Selamat Tinggal, Cinta Dalam Hidupku (6)
Selamat Tinggal, Cinta Dalam Hidupku (6)
Lin Mo'an bahkan mengenakan celemek di pinggangnya. Dia tampak seperti suami yang tidak memiliki sikap membantah pada istrinya sama sekali. Sebaliknya, dia melakukan semuanya dengan kehangatan yang lembut.
Lin Mo'an memandang pria tua yang duduk di sofa. Dia tertegun sejenak, lalu memulihkan ketenangannya. Dia berjalan dengan tenang ke ruang makan dan meletakkan piring di atas meja. Chen Youran melirik Tuah Lin sekilas, lalu menatap Lin Mo'an lagi, dan pergi untuk mengambil alih pekerjaannya.
Lin Mo'an meraih tangan Chen Youran dan menggelengkan kepalanya. Setelah itu, dia berjalan ke Tuan Lin sambil melepaskan ikatan celemeknya, "Ayah…"
Sebutan 'Ayah' membuat mata Tuan Lin penuh dengan air mata. Dia berkata, "Ayah pikir kamu tidak akan mengenalku."
"Meskipun aku tidak akan kembali ke kediaman ke Keluarga Lin lagi, kamu akan tetap menjadi ayahku." Lin Mo'an meletakkan celemeknya di atas meja ruang tamu dan duduk di sofa.
Chen Youran membuat teh untuk mereka dan memikirkan akan kembali ke kamar saja. Namun tiba-tiba, terdengar Tuan Lin berkata, "Ini menantu perempuanku?"
"Iya." Ekspresi wajah Lin Mo'an tampak sama.
Tuan Lin memandang Chen Youran dengan hati-hati. Dia mengangguk puas dan berkata kepada Chen Youran, "Duduklah…"
Chen Youran tersenyum padanya dan duduk di samping Lin Mo'an. Mereka adalah suami dan istri palsu, tetapi sekarang situasinya sedang ada orang tua Lin Mo'an, jadi mereka harus berpura-pura menjadi seperti suami istri asli.
"Aku tidak punya niat lain untuk datang hari ini. Aku hanya ingin melihat kalian," kata Tua Lin.
Lin Mo'an mengambil cangkir teh dan meminumnya perlahan. Setelah itu, dia berkata, "Aku pikir ayah datang untuk membujukku agar mau untuk kembali ke kediaman Keluarga Lin."
Tuan Lin hanya tersenyum, "Kamu adalah putraku. Aku tahu bagaimana temperamen dirimu. Kamu tidak akan memaafkan ibumu atas apa yang dia lakukan. Jadi tidak peduli bagaimana aku menasihatimu, kamu tidak akan mau untuk kembali. Kenapa aku harus membuang air liurku untuk itu?"
"Baguslah kalau ayah tahu itu," ujar Lin Mo'an dengan lemah.
Tuan Lin tidak keberatan dengan sikap Lin Mo'an yang dingin itu. Lalu, dia berkata dengan lembut, "Bolehkah aku tinggal di sini sebentar dan makan malam bersama kalian?"
"Selama ayah tidak keberatan dengan makanan buruk yang aku masak, terserahmu…" kata Lin Mo'an sambil bangkit berdiri dan pergi menuju ke dapur.
Chen Youran mengikuti Lin Mo'an ke dapur dan membantu mengeluarkan makanan untuk meletakkannya di atas meja. Tadinya, karena hanya ada dua orang, Lin Mo'an hanya memasak tiga hidangan dan satu sup. Sekarang ada Tuan Lin juga, jadi dia dengan cepat memasak dua hidangan tambahan.
"Paman, silakan makan…" ujar Chen Youran sambil membawakan makanan untuk Tuan Lin.
"Kamu bisa memanggilku ayah sama seperti Mo'an," balas Tuan Lin dengan senyum di wajahnya.
Chen Youran merasa sungkan, apalagi dia tidak terbiasa memanggil Tuan Lin dengan sebutan ayah. Dia mengambil alih pekerjaan Lin Mo'an dan makan dengan tenang.
Setelah selesai makan malam, Chen Youran membersihkan piring dan sumpit, lalu pergi ke dapur untuk mencucinya. Sementara Lin Mo'an menemani Tuan Lin untuk berbincang-bincang di ruang tamu. Ketika Chen Youran keluar dari dapur, Tuan Lin sudah pergi. Lin Mo'an yang duduk di sofa terlihat seperti kesurupan.
Chen Youran menyeka air dari tangannya, berjalan mendekat, dan bertanya, "Ada apa?"
Lin Mo'an menggelengkan kepalanya dan tetap diam. Chen Youran menduga bahwa Tuan Lin pasti mengatakan sesuatu kepada pria ini, jadi dia tidak bertanya lagi.
***
Setelah bekerja pada hari Selasa, Chen Youran menemani Lin Mo'an ke perjamuan. Aula perjamuan yang mewah dipenuhi dengan gelas dan anggur. Para tamu yang hadir mengenakan pakaian perjamuan yang indah.
Ketika Chen Youran muncul, semua orang memandangnya tanpa tau apa alasannya. Dia curiga pada awalnya, tetapi setelah melihat Ji Jinchuan, dia mengerti arti tatapan mata semua orang. Di hadapan tatapan dengan makna mendalam dari semua orang, wajahnya tetap tenang dan acuh tak acuh.
Pria yang merupakan mantan suami Chen Youran juga menatap ke arahnya. Penampilannya yang tampan, posturnya yang tinggi dan tegak serta temperamennya yang acuh tak acuh dan mulia, membuatnya terlihat menonjol di antara keramaian.