Aku Bersedia Kalau Kamu Merepotkanku Sepanjang Hidupku
Aku Bersedia Kalau Kamu Merepotkanku Sepanjang Hidupku
Chen Shuna menyadari ada yang salah dengan adiknya itu pun bertanya, "Apa kamu ingin istirahat?"
"Tidak." Chen Youran menggelengkan kepalanya. Begitu dia selesai berkata, matanya menjadi gelap dan dia jatuh pingsan.
"Youran…" Chen Shuna dengan cepat memegangnya.
Saat ini, Ji Jinchuan sudah berencana untuk pergi. Namun begitu dia berbalik, dia mendengar Xiao Cheng berkata, "Presiden Ji, Nyonya Muda pingsan."
Ji Jinchuan melihat ke belakang dan hendak melangkah maju. Tetapi, rupanya seseorang bergerak lebih cepat darinya. Gu Jinchen mengambil Chen Youran dari lengan Chen Shuna dan menggendongnya secara horizontal.
Tiba-tiba, Tang Huiru meraih lengannya dan berkata, "Kalau kamu benar-benar peduli dengan Youran, sebaiknya kamu pergi menjauh darinya."
Banyak pelayat datang hari ini, sementara Chen Youran dan Ji Jinchuan berada dalam tanduk perceraian. Jika Gu Jinchen membawa Chen Youran pergi secara terang-terangan di depan semua orang, akan ada beberapa berita gila yang muncul besok. Hal itu sudah jelas berdampak sangat buruk bagi reputasi Chen Youran.
Gu Jinchen mengerti maksud Tang Huiru. Dia perlahan melepaskan Chen Youran, kemudian berteriak memanggil Xu Chengyan. Xu Chengyan pun melangkah maju, mengambil alih Chen Youran dan pergi dengan cepat. Gu Jinchen juga mengikutinya ke rumah sakit.
Ji Jinchuan secara refleks ingin mengikuti mereka. Namun ketika baru berjalan dua langkah, dia kembali berhenti. Tangannya yang tergantung di kedua sisi tubuhnya mengepal dengan kencang. Xiao Cheng memandangnya dan berkata, "Presiden Ji, kalau Anda benar-benar khawatir, biarkan saya menindaklanjuti dan melihatnya?"
"Tidak perlu, ayo kita pergi saja." Ji Jinchuan berkata dengan dingin.
***
Chen Youran akhirnya sadar pada malam hari. Dia membuka matanya dan melihat seorang pria duduk di depan ranjang rumah sakit. Pria itu meletakkan sebuah laptop di pahanya, sementara jari-jarinya mengetuk keyboard dengan lembut. Pria itu menundukkan kepalanya dengan cahaya lampu yang ada di atas kepalanya. Hal itu menimbulkan bayangan di wajah pria itu. Bibirnya yang tipis tampak mengkilap.
Ketika Gu Jinchen mendengar gerakan itu, dia meletakkan laptopnya di atas meja. Dia lalu membantu Chen Youran duduk dan menuangkan air untuknya. Bibir pucat wanita itu terlihat kering dan pecah-pecah. Tampak pula goresan darah yang mengering di bibirnya yang retak.
Tenggorokan Chen Youran terasa kering dan sakit, dia mengambil gelas itu dan meminumnya dalam tegukan besar sekaligus. Setelah selesai minum, dia bertanya, "Kenapa aku ada di sini?"
"Kamu kelelahan dan terkena sengatan sinar panas matahari yang berlebihan." Nada bicara Gu Jinchen agak pelan.
Cheb Youran meletakkan gelas itu di atas meja, menatap wajah pria itu, dan berbisik, "Maaf membuatmu khawatir…"
Gu Jinchen menggelengkan kepalanya. Kemudian, dia mengambil kotak bekal tahan panas di atas meja dan menuangkan semangkuk bubur untuknya. Chen Youran mengambilnya dan memakannya perlahan. Ketika Chen Youran selesai makan, Gu Jinchen membersihkan mangkuk dan sendok, lalu kembali duduk di sofa dengan laptop miliknya dan mulai sibuk lagi. Secara tidak sengaja, dia mendongak dan melihat Chen Youran dalam keadaan linglung. Dia mengambil majalah dan memberikannya padanya untuk menghabiskan waktu.
Chen Youran mengambil alih majalah itu. Kelembaban bibirnya secara bertahap pulih. Dia berkata dengan lemah, "Apa aku hanya akan membawa masalah bagi orang lain?"
Entah mengapa, Chen Youran tiba-tiba merasa bahwa dia adalah orang yang mengerikan karena selalu membawa masalah. Dia juga selalu merepotkan bagi orang-orang di sekitarnya. Gu Jinchen lalu menjawab setengah bercanda dan setengah serius, "Aku bersedia kalau kamu merepotkanku sepanjang hidupku."
Cahaya di kamar pasien itu agak gelap, yang membuat wajah Gu Jinchen tertutupi dalam bayangan, sehingga mengaburkan garis besar wajahnya. Hanya dia yang bisa melihatnya melihat dirinya sendiri. Tatapan mata Gu Jinchen begitu dalam, sehingga Chen Youran seolah tenggelam di dalamnya. Chen Youran pun kemudian mengalihkan pandangan matanya.
Gu Jinchen berjalan kembali ke sofa dan duduk, "Sebelum kamu sadar, Shuna datang untuk menemuimu."
"Bagaimana pemakamannya?" tanya Chen Youran.
"Kecuali kamu pingsan, yang lainnya berjalan sangat lancar." Gu Jinchen sedikit mengaitkan bibirnya.
Chen Youran mencoba menjelaskan, "Itu adalah sesuatu yang tak terduga."