Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Aku Ingin Pulang (3)



Aku Ingin Pulang (3)

3Melihat Chen Youran tidak berbicara, perawat bertanya, "Nyonya Lin, ada apa?"     

Chen Youran mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya, "Tidak ada apa-apa. Kamu istirahat saja. Aku akan mengajaknya jalan-jalan."     

Setelah itu, Chen Youran mendorong Lin Xia untuk berjemur di bawah sinar matahari di halaman luar. Cuaca hari ini bagus, sehingga banyak perawat atau anggota keluarga yang membawa pasien untuk berjemur di bawah sinar matahari. Dia berhenti di depan sebuah bangku, kemudian dia duduk di depan Lin Xia. Dua mengangkat tangannya dan merapikan rambutnya yang menjuntai ke depan di belakang telinganya.     

Melihat wanita yang tidak bergerak, Chen Youran berkata dengan sedih, "Halo, meskipun kamu tidak dapat berbicara sekarang, tetapi aku ingin bercerita kepadamu. Aku tidak bisa memikirkan apa pun lagi. Kalau aku tidak dapat menemukan sumsum tulang belakang yang tepat, aku tidak ingin hidup…"     

Berbicara tentang sumsum tulang belakang, suara Chen Youran sedikit tersendat. Beberapa kali dia bahkan terisak. Ketika dia berada di penjara tahun itu, Ji Nuo baru berusia 7 bulan. Anak itu tidak hidup bersamanya selama bertahun-tahu, sehingga tidak pernah merasakan cinta dari seorang ibu. Dia selalu merasa bahwa dia memiliki utang pada anaknya itu. Jika dia bisa memilih, dia tentu juga ingin menemani Ji Nuo dan menyaksikan pertumbuhannya. Namun, dia tidak punya pilihan 5 tahun yang lalu.     

"Lin Xia, ​​kamu harus cepat sembuh. Dia telah menunggumu." Chen Youran menahan air matanya dan memegang tangan Lin Xia. "Dia sangat mencintaimu."     

Setelah berbicara dengan Lin Xia selama beberapa jam, Chen Youran membawanya kembali ke kamar pasien. Dia kemudian mengeluarkan ponselnya dari dalam tasnya untuk melihat waktu. Dia melihat ada lima panggilan tak terjawab di sana. Tiga dari Lin Mo'an dan dua lainnya dari Asisten Tang. Panggilan terakhir dari Lin Mo'an terjadi beberapa menit yang lalu.     

Chen Youran melirik ponselnya dan tidak tahu sejak kapan nada dering ponsel itu dimatikan. Dia berpikir sejenak dan terbesit di benaknya bahwa kemungkinan Ji Jinchuan menyentuh ponselnya ketika dia pingsan di rumah sakit.     

Setelah keluar dari Sanatorium dan masuk ke dalam mobil, Chen Youran menghubungi kembali ke Lin Mo'an. Telepon pun terhubung. Sebelum dia bisa berbicara, Lin Mo'an lebih dulu bertanya, "Kamu di mana?"     

Mendengar kecemasan dalam nada suara sahabatnya itu, Chen Youran menjawab dengan suara tercekat, "Maaf, Mo'an, sudah membuatmu khawatir."     

"Bagaimana hasilnya?" tanya Lin Mo'an.     

Mata Chen Youran terasa perih dan air matanya hampir jatuh lagi. Dia menutupi bibirnya dan memaksa kabut di matanya agar kembali. Dia mengucapkan dua kata dengan susah payah, "Tidak bagus."     

Lin Mo'an terdiam. Dia mengerti apa maksud yang diwakili oleh kata 'Tidak bagus' itu. Melalui telepon, dia dapat mendengar isak tangis Chen Youran di seberang sana. Dia pun berusaha untuk menenangkannya, "Akan ada jalan…"     

"Mo'an, kalau Nuonuo sampai meninggal, aku tidak akan bisa hidup lagi…" Chen Youran menangis dengan getir.     

Lin Mo'an menghiburnya dengan berkata, "Jinchuan telah merawat Ji Nuo selama ini dan tidak mengirimnya pergi seperti Fang Yaqing serta anaknya, yang cukup untuk menunjukkan kalau dia sangat mementingkan Ji Nuo. Dia pasti akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkannya. Kamu jangan terlalu khawatir dulu."     

Chen Youran menahan tangisnya hingga bahunya terus bergetar. Dia tidak berbicara untuk waktu yang lama. Mengetahui bahwa itu adalah pukulan besar bagi Chen Youran, Lin Mo'an khawatir wanita itu tidak dapat berpikir dengan jernih untuk saat ini. Dia lalu memasukkan kunci mobil ke dalam saku celananya, berjalan mengambil mantel di gantungan, dan berjalan keluar dari kantor.     

"Apa kamu masih di rumah sakit? Aku baru saja pulang kerja dan sekarang aku akan datang menjemputmu."     

Chen Youran tidak ingin merepotkan Lin Mo'an lagi, dia pun berkata, "Aku sedang dalam perjalanan pulang."     

"Di mana kamu sekarang? Kirimi aku lokasimu terkini," ujar Lin Mo'an sambil berjalan keluar dari kantor.     

"Aku akan pulang sendiri," tutur Chen Youran. Matanya penuh dengan air, yang membuatnya tampak sebening batu giok.     

Saat berbicara dengan Chen Youran, Lin Mo'an baru saja tiba di lift, "Baiklah, ketika kamu sudah sampai rumah, istirahatlah dulu. Aku akan membeli sayuran dan memasak. Apa yang ingin kamu makan?"     

"Terserah kamu," jawab Chen Youran dengan singkat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.