Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Membawa Seorang Wanita Pulang



Membawa Seorang Wanita Pulang

2Qiu Shaoze tampak linglung di tempat kerja akhir-akhir ini dan sering tidak fokus. Setelah rapat pagi, Chen Youran keluar dari ruang pertemuan itu, dia memperlambat langkahnya dan tertinggal di belakang kerumunan. Dia berjalan berdampingan dengan Qiu Shaoze, lalu bertanya padanya, "Ada apa denganmu akhir-akhir ini?"     

Qiu Shaoze memberinya isyarat padanya untuk ikut ke kantornya. Chen Youran pun mengikutinya ke kantor ketua redaksi.     

"Sudah berakhir… Sepertinya aku menyukai gadis itu," ujar Qiu Shaoze dengan sedih.     

Chen Youran menatap matanya dan bertanya, "Sudah berapa lama?"     

"Sejak terakhir kali aku pergi ke bioskop dengannya. Aku memiliki perasaan aneh di hatiku. Aku bahkan memimpikannya tadi malam," jawab Qiu Shaoze yang bersandar di kursinya.     

Chen Youran menepuk pundak temannya itu dan menyemangatinya, "Ini adalah hal yang baik. Jangan khawatir dan kejarlah dia dengan berani!"     

Namun Qiu Shaoze merasa tidak senang, dia berkata, "Bahkan kalau aku berusaha keras untuk mengejarnya, aku tidak akan mampu menyamai latar belakangnya. Ini hanya akan menjadi hubungan cinta yang berakhir menyakitkan."     

Mendengar hal itu, Chen Youran terdiam sejenak. Perbedaan besar latar belakang keluarga memang hal yang paling sulit untuk disingkirkan bagi masyarakat kelas atas. Kemudian dia bertanya, "Apa usaha yang dimiliki keluarganya?"     

"Dia sepertinya enggan menyebutkan hal-hal tentang keluarganya. Dia selalu menghindar untuk menjawab," kata Qiu Shaoze sambil menggelengkan kepalanya.     

"Bukannya ada kemungkinan kalau dia nona muda kaya raya palsu?" tanya Chen Youran lagi.     

Bola mata Qiu Shaoze berputar, dia menjawab, "Dia memiliki mobil seharga jutaan Yuan, apa menurutmu mungkin bagi nona muda kaya raya palsu untuk memilikinya?"     

"Bisa saja mobil itu dipinjam dari orang lain, seperti temannya atau saudaranya yang lebih tua…" balas Chen Youran. Tidak ada yang tidak mungkin dalam hal ini.     

"Setiap kali aku bertemu dengannya, dia membawa tas yang berbeda, yang masing-masing harganya tidak kurang dari ratusan ribu Yuan."     

Alis Chen Youran terangkat, dia membalas, "Sepertinya dia memang nona muda dari keluarga kaya. Kehidupan kerasmu telah berakhir… Cepatlah untuk mengejarnya dengan segala usaha dan kerja kerasmu."     

"Jangan menggodaku…" Qiu Shaoze menggaruk kepalanya dengan perasaan sedih. "Menurutmu apa yang harus aku lakukan?"     

"Kejarlah dia dengan penuh semangat, bahkan kalau tidak ada hasil yang bagus nantinya, kamu akan tetap memiliki kenangan yang indah. Atau sebelum kamu sepenuhnya jatuh ke dalam cinta ini, putuskan kontak dengannya sekarang agar kamu tidak terluka lebih mendalam nantinya."     

"Karena aku ditakdirkan untuk terluka di masa depan, seharusnya kamu harus membujukku agar berhenti sejak awal," ucap Qiu Shaoze sembari memandang Chen Youran.     

"Kalau kamu tidak mencoba, kamu akan menyesal. Tetapi kalau kamu mencoba, kamu akan terluka." Chen Youran bersandar di meja kerja Qiu Shaoze dan berkata pelan, "Keputusan ada di tanganmu. Pendapat orang lain hanya akan membuatmu semakin bingung, jadi aku tidak bisa membantumu mengambil keputusan."     

Qiu Shaoze menghela napas berat dan keningnya mengerut sangat dalam.     

***     

Semakin hari, cuaca semakin panas saja. Jangkrik di ranting-ranting pohon bernyanyi saling bersahutan, seolah menyusun simfoni musim panas. Setelah bangun dari tidur siang, Chen Youran pergi untuk mencuci wajahnya, lalu turun ke lantai bawah. Bibi Sun membawakannya semangkuk sup akar teratai dingin. Dia pun mengambilnya dan memakannya. Seketika dia merasa sangat nyaman.      

"Di mana Jinchuan?" tanya Chen Youran.     

"Setelah menjawab telepon, Tuan Muda bergegas keluar, sepertinya dia sedang terburu-buru," jawab Bibi Sun.     

"Bertelepon dengan siapa?" tanya Chen Youran yang tampak bingung.     

Bibi Sun menggelengkan kepalanya dan berkata, "Saya tidak tahu, Nyoya…"     

Malam pun tiba, namun Ji Jinchuan tidak kunjung kembali. Chen Youran sudah menghubunginya, tetapi ternyata ponsel dimatikan. Pada pukul 9 malam, terdengar suara mobil yang datang dari halaman. Chen Youran menyelipkan selimut tipis untuk Ji Nuo dan keluar dari kamar bayi. Begitu dia menuruni tangga, tampak sosok Ji Jinchuan yang masuk dari luar, namun kali ini tidak sendirian. Ada Fang Yaqing yang ikut bersamanya. Wajah Fang Yaqing tampak pucat dan kuyu, ekspresinya juga terlihat lesu. Tulang pipi di wajahnya terlihat jelas dan bibirnya kering, dengan retakan halus dan darah yang menggumpal.     

"Kakak ipar…" Fang Yaqing menyapa Chen Youran dengan suara serak.     

"Ada apa ini?" Chen Youran menatapnya dengan heran.     

Wajah Fang Yaqing tampak seputih kertas, dia tidak berbicara untuk waktu yang lama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.