji Jinchuan atau bukan.
Su Ning tidak bisa menahan senyumnya lebih lama lagi. Dia mengatupkan bibir. Kemudian, dia tersenyum lagi dan pura-pura tidak melihat uang yang ditaruh Ji Jinchuan di atas meja, "Kalau kamu sibuk, kamu tidak perlu mengantarku. Aku akan naik taksi sendiri."
Ji Jinchuan bersikap dingin dan acuh tak acuh. Dia benar-benar tahu bagaimana menemukan langkah untuk dirinya sendiri, pikirnya.
Su Ning mengambil tasnya, memandang Ji Nuo, dan berkata, "Bibi pergi dulu, ya. Kapan-kapan bibi akan datang untuk menjengukmu lagi. Sampai jumpa..."
Meskipun Ji Nuo mengeluh tentang ayahnya di dalam hatinya, tetapi dia masih mengucapkan selamat tinggal kepada Su Ning dengan sikap yang sangat baik, "Sampai jumpa lagi, Bibi Su…"
Setelah Su Ning pergi, Ji Jinchuan memandang Ji Nuo dan berkata, "Jangan beri tahu Ranran kalau ada wanita lain yang datang menemuimu."
"Memangnya kenapa?" tanya Ji Nuo yang menatap kosong ke arahnya.
Ji Jinchuan meneguk sedikit air lalu meletakkan gelas airnya. Dia pun menjawab, "Lakukan saja. Ada banyak alasan."
"Ayah, apa Bibi Su adalah wanita yang kamu goda di luar sana?" tanya Ji Nuo yang memandang Ji Jinchuan dengan tatapan serius.
"Bukan." Ji Jinchuan berkata dengan wajah dingin.
Ji Nuo yang tidak percaya dengan apa yang dikatakan ayahnya pun membalas, "Lalu kenapa dia ingin menyenangkan dan mengambil hatiku?"
"Tanya kakekmu saja," tutur Ji Jinchuan.
***
Setelah bekerja, Chen Youran mengemasi barang-barangnya. Usai memberikan penjelasan kepada Asisten Tang, dia kemudian pergi ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit sambil menunggu lift, dia menjawab panggilan telepon. Panggilan itu selesai saat pintu lift terbuka dengan diikuti bunyi dentingan.
Hanya ada dua atau tiga orang di dalam lift itu. Akhirnya, seorang wanita muda keluar. Wajah wanita itu tidak terlalu bagus. Dia terlihat marah dan tidak sengaja menabrak Chen Youran. Ponsel bahkan jatuh ke lantai karena tabrakan itu. Dia sedikit mengernyit dan melihat kembali ke wanita yang telah pergi tanpa meminta maaf padanya.
Chen Youran mengambil ponselnya, yang masih berada di tengah panggilan. Dia memeriksanya dan tidak menemukan kerusakan. Ponselnya masih bekerja dengan baik. Sebelum pintu lift tertutup, dia menekan tombol buka, lalu masuk ke dalam lift sambil berkata 'permisi' kepada semua orang. Lalu dia menekan tombol ke lantai kamar pasien VIP.
Ketika Chen Youran datang ke kamar pasien, tampak Ji Nuo sedang bermain dengan mainan barunya di tempat tidur pasien. Sementara itu, Ji Jinchuan sedang duduk di sofa dengan laptop di kakinya yang tumpang tindih. Pria itu menatap layar dengan ekspresi fokus.
Melihat Chen Youran akhirnya datang, Ji Nuo sangat senang dan membuang mainan di tangannya ke samping, "Ranran, kamu datang. Aku punya hadiah untukmu."
Ji Jinchuan mendongak dan melihat wanita yang masuk. Wanita itu berjalan melewatinya tanpa melihat ke samping dan berdiri diam di samping tempat tidur pasien. Wanita itu memang tidak pernah melihat ke arahnya.
Chen Youran meletakkan tas di atas meja. Bibirnya yang berwarna merah melengkung dan matanya tertuju pada wajah kurus Ji Nuo. Tatapan matanya tampak lembut dan cerah. Dia lalu bertanya, "Hadiah apa?"
Ada lemari kecil di depan tempat tidur pasien. Ji Nuo membuka laci lemari itu dan mengeluarkan bangau kertas dari dalam. Dia memegangnya di depan Chen Youran seperti harta karun, "Ranran, aku melipatnya sendiri dan memberikannya padamu."
Kemarin, Ji Nuo melipat beberapa potong dan tidak bisa menemukan mana yang terlihat bagus. Dia kemudian memandang pria yang memasuki kamar pasien dari balkon setelah menelepon dan berkata, "Ayah, bantu aku untuk memilih."