Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Memiliki Anak Lagi (3)



Memiliki Anak Lagi (3)

1Di kamar pasien…      

Ji Nuo baru saja selesai makan dan menyerahkan mangkuk kosong kepada Bibi Wu. Melihat Ji Jinchuan mendorong pintu dan masuk, dia memanggilnya dan berkata, "Ranran berkata hari ini akan datang untuk menemuiku, tetapi sampai sekarang dia belum datang. Berikan aku ponselmu…"     

Ji Jinchuan berjalan mendekat dan mengeluarkan ponselnya dari sakunya. Ji Nuo telah menghafal nomor telepon Chen Youran, dia pun menekan menu input nomor dan menghubunginya. Ketika dia melihat kata 'Youyou' ditampilkan di layar ponsel, dia melengkungkan bibirnya. Pria tua ini sangat menjijikkan. Metode menggoda para gadis harusnya dipelajari dariku, gumamnya dalam hati.     

Telepon berdering beberapa kali dan ditutup. Ji Nuo mendengarkan bunyi bip dari dalam dan menatap ponsel dengan tatapan bingung sejenak. Lalu, dia menatap Ji Jinchuan dan bertanya, "Ayah, apa Ranran marah lagi?"     

Ji Jinchuan melihat wajah kecil Ji Nuo yang penuh dengan rasa kesal. Dia melirik Bibi Wu, yang sedang berjalan ke kamar mandi, dan berkata dengan lembut, "Bukannya Paman Kedua-mu pernah mengajarimu? Wanita bisa saja dalam suasana hati yang buruk selama beberapa hari setiap bulan."     

Ji Nuo menggelengkan kepalanya, menunjukkan bahwa Ji Shaoheng belum mengajarinya akan hal itu. Ji Jinchuan meliriknya dengan lembut dan berjalan untuk duduk di sofa. Dia sangat tertekan, dia tanpa sadar mengeluarkan rokok di sakunya, tetapi merasakan bahwa sakunya kosong.     

Kemarin, Ji Jinchuan berpikir tentang bagaimana memberi tahu Chen Youran tentang ini. Dia merasa sangat gelisah saat itu, dia pun ingin menghilangkannya dengan rokok. Dia mengeluarkan sebatang rokok dan memasukkannya ke dalam mulutnya. Lalu, dia mengeluarkan korek api dan hendak menyalakannya. Namun, Ji Shaoheng mengambilnya sekaligus dengan koreknya.     

"Untuk mencegahmu memasuki rumah sakit lagi, seluruh keluarga mengkhawatirkanku. Jadi, aku akan menyita rokok ini," ujar Ji Shaoheng.     

Ketika Lin Mo'an pulang kerja dan membuka pintu rumah, dia mencium bau anggur. Dia mengangkat tangannya dan menekan sakelar lampu di dinding. Ruang tamu yang gelap seketika menjadi terang. Di lantai menuju kamar tidur di lorong, ada kunci dan tas yang tergeletak. Dia pergi untuk mengambilnya, lalu datang ke kamar tidur Chen Youran. Dia mengangkat tangannya dan mengetuk pintu, tetapi tidak ada jawaban dari dalam.     

Lin Mo'an memutar kenop pintu, tetapi rupanya dikunci dari dalam. Keningnya pun mengerut, "Youran, buka pintunya."     

Ruangan itu sunyi. Jika bukan karena tas dan kunci yang tergeletak di lantai serta pintu yang terkunci, Lin Mo'an akan salah mengira bahwa tidak ada seorang pun di ruangan itu. Dia mengetuk daun pintu dengan keras, "Youran, apa pun yang terjadi, buka pintunya dulu!"     

Tetap tidak ada jawaban meskipun Lin Mo'an sudah mengetuk pintu beberapa kali, jadi dia harus kembali ke kamarnya. Dia membuka kunci jendela anti-pencurian dan menggeser jendela yang menuju ke balkon di luar kamar tidur Chen Youran. Untungnya, pintu kaca geser dari balkon ke kamar Chen Youran tidak terkunci. Dia pun membuka pintu kaca tersebut dan masuk ke dalam.      

Tirai tebal yang terpasang menghalangi cahaya sehingga tidak ada cahaya di ruangan itu. Lin Mo'an mengeluarkan ponsel dari sakunya dan menekan layar untuk menyalakan senter. Setelah itu, dia berjalan perlahan menuju pintu dalam cahaya yang redup dan menekan sakelar lampu di dinding.     

Saat lampu menyala, Lin Mo'an melihat Chen Youran meringkuk di sudut ruangan. Wanita itu memegangi kakinya, meletakkan dagunya di atas lututnya yang tertekuk, dan tampak sedih juga linglung. Dia pun bergegas mendekatinya, lalu berjongkok di depannya. Ada air mata pada pipi wanita di depannya, wajahnya tampak seputih kertas.     

"Apa kondisi Nuonuo memburuk lagi?"     

Chen Youran menutup matanya dan air mata di matanya jatuh. Suaranya begitu serak sehingga dia hampir tidak bisa berbicara, "Ditemukan cara lain untuk menyembuhkan Nuonuo."     

Lin Mo'an melihat ekspresi sedih Chen Youran dan menebak bahwa masalahnya tidak sederhana, "Cara apa?"     

Chen Youran terisak beberapa kali, lalu mengucapkan kalimat yang sangat sulit untuk keluar dari mulutnya, "Darah tali pusar."     

Mendengar jawaban Chen Youran, Lin Mo'an terdiam. Setelah beberapa saat, dia berkata, "Aku akan meminta Sekretaris Jia untuk menemukan donor sumsum tulang belakang yang tepat sesegera mungkin."     

Chen Youran memeluk dirinya sendiri dan ingin mengubur seluruh tubuhnya yang menggigil di dinding. Lin Mo'an meletakkan tangannya di bahu temannya itu dan mencoba menenangkannya dalam diam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.