Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Inilah Utangku Kepadanya (2)



Inilah Utangku Kepadanya (2)

1Chen Youran mengambil ponselnya untuk melihat jam. Waktu menunjukkan pukul 00.07 saat ini. Ketika dia baru saja kembali dari luar, dia naik ke lantai atas dan melihat jam dinding bergaya Eropa di ruang tamu, saat itu waktu menunjukkan pukul 23.34. Apa yang mengejutkannya adalah Ji Jinchuan kembali hanya berjarak setengah jam setelah dia tiba di rumah.     

Ji Jinchuan memasuki ruang tamu. Bibi Wu yang melihat kemeja Ji Jinchuan berlumuran darah segera melangkah maju dengan panik, "Tuan Muda, di mana Anda terluka?"     

"Aku baik-baik saja. Ini darah orang lain," kata Ji Jinchuan sambil memberikan kunci mobil pada Bibi Wu.     

Bibi Wu akhirnya menarik napas lega. Berpikir bahwa wajah Chen Youran barusan tampak sangat buruk, dia [un bertanya dengan hati-hati, "Tuan Muda, apakah Anda bertengkar dengan Nyonya Muda lagi?"     

Ji Jinchuan menoleh ke samping dan meliriknya, "Kenapa kamu bertanya seperti itu?"     

"Nyonya Muda baru saja kembali. Seluruh tubuhnya tampak tidak begitu baik," jawab Bibi Wu.     

Ji Jinchuan menghentikan langkah kakinya, dia terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, "Pergi buat camilan malam dan kirimkan ke kamar di atas…"     

"Baik…" kata Bibi Wu, yang kemudian segera pergi ke dapur.     

Ji Jinchuan melepas mantelnya dan pergi ke lantai dua. Dia mendorong pintu kamar tidur dan mendapati suasana di dalam ruangan itu sangat gelap. Padahal ketika dia turun dari mobil barusan, dia melihat lampu kamar masih menyala. Dia pun menekan sakelar di dinding, ruangan yang gelap itu tiba-tiba berubah menjadi terang. Di tempat tidur yang lebar, Chen Youran berbaring dengan santai di salah satu sisinya. Wanita itu hanya menempati area kecil, hanya terlihat kepala dan rambutnya yang gelap di atas bantal.     

Ji Jinchuan melemparkan pakaiannya yang berlumuran darah ke keranjang baju kotor di kamar mandi, kemudian dia mencuci tangannya. Dia lalu berjalan mengitari ujung tempat tidur ke sisi lain dan berdiri di depan Chen Youran. dia menatap wanita yang berpura-pura tidur itu, menghela napas pelan, lalu berjongkok di depannya dan memanggilnya, "Youyou, ada yang ingin kukatakan padamu."     

Chen Youran dapat merasakan bayangan gelap di depannya. Namun dia masih menutup matanya dan bulu matanya yang gelap bergetar. Ji Jinchuan kembali berkata rendah, "Buka matamu dan lihat aku…"     

Chen Youran menggigit bibirnya. Dia takut tidak bisa mengobrol dengan Ji Jinchuan karena sikap pria itu malam ini seolah tidak menempatkannya sebagai istrinya.     

Melihat bahwa istrinya menolak untuk membuka matanya, Ji Jinchuan mengangkat tangannya dan menyentuh kepalanya. Dengan nada suara yang sedikit tidak berdaya, dia berkata, "Aku bisa dengan jelas memberi tahumu kalau aku memang masih memilikinya di hatiku…"     

Ji Jinchuan menatap wanita yang matanya masih tertutup itu. Dia dengan jelas melihat bahwa bulu mata istrinya bergetar dan wajahnya memutih sedikit demi sedikit. Chen Youran mengangkat selimut dan duduk dengan tiba-tiba. Dia lalu melompat dan menggigit salah satu sisi leher Ji Jinchuan. Dia menggigitnya dengan keras, seolah mencoba merobek dagingnya untuk melampiaskan amarahnya. Terdapat rasa darah di mulutnya, tetapi dia masih tidak melepaskannya. Kabut di bagian bawah matanya berkumpul dan mengaburkan pandangannya.     

Ji Jinchuan tidak mengatakan sepatah kata pun dan membiarkan Chen Youran terus menggigit dirinya. Dia merasakan air mata panas menetes di kulitnya. Lalu suaranya yang rendah dan dipenuhi dengan erangan yang menyedihkan terdengar, "Tapi itu hanya rasa bersalah untuknya. Tidak ada perasaan cinta antara pria dan wanita."     

Chen Youran tertegun dan terus menggigit leher Ji Jinchuan, tetapi dia melonggarkan mulutnya karena merasa telah melakukan hal yang ceroboh. Ji Jinchuan mengulurkan tangan dan memeluk istrinya, "Shaoheng tidak berperilaku baik padanya…"     

Setelah itu, Ji Jinchuan memberi tahu situasi Fang Yaqing secara rinci, sementara Chen Youran mendengarkan dengan tenang. Ji Jinchuan pun melepaskan Chen Youran setelah semua penjelasannya. Dia memegang bahu istrinya dan menarik diri dari pelukannya, kemudian melihat ekspresinya. Bulu mata Chen Youran yang menggantung penuh dengan air mata yang berkilauan di bawah cahaya dan tampak transparan, sementara bibirnya yang pucat berlumuran darah. Di bawah cahaya, dengan pesona yang seolah haus darah, wanita itu menurunkan pandangan matanya dan tidak berbicara.     

Ji Jinchuan menatap Chen Youran dan menunggunya untuk membuat pernyataan. Setelah beberapa saat, Chen Youran membuka mulutnya dan berkata dengan suara serak, "Jadi… kamu hanya merasa kasihan padanya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.