Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Orang Asing yang Tinggal di Bawah Atap yang Sama (1)



Orang Asing yang Tinggal di Bawah Atap yang Sama (1)

3Chen Youran tidur hingga sore. Dia tidur dalam waktu yang cukup lama. Hal itu membuat Ji Jinchuan sedikit khawatir. Dia pun pergi ke kamar bayi untuk memeriksa keadaannya. Melihat bahwa wanita itu benar-benar hanya tidur, dia merasa lega.     

Ketika bangun, Chen Youran merasa kepalanya sedikit pusing. Dia menatap sekeliling kamar yang gelap itu. Dia perlahan mengangkat tangannya untuk menyentuh sudut matanya dan merasakan sesuatu cairan dingin di ujung jarinya. Dengan desahan rendah, dia akhirnya berpikir bahwa hari-hari ke depan masih sangat panjang dan dia tidak bisa terus seperti ini, demi Nuonuo dan demi dirinya sendiri. Dia menyesuaikan suasana hatinya, lalu turun dari tempat tidur single Ji Nuo. Dia berjalan mendekat ke jendela dan membuka tirai.     

Matahari telah bergeser ke barat. Cahaya matahari telah berkumpul dan memancarkan warna oranye yang indah. Setelah memperkirakan waktu di dalam hatinya, Chen Youran merasa bahwa dia tidur untuk waktu yang cukup lama. Jika tidak ada Nuonuo, dia berharap dia akan tidur seperti ini dan tidak pernah bangun lagi.     

Setelah mencuci muka, Chen Youran keluar dari kamar dan melihat ke lantai bawah dari koridor lantai dua. Ji Jinchuan dan Xiao Cheng sedang berbicara di ruang tamu. Tidak ada orang lain lagi selain mereka. Dia menuruni tangga dan mendengar sesuatu. Kedua pria itu yang sedang berbicara itu mendongak dan memperhatikannya menuruni tangga. Mereka melihat ekspresi dingin di wajahnya.     

Xiao Cheng sedikit membungkuk dan dengan lembut memanggil, "Nyonya Muda…."     

Chen Youran bersikap seolah tidak mendengarnya. Dia berjalan melewati mereka tanpa menghentikan langkah selama setengah menit pun. Dia pergi menjauh dengan cepat menuju ke dispenser air dan minum segelas air. Xiao Cheng memandang Chen Youran, lalu beralih lagi pada Ji Jinchuan. Setelah kejadian ini, dia khawatir sulit bagi keduanya untuk berhubungan satu sama lain dengan tenang.     

Ji Jinchuan perlahan mengumpulkan pandangan matanya dan terus berbicara dengan Xiao Cheng. Di ruang tamu yang tenang itu, hanya terdengar suara berat Ji Jinchuan. Chen Youran selesai meminum air, lalu melihat Bibi Wu masuk dari ruang tamu dengan menggendong Ji Nuo di tangannya. Begitu bocah kecil itu melihatnya, dia mengulurkan lengan pendeknya yang menggemaskan, seolah meminta untuk digendong olehnya.     

Chen Youran pun mengambil Ji Nuo dan duduk di sofa. Kemudian, dia menggodanya dan mengajaknya bercanda. Ji Jinchuan dapat mendengar suara rendah seorang wanita dan tawa berderit Nuonuo. Dia pun mendengarkan laporan Xiao Cheng tentang pekerjaan hari ini dengan linglung. Sementara itu, Xiao Cheng sendiri dapat memperhatikan bosnya yang sedang tidak fokus itu. Dia tahu bahwa bosnya itu tidak punya niat untuk mendengarkan penjelasannya lagi. Setelah beberapa kata selanjutnya, dia pun pamit untuk pergi.     

Setelah Xiao Cheng pergi, Ji Jinchuan pergi mendekat ke Chen Youran dan duduk di sofa. Namun, wanita itu tidak menatapnya dari awal hingga akhir.     

Pada waktu makan malam, Bibi Sun naik ke lantai atas dan memanggil Fang Yaqing untuk tuun ke bawah. Ketiganya duduk di ruang makan dan mulai makan. Tidak ada ekspresi di wajah dingin Chen Youran. Fang Yaqing berangsur-angsur menjadi tenang setelah beberapa kali memandang Chen Youran. Sementara itu, Ji Jinchuan juga bersikap acuh tak acuh.     

Makanan yang dihidangkan menjadi terasa agak aneh. Chen Youran pun hanya mengambil beberapa gigitan, lalu meletakkan sumpit dan mendorong piring yang digunakannya. Dia menarik tisu dan perlahan menyeka sudut mulutnya.     

"Kamu makan terlalu sedikit…" Sebelum Ji Jinchuan menyelesaikan kata-katanya, dia melihat Chen Youran bangkit berdiri. Kursi serta bangku itu membuat suara gesekan dengan lantai. Hal itu seolah menyela perkataannya, walaupun tidak ada kata apa pun yang keluar dari mulut wanita itu.     

"Apa makanannya tidak sesuai dengan selera Anda, Nyonya Muda?" tanya seorang pelayan.     

Namun, Chen Youran tidak berbicara dan berjalan keluar dari ruang makan dengan wajah acuh tak acuh. Pelayan itu pun seketika gemetar dan merasa bingung.     

Fang Yaqing lalu berkata pada pelayan tersebut, "Pasti kakak ipar sedang memiliki nafsu makan yang buruk. Itu tidak ada hubungannya denganmu. Jangan terlalu khawatir…"     

Chen Youran baru saja menggendong Ji Nuo dan berencana membawanya ke halaman belakang untuk menyaksikan matahari terbenam. Ketika mendengar perkataan Fang Yaqing, dia menghentikan langkah di kakinya dan meliriknya. Meskipun tidak ada ekspresi di wajahnya, tetapi tatapan matanya sangat tajam. Fang Yaqing terkejut ketika melihat Chen Youran yang meliriknya dengan tajam, dia secara refleks mengepalkan sumpit di tangannya.     

Chen Youran hanya meliriknya, tanpa mengatakan apa-apa lagi. Dia lalu membawa Ji Nuo keluar dari ruang tamu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.