Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Orang Asing yang Tinggal di Bawah Atap yang Sama (2)



Orang Asing yang Tinggal di Bawah Atap yang Sama (2)

1Cahaya matahari yang terbenam menampakkan warna oranye dan merah yang indah. Chen Youran sedang mengajak Ji Nuo bermain di halaman belakang. Kolam renang yang besar di sebelahnya berkilauan dan memantulkan cahaya oranye dari matahari terbenam.     

Di depan jendela ruang kerja, Ji Jinchuan memegang sebatang rokok di antara jari-jarinya dan memandang mereka di halaman belakang melalui kaca transparan. Chen Youran memang kembali, tetapi dia merasa seolah wanita itu adalah orang yang berbeda. Perasaan ini membuatnya panik. Dia menekan bagian tengah alisnya dan merasa bahwa mungkin dia berpikir terlalu jauh. Dia pun mencoba untuk berpikir positif. Setelah beberapa waktu berjalan, kemarahan wanita itu mungkin akan mereda dan akan sama seperti sebelumnya.     

Ponsel di atas meja kerja Ji Jinchuan tiba-tiba berdering. Dia pergi mengambilnya dan menghubungkan telepon. Suara Xie Suling terdengar di ujung telepon, "Bibi Wu bilang Youran telah kembali ke Teluk Nanhai?"     

"Ehm…" balas Ji Jinchuan dengan samar. Dia lalu memadamkan api merah pada puntung rokok di antara jari-jarinya. Dia sangat tenang ketika memikirkan istri dan putranya di halaman belakang.     

"Apa kalian tetap ingin bercerai?" tanya Xie Suling.     

"Kami tidak akan melakukannya." Suara rendah Ji Jinchuan terdengar hangat dan dalam.     

"Itu bagus…" Xie Suling pun merasa lega. Tiba-tiba, dia teringat Fang Yaqing yang masih tinggal di Teluk Nanhai dan berkata, "Lalu, apa yang akan kamu lakukan dengan Fang Yaqing?"     

"Jangan khawatir tentang itu," ucap Ji Jinchuan dengan kening yang mengerut.     

Xie Suling lalu berkata dengan suara yang dalam, "Sekarang setelah Youran kembali, kamu harus memberinya kejelasan. Bagaimana rasanya hidup bersama dengan orang ketiga dalam satu atap? Apa kamu masih ingin Keluarga Ji digosipkan di luar sana?"     

"Apa yang paling penting sekarang adalah menantu perempuanmu ada di sini dan cucumu juga ada di sini. Ibu tidak perlu khawatir tentang sisanya."     

"Apa menurutmu kelakuanmu ini layak untuk Shaoheng?" Xie Suling sangat tidak puas dengan nada bicaranya.      

Ji Jinchuan mencibir dan berkata dengan dingin, "Memangnya kapan dia memperlakukanku dengan layak?"     

Xie Suling seketika terdiam, namun napasnya terengah-engah. Kemudian, dia berkata dengan getir, "Bagaimana kalian yang merupakan saudara bisa menjadi seperti ini…"     

Matahari sudah benar-benar terbenam dan sisa-sisa cahaya di langit berangsur-angsur memudar. Saat malam datang, Chen Youran pun kembali ke kamar sambil menggendong Ji Nuo di pelukannya. Ketika dia menaiki tangga dan melihat Fang Yaqing keluar dari kamar tidur utama, dia membeku. Jantung dan kepalanya seperti ditekan oleh batu, yang membuatnya kehabisan napas.     

"Kakak ipar…" Fang Yaqing menyapanya.     

Chen Youran menahan emosinya dan berjalan ke kamar bayi dengan wajah dingin. Ketika dia melewati Fang Yaqing, dia tidak berhenti. Terdengar suara langkah kakinya yang pelan di koridor yang kosong.      

"Bukannya kamu bilang kamu akan pergi?" Suara gemetar Fang Yaqing terdengar di belakang Chen Youran. "Kenapa kamu tidak pergi?"     

Chen Youran bersikap seolah-olah tidak mendengarnya, dia langsung pergi ke kamar bayi, membuka pintu, dan masuk ke dalamnya. Hal itu cukup mengisolasi dirinya dari semua yang ada di luar.     

Sudah saatnya Ji Nuo untuk mandi. Chen Youran memandikannya, yang menyebabkan pakaiannya menjadi basah saat ini. Akhirnya, dia pun ikut mandi bersamanya. Tidak ada alat pengering rambut di kamar Ji Nuo, jadi dia hanya menyeka rambutnya yang basah dengan handuk. Setelah membujuk Ji Nuo untuk tidur, dia pun berbaring bersamanya.     

Ji Jinchuan kembali dari ruang kerjanya pada pukul 11 malam. Ketika melewati pintu kamar bayi, dia menghentikan langkah kakinya. Dia memutar kenop pintu, lalu membukanya, dan menekan lampu di dinding. Chen Youran rupanya di kamar itu, seperti yang sudah dia duganya. Dia memasuki ruangan dan berdiri di samping tempat tidur untuk memandangnya sejenak. Cahaya di kamar itu menerangi dengan lembut. Seorang ibu dan putranya tampak tidur nyenyak di atas tempat tidur kecil. Ji Nuo berbaring di pelukan Chen Youran. Satu tangan Chen Youran memegangnya. Mereka tidur dalam posisi dan cara yang sama     

Suhu pendingin udara di kamar sedikit terlalu rendah. Ji Jinchuan lalu mengambil remote control dan menaikkan suhunya sebanyak beberapa derajat. Dia membungkuk untuk menyelipkan selimut pada mereka, mematikan lampu, dan keluar dari kamar bayi.      

Setelah pintu tertutup, Chen Youran, yang sedang tidur, tiba-tiba membuka matanya. Di ruangan yang gelap itu, pupil matanya yang hitam dan putih tampak dibasahi oleh air. Salah satu tangannya mencengkeram erat pada selimut kecil itu. Entah apa karena kekuatannya untuk mencengkeram selimut terlalu besar atau sesuatu yang lain, tubuhnya menjadi gemetar parah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.