Nuonuo di Rumah Sakit (3)
Nuonuo di Rumah Sakit (3)
Presiden Qian bangkit dengan senyum di wajahnya dan menjabat tangan Chen Youran. Kemudian, dia mengendurkan jabatan tangan mereka tanpa gerakan melecehkan sedikit pun. Dia pun berkata, "Direktur Lin, saya dengar Anda adalah tangan kanan Presiden Lin. Sepertinya, Anda benar-benar adalah wanita yang tidak mau kalah dengan pria."
Rubah tua itu tidak memanfaatkannya, Chen Youran pun merasa sedikit terkejut, dia berkata pelan, "Presiden Qian bisa saja kalau bercanda."
Setelah sapaan singkat, kedua belah pihak duduk. Setelah itu, pelayan datang membawa piring berisi berbagai hidangan.
"Presiden Qian, tanah di barat kota…"
Sebelum Chen Youran menyelesaikannya, ucapannya dipotong oleh Presiden Qian, "Makan dulu dan mari bicara setelah makan malam."
Melihat ini, Chen Youran tidak buru-buru untuk melanjutkan. Dia mengambil sumpit dan perlahan mengambil hidangan pada piring di depannya.
Presiden Qian mengambil gelas di depannya dan menatap Chen Youran, "Direktur Lin, perusahaan Grup LC dan Grup Hongtu bekerja sama untuk pertama kalinya. Mari kita minum sebagai perayaan."
"Terima kasih, Presiden Qian, telah memberi kami kesempatan untuk bekerja sama," balas Chen Youran dengan senyum formal di wajahnya.
Di meja makan, setiap kali Chen Youran menyebutkan tanah di barat kota, perhatiannya perlahan selalu dialihkan oleh Presiden Qian tanpa jejak. Presiden Qian terus memberinya minum. Demi tanah di barat kota, dia pun terpaksa harus meminumnya. Kapasitas minumnya cukup baik, tetapi dia mudah mabuk ketika minum dengan perut kosong. Setelah beberapa minuman, dia merasakan tidak nyaman di perutnya.
Asisten Tang yang melihat Chen Youran telah memaksakan senyum, menolak anggur dari Presiden Qian dengan berkata, "Presiden Qian, Direktur Lin sudah hampir mabuk, saya akan membantunya minum sisanya."
"Ya, silakan saja." Presiden Qian terlihat murah hati. Ketika dia tertawa, wajah yang seperti piring bundar besar itu bergetar.
Meskipun Asisten Tang adalah seseorang yang terlatih, tetapi kapasitas minumnya tidak cukup baik. Setelah tiga putaran minum, dia sudah mabuk dan berbaring di atas meja. Chen Youran tiba-tiba merasa bahwa dia telah membuat kesalahan. Dia seharusnya membawa Sekretaris Jia bersamanya. Tidak ada yang bisa menandingi kapasitas minum Sekretaris Jia.
"Maaf, saya ingin ke toilet dulu." Chen Youran bangkit dan berjalan keluar dari ruangan itu. Kakinya terasa lemah tak berdaya. Dia pergi ke toilet untuk mencuci muka dan kembali sadar.
Setelah kembali ke bilik, begitu Chen Youran duduk, Presiden Qian kembali mengisi gelasnya dengan anggur, "Kelihatannya Direktur Lin sudah hampir mabuk. Ayo minum beberapa gelas terakhir. Setelah itu, mari kita tanda tangani kontrak, lalu pulang."
Namun, Chen Youran tidak menyangka bahwa apa yang disebut beberapa gelas terakhir itu tidak ada habisnya. Kepalanya begitu berat sehingga dia tidak tahan dan akhirnya berbaring di atas meja.
"Direktur Lin…" Presiden Qian meletakkan gelas di tangannya. Dia memanggilnya dua kali, namun Chen Youran yang berbaring di atas meja masih tidak menjawab juga.
"Mari kita tanda tangani kontrak," tutur Presiden Qian. Chen Youran tetap tidak bergerak.
Presiden Qian saling memandang dengan sekretarisnya. Kemudian, dia berkata kepada sekretarisnya, "Bawa dia dengan cepat."
***
Ji Jinchuan keluar dari toilet dan melihat seorang wanita berbaring di tempat tidur yang lebar. Wanita itu mengenakan setelan formal, rambut hitam keritingnya yang tebal menutupi wajahnya. Udara di sekeliling sepertinya dipenuhi dengan aroma anggur dari wanita itu. Dia sedikit mengernyit dan pergi untuk mengambil ponsel di atas meja. Dia pun hendak pergi untuk memanggil pelayan dan mengusir wanita itu.
Ada begitu banyak wanita yang ingin naik ke tempat tidurnya tahun ini, tetapi Ji Jinchuan tidak pernah ingin melihat mereka lagi. Selama wanita itu bukan Chen Yoran, dia sama sekali tidak tertarik. Segera setelah dia melakukan panggilan keluar, dia mendengar wanita di tempat tidur merengek. Rasanya sangat tidak nyaman, suara kecil itu terdengar seperti raungan kucing.
Ji Jinchuan pun melirik wanita itu dan melihatnya berbaring miring. Rambutnya meluncur ke bawah, sehingga memperlihatkan wajahnya yang lembut dan tampak familier.