Kamu adalah Sosok yang Aku Sembah (2)
Kamu adalah Sosok yang Aku Sembah (2)
Chen Youran tercengang. Dia tidak menyangka Ji Wenqing, yang selalu bersikap lembut, akan memaki dan mengumpat dengan sangat jujur seperti tadi. Ji Wenqing bahkan mengungkapkan rasa keberatan dengan aturan leluhur Keluarga Ji tersebut.
Ji Wenqing melirik Chen Youran dan melihat ekspresi tercengang di wajahnya, "Kenapa? Apa kamu takut?"
Chen Youran menyingkirkan tatapan keheranan di matanya, lalu dengan cahaya yang sangat bersemangat di matanya, dia berkata, "Bibi, kamu adalah sosok yang aku sembah!"
"Majulah dan beri bisikan ke telinga suamimu untuk membuatnya menghapus aturan lama Keluarga Ji," kata Ji Wenqing sambil meliriknya.
"Bukannya ini... Sangat bagus?" kata Chen Youran dengan ragu-ragu. Meskipun beberapa aturan sangat keras, keluarga besar seperti Keluarga Ji tidak bisa hidup tanpa aturan. Selain itu, aturan itu diturunkan oleh nenek moyang mereka. Dia tidak bermaksud untuk mengatakan semuanya bisa dihapuskan, kan? Batinnya
"Dia adalah ketua Keluarga Ji. Kata-katanya seperti dekrit kekaisaran di zaman kaisar kuno, bahkan ayah mertua dan ibu mertuamu tidak berani membantahnya," ujar Ji Wenqing.
Tatapan heran kembali terlihat pada mata Chen Youran. Apa yang dikatakan Ji Jinchuan begitu berpengaruh, sehingga bahkan Ji Yangkun harus mendengarkannya? Batinnya lagi.
Ji Jinchuan sudah memberi tahu orang-orang di kediaman utama Keluarga Ji sebelum mereka datang. Jadi ketika mereka telah tiba di sana, pengurus rumah memimpin sekelompok pelayan untuk menyapa rombongan dari rumah sakit. Chen Youran turun dari mobil, diikuti oleh Ji Wenqing. Para pelayan yang berdiri dalam dua baris itu membungkuk di depan Ji Wenqing dan menyapanya, "Selamat datang kembali, Nyonya."
Meskipun Ji Wenqing tidak mau lagi kembali ke kediaman utama Keluarga Ji, tetapi dia tidak menunjukkan keengganan di wajahnya. Dia berdiri di sana dengan temperamen lembut dan mulia seperti seorang Nyonya Muda. Dia berkata, "Ayo masuk.."
Melalui isyarat tatapan mata pengurus rumah, para pelayan bubar satu per satu. Pengurus rumah melangkah maju dan berkata, "Nyonya Tertua, Tuan dan Nyonya Besar sedang menunggu Anda."
Ji Wenqing berkata dengan lemah, "Mereka menungguku untuk melakukan apa? Tujuanku datang ke sini hanya untuk melihat Nuonuo."
Chen Youran yang melihat bahwa pengurus rumah ingin membalas ucapan Ji Wenqing segera buka suara, yang mengisyaratkan kepadanya agar berhenti, "Pengurus rumah, di mana Nuonuo?"
"Sedang digendong oleh Nyonya Besar…"
Mereka pun memasuki ruang tamu. Melihat bahwa Ji Wenqing benar-benar datang, Ji Yangkun berdiri dengan penuh semangat serta kegembiraan yang tak terkatakan di wajah dan matanya. Dibandingkan dengan kegembiraan Ji Yangkun, sikap Ji Wenqing sangat dingin, dia bahkan tidak memiliki ekspresi apa pun di wajahnya.
"Ayo duduk," ucap Ji Yangkun sambil menunjuk ke arah sofa.
Namun Ji Wenqing hanya berdiri diam, lalu Chen Youran membawanya untuk duduk di sofa. Sementara mereka yang berada di sana juga akhirnya duduk satu per satu. Setelah itu, Chen Youran kembali bangkit berdiri dan berkata, "Bibi duduk dulu di sini ya… Aku akan membantu para pelayan di dapur dan memasak beberapa hidangan yang bibi suka."
Ji Yangkun secara refleks berkata, "Aku sudah mengatakannya kepada mereka semua…"
Begitu suara itu jatuh, seolah ada sesuatu yang menyerap suara hingga suasana di ruang tamu itu menjadi sunyi. Bahkan jarum statis dari jam yang berdetak pelan pun bisa terdengar.
Ji Yangkun menatap wajah Ji Wenqing yang tanpa ekspresi itu. Ji Wenqing lalu melangkah ke depan untuk mengambil Ji Nuo dari lengan Xie Suling, "Jangan terlalu repot. Aku hanya datang untuk melihat Nuonuo sebentar dan akan segera pergi."
Seketika terdapat suasana canggung di ruang tamu. Chen Youran melirik Ji Yangkun yang merasa malu karena sikap Ji Wenqing. Dia pun berkata kepada Ji Wenqing, "Bibi harus tinggal di sini hingga selesai makan. Banyak yang ingin kukatakan padamu, jadi jangan pergi… Aku akan membantu di dapur dulu."
Sebelum Ji Wenqing menjawab, Chen Youran sudah pergi ke dapur. Ji Wenqing lalu bermain dan menggoda Ji Nuo, sementara Ji Yangkun mencoba mengobrol dengannya. Dia hanya menjawab dengan acuh tak acuh, sehingga suasana kembali terasa sedikit canggung.
Ji Jinchuan kemudian bangkit dan berjalan menuju ke dapur. Dia bersandar di ambang pintu dapur, melihat Chen Youran serta pelayan yang sibuk mencuci dan memotong sayuran. Ketika salah satu pelayan berbalik dan melihatnya, pelayan itu menyapanya dengan sopan.