Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Hatiku Seperti Kota Tandus, Penjarakan Aku Seumur Hidup (6)



Hatiku Seperti Kota Tandus, Penjarakan Aku Seumur Hidup (6)

2Chen Youran mengangguk pada Chen Shuna sambil tersenyum dan berbalik untuk pergi. Lalu, suara Chen Shuna datang dari belakangnya, "Kamu adalah Youran. Kamu tidak bisa menipuku!"     

Chen Youran menghentikan langkahnya dan berbalik untuk melihat mereka, lalu berkata, "Aku tidak mengatakan kalau aku bukan Chen Youran."     

Dia mengakuinya, dia menerimanya, batin Ji Jinchuan.     

Dibandingkan dengan ketenangan Ji Jinchuan, wajah Chen Shuna tampak terkejut. Kemudian, matanya dipenuhi dengan emosi yang kompleks. Sementara mata hitam Chen Youran menunjukkan tatapan licik. Chen Youran lalu bertanya, "Bukannya kalian tidak ingin aku kembali?"     

"Bagaimana mungkin?!" Chen Shuna menyunggingkan senyum enggan dari sudut mulutnya. "Ke mana saja kamu selama ini? Bagaimana kabarmu?"     

"Sangat baik." Chen Youran berkata dengan santai.     

Chen Shuna memandang Ji Jinchuan dan berkata dengan ragu-ragu, "Kamu dan Lin Mo'an…"     

Melihat Chen Shuna yang berhenti berbicara, Chen Youran langsung berkata, "Kamu ingin bertanya kepada kami apa hubungan kami?"     

Chen Shuna mengangguk. Lalu, Chen Youran pun bertanya, "Aku adalah Nyonya Muda Lin sekarang…'     

Chen Shuna tercengang. Meskipun dia sudah tahu, tetapi dia masih sangat terkejut saat mendengar Chen Youran yang mengatakan itu sendiri. Dia lalu menatap Ji Jinchuan. Ekspresi wajah dingin pria itu sangat santai. Mata pria itu terlalu dalam untuk bisa melihat emosi di dalamnya.     

"Presiden Ji, Nona Chen, aku sudah lama keluar, Mo'an pasti mencariku. Aku akan kembali ke ruang perjamuan dulu," ujar Chen Youran sambil tersenyum.     

Setelah kembali ke aula perjamuan, Chen Youran awalnya ingin beristirahat di ruangan khusus. Tetapi, ketika melihat Gu Jinchen datang ke arahnya, dia segera berjalan ke Lin Mo'an. Langkah kaki Gu Jinchen seketika berhenti tiba-tiba dengan sentuhan putus asa di wajahnya.     

Chen Youran mendekati Lin Mo'an yang sedang bertukar salam dengan tamu undangan. Melihat bahwa wajahnya tidak begitu baik, Lin Mo'an berkata permisi dan membawanya ke tempat lain.     

"Apa yang dia katakan kepadamu?" tanya Lin Mo'an. Begitu Chen Youran baru saja pergi, dia melihat Ji Jinchuan juga pergi ke toilet. Dia menduga bahwa keduanya pasti bertemu di sana.     

Chen Youran menyesap sampanye. Perlahan bibir merahnya yang indah sedikit terbuka, "Dia memintaku untuk kembali."     

"Mungkin dia menyesali perbuatannya dan menyadari kalau beberapa tahun terakhir ini dia tidak bisa hidup tanpamu," kata Lin Mo'an sambil tersenyum.     

"Apa pun itu, itu tidak ada hubungannya denganku." Chen Youran berkata dengan dingin.     

Setelah perjamuan, Ji Jinchuan adalah orang yang pertama pergi dari sana. Dia tahu bahwa mereka akan bertemu lagi, jadi dia tidak terburu-buru untuk memaksa Chen Youran. Jalan masih panjang, dia tidak bisa memaksanya terlalu cepat.     

Para tamu juga pergi satu demi satu. Gu Jinchen dan Chen Shuna menjadi orang yang terakhir pergi. Lin Mo'an dan Chen Youran lalu mengantar mereka keluar dari aula perjamuan.     

"Ayo kita keluar untuk minum kopi besok sore," ucap Gu Jinchen pada Chen Youran.     

"Maaf, aku khawatir aku tidak punya waktu." Chen Youran menjawab dengan senyum tipis, dan nada bicara seperti orang asing.     

"Bagaimana kalau lusa?"     

"Aku juga tidak bisa."     

"Kapan kamu punya waktu?" tanya Gu Jinchen.     

Siapa pun dapat mendengar desakan dalam nada suara pria itu. Chen Shuna pun menurunkan pandangan matanya dengan sedih dan ekspresi wajahnya tampak tidak terlalu bagus.     

Chen Youran melirik kakaknya itu dan menggelengkan kepalanya dengan ringan, "Aku belum memiliki waktu luang untuk sementara waktu ini."     

Gu Jinchen tahu bahwa ini semua hanyalah alasan Chen Youran, jadi dia masih tidak menyerah. Dia pun bertanya, "Bagaimana kalau akhir pekan ini?"     

"Presiden Gu, Anda sepertinya tidak menghargai aku sebagai suaminya ketika meminta istriku untuk minum kopi dengan Anda secara langsung di depanku," kata Lin Mo'an sambil tersenyum.     

"Aku sudah mengenalnya selama bertahun-tahun. Kami hanya minum secangkir kopi. Apa yang kamu khawatirkan?" Gu Jinchen berkata tanpa ekspresi. "Atau apa Presiden Lin ingin membatasi kebebasannya?"     

Lin Mo'an merengkuh pinggang Chen Youran dan memeluknya dengan sikap mendominasi, "Akhir pekan musim panas adalah waktuku bersamanya."     

Gu Jinchen hanya bisa menatapnya dengan dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.