Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Jika Dia Tidak Datang, Kamu Jangan Panik (2)



Jika Dia Tidak Datang, Kamu Jangan Panik (2)

2Cuaca hari ini tidak terlalu bagus. Awan mendung di langit seperti menandakan akan turun hujan, angin pun bertiup sangat kencang, yang membuat rok Chen Youran terbang ke sana kemari. Dia mengaitkan helaian rambut yang berada di wajahnya ke belakang telinganya.      

"Kamu menghalangi jalanku," tutur Chen Youran.     

"Ngomong-ngomong, aku juga ingin pergi ke sana, bagaimana kalau kita pergi bersama?" Ji Shaoheng tersenyum malas.     

"Tidak." Chen Youran mengepalkan tangannya. Wajahnya yang cantik tidak menunjukkan ekspresi apa pun. "Cepat pindahkan mobilmu."     

Begitu Chen Youran selesai berbicara, Yan Hao turun dari mobil tersebut, meraih lengannya, dan mengapitnya. Kemudian, dia membuka pintu belakang dan memaksa Chen Youran masuk ke dalam mobil meskipun melawan.     

Chen Youran menatap adik iparnya itu dengan dingin dan bertanya, "Ji Shaoheng, apa yang ingin kamu lakukan?"     

Yan Hao masuk ke dalam mobil, memutar balik mobil, dan melaju pergi.     

***     

Ji Jinchuan menurunkan ponsel dari telinganya dan menggosok alis juga tulang pelipisnya. Kalimat Chen Youran yang mengatakan 'Aku akan datang tepat waktu dan tidak akan menunda acara pentingmu' membuatnya merasa tidak berdaya.     

Ji Jinchuan menghubungi Chen Youran bukan karena takut wanita itu tidak akan datang. Akan tetapi, karena berpikir bahwa pemandangan hari ini pasti sangat kacau, jadi dia meminta Feng Yi untuk menjemputnya. Jika nanti Chen Youran bertemu seorang wartawan dengan Feng Yi ada di sisinya, Feng Yi dapat menghentikan kekacauan apa pun untuknya.     

Melihat penampilan Ji Jinchuan yang tampak lesu, Xiao Cheng bertanya, "Apa ada yang terjadi dengan Nyonya Muda di sana?"     

Ji Jinchuan mengerutkan bibirnya dan tidak berbicara lagi. Dia terdiam sejenak. Beberapa saat kemudian, dia mengangkat bibirnya dan berkata, "Bagaimana persiapannya?"     

"Semuanya sudah siap," jawab Xiao Cheng.     

Jadwal konferensi pers dimulai pukul 11 tepat. Ji Jinchuan sudah tiba di tempat pukul 10:30. Dia khawatir Chen Youran akan datang lebih awal dan wartawan akan mempermalukannya. Ketika wartawan melihat kedatangan Ji Jinchuan, kamera langsung diarahkan padanya. Kilatan dan suara kamera terdengar secara terus-menerus.     

Ji Jinchuan dikawal oleh penjaga keamanan. Dia naik ke atas panggung dari jalan terdekat, kemudian menunggu kedatangan Chen Youran dengan tenang.     

***     

Chen Youran dibawa ke sebuah hotel oleh Ji Shaoheng. Saat ini, tangannya diikat di kepala tempat tidur, dia menatap adik iparnya itu dengan marah dan bertanya, "Untuk apa kamu membawaku ke sini?"     

"Ketika konferensi pers selesai, aku akan membiarkanmu pergi." Ji Shaoheng pergi ke telepon dan menghubungi resepsionis. Dia berkata, "Kirim sebotol anggur merah."     

Jika Chen Youran tidak muncul di konferensi pers, itu akan menimbulkan sensasi yang hebat, yang akan membuat situasi lebih buruk dari saat ini. Chen Youran membelalakkan mata menatap Ji Shaoheng, "Apa kamu gila?"     

Ji Shaoheng menunjukkan senyum jahat di bibirnya. Dengan tatapan muram dan dalam di matanya, dia berkata, "Bukannya kakakku sangat cakap? Aku akan melihat bagaimana dia berakhir pada saat itu."     

"Apa untungnya bagimu?" Chen Youran menatap Ji Shaoheng dengan heran. Matanya terlihat seperti menatap orang gila.     

"Kalau kamu tidak muncul di konferensi pers seperti ini, rumor di luar tentang kalian akan lebih realistis, yang akan membawa kerugian besar bagi perusahaan. Para dewan direksi senior telah lama tidak puas dengan gaya Kak Jinchuan dalam berperilaku dan juga melakukan pekerjaan. Tetapi karena dia adalah pemegang saham terbesar perusahaan, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Setelah konferensi pers hari ini, dia akan menghadapi…"      

Saat tengah asyik bercerita, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu. Ji Shaoheng pun pergi untuk membuka pintu dan melihat pelayan membawakan anggur merah. Dia merasa bahwa pelayan di depannya agak aneh. Dia menatapnya dan bertanya, "Kenapa kamu memakai masker?"     

"Saya sedang sakit. Saya khawatir saya akan menularkan pada para tamu." Suara pelayan itu terdengar agak serak.     

Mengetahui ada orang lain, Chen Youran pun berteriak, "Tolong bantu aku, aku diikat olehnya!"     

Namun, pelayan tersebut seolah tidak mendengar teriakannya. Ji Shaoheng mengambil anggur merah dan gelas anggur. Dia menutup pintu dengan kakinya, lalu berjalan mendekat kembali pada Chen Youran. Dia membuka tutup botol, menuangkan segelas anggur, meminumnya, dan memandang Chen Youran.     

"Kamu sebaiknya tetap tenang. Kalau kamu memanggil orang lain, mereka akan melihat kakak ipar dan adik ipar berada dalam satu kamar hotel yang sama. Menurutmu, apa yang akan mereka pikirkan?"     

"Kamu…" Chen Youran sangat marah dan matanya penuh dengan hawa dingin.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.