Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kamu Seharusnya Senang Bertemu Denganku (4)



Kamu Seharusnya Senang Bertemu Denganku (4)

3Pada saat itu, Ji Shaoheng terus berpikir bahwa jika dia tidak bertemu dengannya hari ini, Chen Youran pasti akan dibantai oleh orang lain. Dia mengeluarkan ponsel dari sakunya dan bertanya lagi sebelum menelepon, "Apa ada lagi yang ingin kamu makan selain bubur?"     

Mungkin karena kondisinya yang masih sakit, Chen Youran bersandar lemah di sofa dan berkata dengan malas, "Roti goreng."     

Ji Shaoheng mengerutkan kening, tetapi demi Chen Youran yang saat ini masih menjadi pasien, dia tidak banyak bicara. Dia kemudian menghubungi Yan Hao. Setelah memutuskan sambungan telepon, dia melemparkan ponselnya ke meja ruang tamu.     

"Apa yang kamu lakukan pada Shen Xiaoke?" tanya Ji Shaoheng.     

"Dia masih hidup," jawab Chen Youran. Dia tidak peduli tentang bagaimana penampilannya hari ini. Dia mengambil bantal dan berbaring karena merasa lemas.     

Mendengar apa yang Chen Youran katakan, Ji Shaoheng menebak bahwa Shen Xiaoke seharusnya sangat menderita kali ini. Dia pun berkata, "Aku telah membantumu begitu banyak, apa kamu tidak ingin mengatakan apa-apa untuk berterima kasih?"     

Chen Youran mengangkat kepalanya sedikit dan menatap mata Ji Shaoheng. Matanya yang dingin dipenuhi dengan senyum santai. Dia membalas, "Aku akan mengajakmu makan malam di lain hari."     

"Oke, aku akan menunggu saat itu."     

Meskipun Shen Xiaoke adalah sepupunya, tetapi Ji Shaoheng telah berada di New York selama beberapa tahun. Kemudian Shen Xiaoke menjebak Chen Youran dan hubungan antara Keluarga Ji dengan Keluarga Shen pun sedang tidak begitu baik.      

Hubungan antara saudara sepupu itu tidak dekat sama sekali, jadi bahkan jika mereka bertemu secara tidak sengaja di luar, dia akan menutup mata. Kali ini, Chen Youran yang meminta bantuannya, jadi dia tidak akan peduli apa Shen Xiaoke memiliki hubungan dengannya atau tidak.     

Setelah setengah jam, Yan Hao kembali dari membeli bubur, roti goreng, dan beberapa makanan penutup. Meskipun Chen Youran sangat lapar, tetapi dia tetap mempertahankan postur elegannya saat makan seperti yang biasa. Bubur putih hangat membuat perutnya terasa jauh lebih baik saat ini. Dia juga makan beberapa roti goreng dan makanan penutup lainnya.     

Ji Shaoheng bersandar di sofa, menyesap kopi perlahan, lalu berkata, "Ternyata kamu makan tidak sedikit. Kenapa kamu masih sangat kurus?"     

Chen Youran mengangkat matanya dan melirik Ji Shaoheng. Melihat tampilan senyum ejekan di wajah pria itu, dia berkata, "Bukannya sekarang sudah sekitar pukul 2 atau 3 sore? Aku belum makan sejak tadi malam. Kenapa kamu tidak mencoba memakannya?"     

"Kalau begitu, makanlah lebih banyak. Ini semua milikmu. Jangan pergi sampai kamu selesai makan," ujar Ji Shaoheng yang kemudian bangkit dan pergi menuangkan air untuk Chen Youran.     

Meskipun sudah tidak makan lebih dari 10 jam, Chen Youran hanya makan sepertiga, dan sisanya dibiarkan. Dia beristirahat sejenak di sana, lalu bangkit berdiri, "Aku harus kembali."     

Ji Shaoheng baru saja menyalakan sebatang rokok. Asap putih keluar dari lubang hidung dan bibirnya yang tipis, mengaburkan fitur wajahnya yang tampan. Dia bertanya, "Apa kamu takut suamimu tidak dapat menemukanmu dan mengkhawatirkanmu?"     

"Tentu saja," jawab Chen Youran dengan nada yang sangat santai.     

Ji Shaoheng seketika tersenyum. Jika dia tidak tahu bahwa Chen Youran tidur terpisah dari Lin Mo'an, dia akan berpikir betapa baiknya hubungan mereka. Dia bangkit dan mengambil kunci mobil dari meja, "Aku akan mengantarmu."     

"Tidak perlu, aku naik taksi sendiri saja." Chen Youran menolak tanpa ragu-ragu. Dia telah sepakat untuk menjaga jarak dari Keluarga Ji. Tapi, hari ini dia berutang budi pada Ji Shaoheng, jadi dia tidak mau merepotkannya lagi.     

Ji Shaoheng bisa mendengar penolakan dalam nada suara Chen Youran. Tetapi, dia tidak bisa untuk tidak mengingat kejadian tadi. Dia mengaitkan bibirnya dan tersenyum, "Kalau kamu tertidur di dalam taksi lagi, kamu tidak akan memiliki keberuntungan seperti tadi."     

Saat ini, Ji Shaoheng sudah berjalan dua langkah, dia kemudian menoleh pada Chen Youran yang masih diam dan berdiri tak bergerak. Dia menatap wanita yang mengerutkan kening itu dan mengepalkan tangannya yang memegang kunci mobil dengan kesal, "Ngomong-ngomong, aku lupa memberitahumu, tasmu masih ada di mobilku."     

Chen Youran tampak ragu-ragu sejenak, dia pun mengangkat langkahnya dan mengikuti Ji Shaoheng. Matanya jatuh pada kaki normal pria itu, dia pun bertanya, "Kakimu… apa kakimu sudah baik-baik saja sekarang?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.