Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Kita Tidak Bisa Melawannya



Kita Tidak Bisa Melawannya

0Zhou Xianglun menutup pintu mobil. Dia menganggukkan kepala pada Chen Youran, kemudian naik ke kursi pengemudi. Maybach hitam itu pun melaju pergi. Chen Youran mengepalkan tangannya yang berada di kedua di sisi tubuhnya. Pandangannya perlahan menjadi hitam, dia pun pingsan.     

"Youyou!" Gu Jinchen dengan cepat melangkah maju untuk menangkapnya.     

***     

Chen Youran tersadar saat tengah malam. Apa yang dia lihat adalah lingkungan yang akrab, yakni kamar tempat dia tinggal saat ini, di Triumph Washington. Pandangan matanya yang tidak fokus menatap langit-langit dengan tatapan kosong. Untuk sementara waktu, dia tidak bisa membedakan kenyataan dan ilusi.     

Di dalam kamar, hanya lampu tidur yang menyala. Gu Jinchen berbaring di tepi tempat tidur, memejamkan mata dan tidur nyenyak. Garis ketampanan wajahnya tampak sangat lembut. Tangan kanannya memegang tangan Chen Youran.     

Lubuk hati Chen Youran terasa menolak sikap lembut Gu Jinchen. Dia menggerakkan lengannya dan dengan lembut menarik tangannya. Mungkin karena terlalu lelah, gerakannya yang menarik tangannya bahkan tidak membangunkan pria itu. Dia lalu mengangkat selimut, turun dari tempat tidur, memakai sepatunya, dan berjalan keluar dari kamar.     

Saat pintu tertutup, pria yang tadi memejamkan matanya perlahan membuka matanya. Ada cahaya terang di mata hitamnya dan dia tiba-tiba tidak merasa mengantuk. Gu Jinchen menunggu di kamar sebentar, namun setelah beberapa saat, dia tidak melihat Chen Youran kembali. Dia keluar dari kamar untuk mencarinya. Tetapi begitu keluar, dia melihat wanita itu duduk di tangga sendirian. Wanita itu mengenakan piyama. Tubuhnya meringkuk seperti bola kecil dan bahunya yang kurus memperlihatkan tulang-tulangnya yang menonjol. Dia hanya berdiri di tangga, menatapnya dalam diam.     

Chen Youran meletakkan dagunya di kakinya. Menatap suatu tempat dengan mata kosong. Sementara sudut matanya merah karena menangis. Ketika dia tersadar dari lamunannya, Gu Jinchen sudah duduk di sampingnya.     

"Youyou, kita bisa mengajukan banding… Aku akan menemanimu dan aku akan membantumu mendapatkan hak asuh Nuonuo."     

Suara rendah dan lembut terdengar di telinga Chen Youran, dengan kelembutan yang terasa aneh baginya. Chen Youran kehilangan kendali atas emosinya karena kalimat ini. Dia memegang tangannya dan membenamkan wajahnya di telapak tangannya sendiri. Bahunya bergetar ke atas dan ke bawah, cairan dingin yang keluar dari matanya menembus kulitnya.     

Gu Jinchen memandang wanita yang rapuh itu, meletakkan tangannya di kepalanya, dan mengeluarkan dua kata dari tenggorokannya yang kering, "Jangan menangis…"     

Suara itu sangat lembut dan terdengar sangat menenangkan di antara lantai atas dan bawah yang sangat sunyi. Hanya isakan rendah yang terdengar di tangga. Perlahan, suara itu berangsur-angsur memudar hingga tidak ada lagi suara isakan sama sekali.     

Setelah waktu yang lama, Chen Youran mendongak dengan air mata di matanya dan bertanya, "Kenapa Michael tidak datang?"     

Tangan Gu Jinchen mengepal, suhu dingin di telapak tangannya menjalar hingga ke ujung jari, seolah-olah dia sedang berusaha menahan emosinya. Dia lalu berkata, "Seseorang menuduhnya melakukan pemerkosaan dan dia dibawa ke kantor polisi."     

Mendengar hal itu, Chen Youran tercengang. Dia bertanya, "Apa yang terjadi sebenarnya?"     

"Zhou Xianglun mengajaknya untuk minum tadi malam. Di pagi hari, saat dia bangun tiba-tiba ada seorang wanita berbaring di sampingnya." Gu Jinchen menjelaskan dengan singkat.     

Zhou Xianglun adalah orang suruhan dari Ji Jinchuan. Jadi, tidak perlu menanyakan lagi siapa dalang di balik semuanya. Chen Youran menurunkan bulu matanya dan bertanya, "Apa yang akan terjadi pada Michael?"     

"Tiga hari ke depan, dia akan dipulangkan," jawab Gu Jinchen dengan suara yang agak serak.     

Memikirkan Ji Jinchuan, Chen Youran merasa ngeri. Pria itu melakukan semua yang bisa dilakukannya untuk mencapai tujuannya, yang benar-benar sesuai dengan temperamennya. Di matanya yang kemerahan, bulu matanya yang hitam basah dan saling menempel. Dia menahan dirinya dengan sekuat tenaga.      

"Jinchen, kita tidak bisa melawannya."     

Gu Jinchen merasa bahwa Chen Youran telah membuat semacam keputusan. Rasa takut pun melonjak di hatinya. Dia memegang bahunya dan berkata, "Youyou, jangan berkecil hati…"     

Chen Youran menggelengkan kepalanya dan wajahnya yang kecil tampak pucat seolah tidak ada aliran darah. Lalu, dia membalas, "Aku tidak bisa hidup tanpa Nuonuo, jadi aku hanya bisa kembali padanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.