Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Inilah Utangku Kepadanya (1)



Inilah Utangku Kepadanya (1)

1"Kamu tidak ada di sana pada waktu itu, jadi aku membawa Yaqing ke sini untuk menggantikanmu." Ji Jinchuan berkata dengan linglung.     

"Benarkah?" Ji Shaoheng tersenyum penuh arti.     

Mendengar ucapan Ji Shaoheng dengan makna yang begitu dalam, Ji Jinchuan mengerutkan keningnya. Memikirkan cedera Fang Yaqing sebelumnya, dia memandang Ji Shaoheng dengan dingin, "Karena kamu tidak pernah menghargainya, kenapa kamu melakukan 'itu' padanya sebelumnya?"     

"Aku menyukainya." Ji Shaoheng menatap Ji Jinchuan dengan malas dan senyumnya menjadi lebih besar dan lebih besar lagi. Jawabannya kali ini terasa ambigu. Hanya dia yang tahu apa dia benar-benar menyukai Fang Yaqing atau hanya melakukan sesuatu karena emosinya.     

Ji Jinchuan menatap Ji Shaoheng dengan wajah hangat dan berkata, "Berhenti berurusan dengan Bai Shiyan. Wanita serakah hanya menyukai uangmu. Yaqing adalah istrimu, dia yang harus kamu perlakukan dengan baik."     

Beberapa waktu lalu, Ji Jinchuan meminta Xiao Cheng untuk memeriksa hubungan adiknya itu dengan Bai Shiyan. Ji Shaoheng memberikan sebuah vila untuk Bai Shiyan dan ingin menjadikannya bintang wanita nomor satu di negeri ini. Untuk menghilangkan rintangan di dalam perjalanan karirnya, karir para wanita yang menyinggung Bai Shiyan akan diblokir atau dihilangkan. Ji Shaoheng hanya memanjakan wanita serakah yang kehadirannya sementara, tetapi berulang kali menyakiti Fang Yaqing, istrinya sendiri.     

"Ini adalah masalah antara suami dan istri. Kakak tidak perlu khawatir," balas Ji Shaoheng.     

Ji Jinchuan merasa marah dengan nada bicara Ji Shaoheng yang seolah tidak memperhatikan perkataannya sama sekali. Dia kemudian menarik pakaian adiknya itu dan menatapnya dengan dingin, "Kamu harus memutuskan kontak dengan Bai Shiyan! Perlakukan Yaqing dengan baik."     

Ji Shaoheng mendengus mendengar peringatan dari Ji Jinchuan, lalu menghempaskan tangannya dan berkata, "Kakak, sebaiknya kamu memikirkan bagaimana cara menghibur kakak ipar."     

***     

Dalam perjalanan kembali ke rumah, tidak peduli apa yang dikatakan Xu Chengyan kepadanya, Chen Youran hanya diam sepanjang waktu. Xu Chengyan mengira Chen Youran sedang berada di dalam suasana hati yang buruk karena dianiaya hari ini. Dia hanya ingin mengatakan beberapa kata untuk menghiburnya dan menghilangkan kesedihannya.     

"Presiden Ji adalah seorang pria sejati hari ini. Dia sangat tampan ketika dia marah untuk membelamu!"     

Chen Youran menyandarkan kepalanya ke jendela dan memandangi suasana malam yang penuh dengan lampu neon di luar sana. Hatinya sepertinya diselimuti kabut gelap, yang menjebaknya di dalam dan membuatnya tidak bisa masuk ataupun keluar.     

Xu Chengyan melirik Chen Youran dan bertanya, "Ada apa denganmu?"     

Chen Youran yang merasa terganggu oleh suara pria itu berkata, "Bisakah kamu diam sebentar?"     

Xu Chengyan mengenali aroma kekesalan dalam nada suara Chen Youran, dia pun segera menutup mulutnya dan menjadi sopir yang baik dalam diam.     

Ketika sampai di rumah, Chen Youran langsung masuk ruang tamu. Para pelayan yang lain telah tertidur dan hanya Bibi Wu yang belum beristirahat. Melihat raut wajah Chen Youran tidak terlalu bagus, Bibi Wu melangkah maju dan mengambil alis tas tangan mutiaranya sambil bertanya, "Nyonya Muda, ada apa dengan Anda?"     

Chen Youran menggelengkan kepalanya sebagai jawaban, dia melepas jas Ji Jinchuan yang dikenakannya, menyerahkannya kepada Bibi Wu dan berjalan ke tangga. Saat tiba di kamar, dia langsung mandi dengan menggunakan air hangat. Meskipun dia mengenakan pakaian basah selama beberapa jam, untungnya saat itu adalah akhir musim semi dan cuacanya masih terasa hangat. Ketika dia keluar dari kamar mandi, dia mulai mengeringkan rambutnya. Tiba-tiba, ada suara ketukan di pintu.      

"Masuk," kata Chen Youran.     

Bibi Wu mendorong pintu kamar itu dan masuk ke dalam. Dia membawakannya segelas air, menatap wajah Chen Youran dan bertanya, "Ada apa denganmu, Nyonya Muda?"     

Chen Youran mematikan pengering rambut yang menderu, mengambil segelas air yang Bibi Wu berikan padanya dan meminumnya. Setelah itu, dia berkata, "Tidak apa-apa… Turun dan istirahatlah."     

Bibi Wu merasa khawatir, namun dia tidak bertanya lebih lanjut. Melihat ekspresi Chen Youran yang dingin, dia melangkah pergi dari kamar tersebut. Chen Youran meletakkan gelas di tangannya dan pergi ke kamar bayi di sebelah untuk melihat Ji Nuo. Begitu dia kembali ke kamar, dia mendengar suara mobil di halaman bawah. Dia pikir Ji Jinchuan akan tinggal di rumah sakit malam ini atau akan pulang sangat larut.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.