Jika Dia Tidak Datang, Kamu Jangan Panik (6)
Jika Dia Tidak Datang, Kamu Jangan Panik (6)
Satu jam kemudian, Chen Youran akhirnya berhasil membuka simpul tali. Dia menghela napas lega dan bangkit tertatih-tatih tanpa daya untuk membantu melepaskan tali yang mengikat kaki Ji Shaoheng. Ji Shaoheng mencoba menahan rasa sakit di kakinya dengan sekuat tenaga. Kemudian, Chen Youran berlutut di lantai untuk melepaskannya.
Chen Youran menggerakkan pergelangan tangannya dan bangkit dari lantai. "Ayo cepat lari…"
Setelah itu, Chen Youran mengambil dua langkah dan menemukan bahwa Ji Shaoheng tidak bisa mengikutinya. Dia pun melihat ke belakang, dia menemukan adik iparnya itu duduk di lantai tanpa bergerak. Dari ekspresi wajahnya, terlihat bahwa pria itu sangat kesakitan. Dia melangkah maju dan mengangkatnya.
"Ayo jalan pelan-pelan, kita tidak bisa pergi kalau Xue Ling kembali," ucap Chen Youran.
Ketika tiba di dekat pintu, Chen Youran meminta Ji Shaoheng untuk bersandar di dinding terlebih dahulu. Dia membuka pintu dan melihat suasana di luar. Xue Ling tidak ada di sana. Dia pun kembali memapah Ji Shaoheng, membuka pintu dengan satu tangan, dan mereka keluar dari rumah kayu itu. Daerah di sekitar sana seperti gunung liar dan hujannya yang turun sangat deras sehingga mereka tidak tahu arah sama sekali.
Ketika memasuki hujan, pakaian mereka pun basah kuyup. Hujan mengaburkan pandangan mereka. Ada beberapa saat mereka tidak bisa membuka mata. Mereka juga tidak bisa menemukan penduduk sekitar setelah berjalan cukup jauh. Tempat ini benar-benar tampak seperti yang disebut hutan terlarang, yang jika ada orang masuk tidak akan ada yang berhasil untuk keluar.
Ji Shaoheng terpeleset dan jatuh ke tanah. Hujan menyerbu kakinya membuat rasa sakitnya lebih parah dari sebelumnya. Kesabarannya telah mencapai batas saat ini. Chen Youran kebetulan melirik ke belakang dan melihat Xue Ling menyusul. Xue Ling berjalan dengan cepat sambil membawa pisau buah di tangannya.
"Xue Ling akan datang. Ayo, cepat bangun…" ujar Chen Youran dengan tergesa-gesa pada Ji Shaoheng.
"Pergi dan tinggalkan aku sendiri." Ji Shaoheng menggertakkan giginya.
Namun, Chen Youran menarik Ji Shaoheng untuk bangkit dengan napas berat, "Kalau kamu tidak mau pergi bersamaku, kamu akan mati saat jatuh ke tangannya."
Chen Youran memapah Ji Shaoheng untuk berjalan dan mempercepat langkahnya. Xue Ling juga mengikuti mereka dengan tergesa-gesa dan berjalan terlalu cepat, sehingga dia terpeleset dan tubuhnya berguling menuruni bukit.
"Ke arah mana kita harus pergi?" tanya Chen Youran. Dia selalu menjadi petunjuk arah yang buruk.
Hujan terlalu deras, sehingga mereka tidak bisa melihat apa pun. Ji Shaoheng pun memberi petunjuk berdasarkan perasaan, "Ke sisi kanan seharusnya merupakan jalan menuruni gunung."
Mendengar hal itu, Chen Youran membantu Ji Shaoheng berjalan ke kanan. Namun, Ji Shaoheng tidak bergerak., dia berkata, "Ayo, kita pergi ke kiri saja…"
"Kenapa?" tanya Chen Youran.
Ji Shaoheng menggertakkan gigi dan menahan rasa sakit di kakinya, lalu ia menjawab, "Xue Ling pasti akan mengikuti jalan menuruni gunung untuk mengejar kita."
Chen Youran segera mengerti dan membantunya berjalan ke kiri. Mereka berjalan jauh dan melihat sebuah lubang kecil di depan mereka. Ji Shaoheng pun berkata, "Xue Ling seharusnya tidak bisa mengejar kita. Ayo berlindung dari hujan dulu."
Chen Youran membantu Ji Shaoheng masuk ke dalam lubang itu. Meskipun lubangnya kecil, tetapi itu cukup untuk dua orang. Mereka duduk di tanah dan bersandar di dinding batu, menyaksikan cuaca kelabu. Mereka terdiam selama beberapa saat.
"Untungnya hujan turun dan menyelamatkan kita. Kita tidak jadi dibakar oleh Xue Ling," tutur Chen Youran dengan suara rendah.
Ji Shaoheng menyeka air hujan di wajahnya. Sambil memandang hujan lebat di kejauhan, dia bertanya pada Chen Youran, "Kenapa kamu tidak meninggalkanku saja?"
Chen Youran menoleh ke samping dan meliriknya, "Apa kamu ingin mendengar jawaban yang jujur?"
"Tentu saja." Ji Shaoheng menganggukkan kepalanya.
Chen Youran berusaha keras menggigit tali yang mengikatnya tadi sehingga membuat bibirnya terluka. Setelah menempuh perjalanan di hujan lebat, wajahnya pun menjadi pucat. Kemudian, dia berkata, "Meskipun kamu memiliki begitu banyak pikiran jahat, tetapi Ji Jinchuan tetaplah kakakmu. Meskipun dia akan memaafkanku, tetapi aku tidak bisa melihatmu terbunuh di depanku."
Mendengar perkataan itu, Ji Shaoheng tersenyum, "Kalau aku tidak membawamu ke hotel dan juga tidak berusaha keras untuk mengeluarkan Xue Ling dari rumah sakit jiwa, kamu tidak akan ditangkap olehnya. Bukannya kamu seharusnya membenciku?"