Memutus Hubungan dengan Keluarga Ji (6)
Memutus Hubungan dengan Keluarga Ji (6)
Ji Nuo mengangkat jarinya dan berkata dengan malu-malu, "Aku sendiri tidak punya pacar."
Chen Youran tertegun sejenak, kemudian tertawa keras. Melihat bahwa Chen Youran sedang mencibir dirinya, hati Ji Nuo pun sedikit terluka. Dia kemudian berkata dengan penekanan yang tegas, "Aku serius!"
Chen Youran khawatir Ji Nuo akan menangis jika dia terus tertawa. Jadi, dia segera menghentikan suara tawanya, berdeham, dan memperbaiki sikapnya, "Aku sudah menikah…"
Perkataan Chen Youran membuat ekspresi wajah Ji Nuo runtuh. Ekspresi terluka seketika terlihat di wajahnya. Setelah beberapa saat, dia mengangkat kepalanya dan berkata, "Apa kamu memiliki hubungan yang baik dengan suamimu?"
"Kenapa kamu bertanya seperti itu?" tanya Chen Youran yang merasa bingung.
Sambil meremas-remas jari kelingkingnya, Ji Nuo berkata dengan ragu-ragu, "Aku bisa menunggu perceraianmu."
"..." Chen Youran benar-benar tercengang. Dia bersyukur karena tidak sedang menyeruput kopi. Jika tidak, dia akan tersedak dan memuntahkannya. Anak ini… bagaimana cara orang tuanya mendidiknya? Gumamnya dalam hati.
"Kalau kamu pikir aku masih terlalu kecil, aku bisa memperkenalkan ayahku kepadamu. Meskipun dia tidak setampan aku, dia tidak lebih buruk dari yang lain dan tidak akan merugikanmu."
"..." Chen Youran kembali tercengang. Dia memiliki ekspresi linglung dan tidak tahu harus berkata apa. Apakah anak-anak zaman sekarang begitu dewasa sebelum waktunya? Batinnya lagi.
"Sekarang sudah larut, kamu harus pulang. Kalau tidak, ayahmu akan khawatir."
"Ayahku tidak akan peduli padaku. Dia hanya sibuk mencari uang sepanjang hari, jadi istrinya kabur. Dia akan tetap menjadi bujangan tua," gumam Ji Nuo.
"..." Chen Youran lagi-lagi dibuat tercengang oleh perkataan Ji Nuo. Nuo Bao, kalau kamu berkata begitu, apa bisa dikatakan kalau ayahmu benar-benar baik? Batinnya.
Setelah itu, Chen Youran bertanya, "Kalau begitu, kamu pasti memiliki anggota keluarga lain? Apa mereka tidak baik kepadamu?"
"Aku masih punya Kakek, Nenek, dan Paman Kedua." Ji Nuo kecil menjentikkan jari-jarinya yang gemuk. Lalu, melanjutkan perkataannya, "Mereka sering menyebutku kesayangan."
"Kalau begitu, masalah selesai… Cepatlah pulang."
Ji Nuo pun bangkit dari kursinya, membawa ransel kecil di punggungnya, dan meremas-remas jari-jarinya. Ekspresi wajahnya menunjukkan dia ingin mengatakan sesuatu. Chen Youran melihat ekspresinya, dia pun tahu bahwa anak kecil itu memiliki sesuatu untuk dikatakan pada dirinya. Dia mengangkat bibirnya dan berkata, "Apa yang ingin kamu katakan padaku?"
Wajah kecil Ji Nuo sedikit merah. Dia tidak berani menatap Chen Youran. Dia menundukkan kepalanya dan berkata dengan tegas, "Apa aku boleh menciummu?"
"Memangnya kenapa?"
Melihat bahwa Chen Youran tidak marah, Ji Nuo mengangkat kepalanya. Sorot matanya tampak sangat cerah. Dengan ekspresi senang, dia berkata, "Karena aku menyukaimu."
Chen Youran berada dalam keadaan linglung selama beberapa saat. Ketika dia melihat dengan cermat, Ji Nuo tampak familier baginya. Tetapi, dia yakin dia belum pernah melihat anak ini sebelumnya.
Ketika Chen Youran sedang melamun, Ji Nuo dengan cepat mencium pipinya. Dia kemudian mundur dua langkah dan berkata, "Diam berarti tanda setuju. Aku diizinkan olehmu, jadi kamu tidak boleh marah."
Bagaimana bisa seorang anak berusia 6 tahun tahu begitu banyak? Pikir Chen Youran. Dia kemudian bertanya, "Siapa yang mengajarimu kata-kata ini?"
"Kata-kata apa?" Ji Nuo mengerjapkan matanya dan menatap dengan tatapan kosong.
Chen Youran memberi dua contoh, "Pria tidak boleh terlambat saat berkencan dan diam berarti persetujuan."
"Paman Kedua-ku," jawab Ji Nuo dengan cerdik.
Chen Youran benar-benar ingin melihat siapa paman kedua Ji Nuo ketika dia memiliki kesempatan.
"Ranran, aku harus pergi. Kalau tidak, kakek dan nenekku akan khawatir. Sampai jumpa…" Ji Nuo melambaikan tangan pada Chen Youran seperti anak kecil yang baik.
"Tunggu sebentar, aku akan mengantarmu pergi." Chen Youran memanggil pelayan untuk membayar tagihan.
"Tidak perlu." Ji Nuo mengucapkan sepatah kata dan bergegas keluar dari kafe tersebut seperti embusan angin.
Ketika Chen Youran mengejarnya, dia melihat anak kecil itu sudah naik dalam sebuah mobil mewah. Dia pun menghentikan langkah kakinya. Dia benar-benar anak dari keluarga kaya, tuturnya dalam hati.