Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Dia akan Masuk Penjara (2)



Dia akan Masuk Penjara (2)

0"Saya pengacara Nyonya Chen Youran. Saya meminta untuk menemuinya dan mengetahui kebenarannya," kata Zhou Xianglun kepada Petugas Wang.     

"Saya akan menanyakan kemauan Nyonya Ji terlebih dahulu," balas Petugas Wang yang tampak ragu-ragu.     

Beberapa orang itu pun akhirnya menunggu, sementara Petugas Wang pergi ke ruang tahanan dan kembali setelah beberapa saat. Semua orang memandangnya, Petugas Wang hanya menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nyonya Ji bilang dia tidak membutuhkan pengacara."     

"Apa kamu sudah menyampaikan perkataan kami?" tanya Gu Jinchen dengan kening yang berkerut dalam.     

Petugas Wang menepuk seragam polisinya dan berkata, "Tolong jangan ragukan identitas saya."     

Sekarang, mereka hanya tahu bahwa Chen Yaoting mentransfer sahamnya kepada Chen Youran untuk menghindari tanggung jawab pidana. Namun, tidak ada yang tahu mengapa Chen Youran tidak mengatakan yang sebenarnya.     

Ji Jinchuan pun berkata dengan suara yang dalam, "Aku harus menemuinya!"     

"Maaf, Presiden Ji, Nyonya Ji tidak ingin melihat siapa pun dan tidak ada yang bisa saya lakukan," balas Petugas Wang.     

"Apa yang Chen Yaoting katakan padanya?" tanya Ji Jinchuan sambil melirik Chen Shuna. Matanya tampak gelap dan dingin.     

Chen Shuna sama sekali tidak mengetahui keseluruhan cerita, bahkan dia tidak tahu kapan Chen Youran menjadi pemegang saham terbesar perusahaan Grup Chen. Ji Jinchuan yang sangat marah tidak bisa menahan nyala api yang membara dalam dirinya. Dia berkata, "Baru tiga hari yang lalu, ayahmu mentransfer saham itu kepadamu. Tapi namamu dan namanya mengalami perubahan tiga hari kemudian. Itu benar-benar seperti sudah direncanakan!"     

Chen Shuna benar-benar terkejut mendengar hal itu. Ji Jinchuan menatap Chen Shuna dengan tatapan tidak senang, lalu bertanya, "Ke mana perginya Chen Yaoting?!"     

Chen Shuna tercengang oleh raungan Ji Jinchuan, dia akhirnya bereaksi. Dia mengeluarkan ponsel dari tasnya dan ingin menghubungi ayahnya itu. Namun, Ji Jinchuan mencibir, "Tidak perlu meneleponnya! Sekarang dia tidak lagi berada di Tiongkok."     

Lagi-lagi, Chen Shuna terkejut. Dia menatap Ji Jinchuan dengan mata yang terbelalak. Tidak heran ketika dia menelepon Chen Yaoting setelah mengetahui kejadian itu, ponselnya dimatikan.     

Beberapa orang itu terus berada di kantor polisi selama lebih dari tiga jam. Polisi mengirim pesan yang tak terhitung jumlahnya, tetapi Chen Youran tetap tidak ingin menemui siapa pun.      

Ketika keluar dari kantor polisi, Xiao Cheng membuka pintu mobil dan Ji Jinchuan pun masuk ke dalamnya. Dia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan menggosok sudut matanya dengan lelah.      

"Kita harus menemukan keberadaan Chen Yaoting," ucap Ji Jinchuan.     

Xiao Cheng mendengar kalimat tersebut begitu dia duduk di kursi pengemudi. Dia memandang pria di kursi belakang melalui kaca spion dan menjawab, "Baik…"     

Setelah mereka sampai di Teluk Nanhai, Bibi Wu segera menyambut Ji Jinchuan dan bertanya dengan cemas, "Tuan Muda… Nyonya Muda, dia…"     

Ji Jinchuan tidak berbicara sama sekali, dia hanya berjalan, lalu duduk di sofa. Dia meletakkan satu tangan di dahinya. Tidak ada ekspresi di wajahnya, tetapi suasana hati yang sangat buruk sekarang ini.     

Melihat hal tersebut, Bibi Wu tidak berani bertanya lagi. Dia hanya berdiri di samping Ji Jinchuan dan terus melihat ke luar ruang tamu untuk melihat apa Chen Youran akan tiba-tiba kembali.     

Setelah waktu yang lama, Ji Jinchuan menarik tangan di dahinya dan bertanya dengan lemah, "Di mana Nuonuo?"     

"Baru saja tidur," jawab Bibi Wu.      

Ji Jinchuan melambaikan tangannya, mengangkat bibirnya, dan berkata, "Pergi dan istirahatlah…"     

Bibi Wu yang tampak ragu-ragu akhirnya bertanya, "Nyonya Muda… dia…"     

Ekspresi Ji Jinchuan dalam keadaan linglung selama beberapa saat. Kemudian, dia berkata dengan suara serak, "Dia mungkin tidak akan kembali dalam dua hari ke depan."     

"Dia… Apakah sesuatu terjadi padanya...?" tanya Bibi Wu.     

Ji Jinchuan mengencangkan kerutan di bibirnya, kemudian meregangkan rahangnya dalam garis lurus. Bibi Wu yang melihat hal itu tidak melanjutkan pertanyaannya.     

Ji Jinchuan duduk sejenak sebelum akhirnya bangkit dan berjalan ke tangga. Dia naik menuju ke ruang kerjanya. Ketika melewati pintu kamar utama, dia berhenti dan mendorong pintu kamar tersebut. Kamar itu gelap, dia pun menyalakan lampu dinding dan melihat ke tempat tidur. Tadi malam, mereka masih saling membelai telinga dan pelipis di tempat tidur besar itu. Bahkan, masih ada aroma Chen Youran di kamar.     

Tiga hari yang lalu, Chen Youran tiba-tiba tampak seperti orang yang berbeda. Ji Jinchuan merasa dirinya seharusnya waspada akan perubahan sikap istrinya itu. Jika dia memeriksanya lebih awal, dia bisa menghentikan semua ini.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.