Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Orang Asing yang Tinggal di Bawah Atap yang Sama (6)



Orang Asing yang Tinggal di Bawah Atap yang Sama (6)

0"Youran!" Tang Huiru menatapnya dengan tatapan kecewa.     

Wajah Chen Youran tampak pucat. Bulu matanya yang gelap bergetar. Dia perlahan menundukkan kepalanya dan tidak berani menatap ibunya itu. Tang Huiru hanya bisa menghela napas berat dan pergi dengan kecewa.     

Setelah Tang Huiru pergi, Bibi Wu membawa Ji Nuo kembali ke kamar. Sedangkan Bibi Sun dan pelayan lainnya pergi ke dapur. Hanya tersisa mereka bertiga di ruang tamu saat ini.     

Ji Jinchuan memandang Chen Youran. Dia melihat wajahnya pucat dan kepalanya tertunduk. Bulu mata wanita itu yang panjang menutupi matanya dan terlihat sedikit gemetar. Jari-jarinya yang tergantung di kedua sisi tubuhnya mengepal erat. Sadar akan tatapan Ji Jinchuan, Chen Youran berjalan ke tangga dan naik ke lantai dua.     

"Bukannya aku sudah memberitahumu untuk tidak memprovokasi dia?" tanya Ji Jinchuan sambil memandang Fang Yaqing.     

Gigi putih Fang Yaqing menggigit bibirnya dengan ringan, lalu dia membalas, "Aku juga orang yang punya harga diri. Aku hanya menyangkal beberapa kata dari mereka. Apa menurutmu aku pantas diganggu dan diinjak-injak oleh mereka?"     

Tatapan mata Ji Jinchuan tampak agak gelap. Dia berjalan melewati Fang Yaqing dalam diam dan duduk di sofa.     

Ketika tiba waktunya untuk makan, Ji Jinchuan dan Fang Yaqing memasuki ruang makan. Bibi Sun lalu naik ke atas untuk memanggil Chen Youran. Setelah beberapa saat, wajah Bibi Sun berubah masam. Melihat ekspresi pelayan itu, Ji Jinchuan menebak sesuatu dan memberi perintah kepadanya, "Bawakan dia makanan…"     

"Baik…" jawab Bibi Sun yang kemudian pergi ke dapur untuk menyiapkan makanan. Dia keluar setelah beberapa saat dengan membawa makanan ke lantai atas.     

Tidak lama setelah Bibi Sun naik, terdengar suara yang tajam dari lantai atas, yang merupakan suara mangkuk dan piring pecah. Gerakan tangan Ji Jinchuan yang menyendok sayuran seketika berhenti. Dia melirik ke arah lantai dua dengan alis yang sedikit berkerut.     

Sesaat kemudian, Bibi Sun turun. Nampan di tangannya tampak penuh dengan pecahan piring. Selain itu, terdapat sebuah luka goresan di tangannya dan cairan darah menetes ke lantai.     

"Tuan, Nyonya Muda, dia…"     

"Pergilah…" Ji Jinchuan berkata dengan ringan. Bibi Sun pun melangkah mundur.      

"Bibi Sun…" Fang Yaqing menghentikannya dan berkata, "Ambil obat untuk mengobati lukamu sendiri."     

"Terima kasih, Nyonya Muda Kedua." Raut wajah Bibi Sun tampak bersyukur.     

Pada pukul 10 malam, setelah Chen Youran membujuk Ji Nuo untuk tidur, dia turun ke dapur. Dia mengambil sekantong makanan cepat saji beku di lemari es, menyalakan api, dan memasak air matang. Dia bergerak dengan sangat terampil.     

Kebetulan saat ini Ji Jinchuan keluar dari ruang kerja dan hendak kembali ke kamar. Melihat bahwa lampu di ruang tamu masih menyala, dia melirik ke bawah dari koridor. Tepat pada saat itu, dia melihat Chen Youran keluar dari dapur dengan membawa makan malam. Wanita itu sudah mandi dan mengenakan piyama berwarna merah mawar. Rambutnya yang hitam dan lentur diikat longgar. Helaian rambut di pelipisnya menjuntai ke bawah, yang membuatnya tampak sedikit tenang dan lembut. Tatapan mata wanita itu sedikit dalam. Lampu pijar di koridor menutupinya dari atas ke bawah, sehingga membuat wajahnya yang cantik terlihat sangat memesona.     

Ji Jinchuan berdiri di lorong sebentar sebelum akhirnya kembali ke kamar tidur.     

***     

Kediaman utama Keluarga Ji…      

Terdengar suara keras dari kamar Ji Shaoheng. Itu adalah suara sesuatu yang jatuh. Suaranya sangat nyaring hingga membuat para pelayan takut untuk melihatnya.     

Ji Yangkun dan Xie Suling naik ke lantai dua, lalu bertanya kepada pengurus rumah, "Apa yang terjadi dengan Tuan Muda Kedua?"     

Sebelum pengurus rumah bisa menjawab, ada suara keras lagi yang berasal dari dalam. Pintu itu bahkan tampak bergetar. Pengurus rumah pun menjawab, "Saya tidak tahu. Tuan Muda Kedua mengunci diri di kamar segera setelah dia kembali."     

"Pergi dan panggil Yan Hao untuk bertanya," ucap Ji Yangkun.     

Pengurus rumah segera pergi mencari Yan Hao. Setelah itu, Ji Yangkun bertanya tentang situasi yang terjadi. Yan Hao menghela napas dan berkata, "Tuan, Anda pasti ingin menanyakan ada apa dengan Tuan Muda Kedua…"     

Melihat rasa sungkan di wajah Yan Hao, Ji Yangkun mengerutkan kening, "Kamu sudah tahu apa yang harus dikatakan."     

"Hari ini di perusahaan, Tuan Muda Kedua mendengar seseorang berbicara tentang kecacatan fisiknya. Dan juga mengatakan kalau Tuan Muda Kedua bahkan tidak bisa melihat istrinya. Dia juga mengatakan… Dan juga mengatakan…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.