Selamat Tinggal Cinta Pertamaku

Pilihan yang Dia Buat



Pilihan yang Dia Buat

3Presiden Xi memandang Ji Jinchuan dengan heran. Meskipun Fang Yaqing adalah Nyonya Muda Kedua dari Keluarga Ji, tetapi kekhawatirannya tampak tidak biasa. Tidak jarang terjadi hubungan yang tidak jelas antara paman, keponakan, saudara laki-laki dan saudara perempuan dalam keluarga kaya. Presiden Xi memiliki tebakan yang samar-samar di dalam hatinya, tetapi dia tidak begitu yakin. Bagaimanapun juga, Ji Jinchuan membela istrinya hingga seperti itu sebelumnya. Dia tiba-tiba teringat sebuah rumor yang pernah didengar olehnya bertahun-tahun yang lalu. Rumor itu menyebutkan bahwa Ji Jinchuan memiliki seorang wanita di hatinya, tetapi orang-orang di luar sana tidak tahu siapa wanita ini. Kemudian tatapannya tertuju pada wajah Chen Youran yang pucat pasi, dia pun tiba-tiba menyadari sesuatu hal. Dia berdiri dalam diam, perlahan bergeser sedikit ke samping, dan menurunkan pandangan matanya     

Sementara itu, Chen Youran berdiri dalam jarak dua meter jauhnya dan menatap Ji Jinchuan. Suaminya itu sepertinya tidak menyadari kedatangannya dan hanya terus menatap tangannya sendiri. Xu Chengyan juga mengikuti apa yang dilakukan Ji Jinchuan. Melihat penampilan Ji Jinchuan, dia mengerutkan kening dan berkata, "Presiden Ji sepertinya terlalu panik…"     

Perkataan yang asal, tetapi memiliki makna yang dalam ketika didengar. Wajah Chen Youran semakin pucat. Dalam perjalanan menuju ke rumah sakit, dia terus mengatakan pada dirinya sendiri bahwa Ji Jinchuan menghawatirkan Fang Yaqing karena mereka adalah keluarga. Namun sekarang, bahkan Xu Chengyan telah melihat keanehan sikap suaminya. Entah alasan apalagi yang bisa digunakannya untuk menipu dirinya sendiri.     

Ji Jinchuan sepertinya jatuh ke dunianya sendiri, kepalanya terasa seperti akan meledak. Melihat tangannya yang berlumuran darah, dia seolah melihat Fang Yaqing berada di pelukannya. Dia merasa seolah nyawa wanita itu menghilang sedikit demi sedikit. Kalau dia pergi sebelum aku bisa menebus semuanya… Apa yang harus aku lakukan? Batinnya.     

Di ujung koridor, terdengar suara langkah kaki teratur yang berasal dari Ji Shaoheng dan Yan Hao. Setelah mendekat, Ji Shaoheng memandang Chen Youran, yang seolah tidak memiliki darah di wajahnya. Kemudian dia beralih memandang Ji Jinchuan, yang tampak linglung. Dia seketika merasa bahwa segala sesuatunya tampak lebih menarik.     

Presiden Xi melangkah maju ke depan dan berkata dengan nada meminta maaf padanya, "Tuan Muda Kedua Ji, saya tidak tahu hal seperti itu akan terjadi. Saya benar-benar minta maaf."     

"Insiden itu terjadi tiba-tiba, jadi Anda tidak perlu menyalahkan diri Anda sendiri," balas Ji Shaoheng dengan lemah.     

"Terima kasih atas pengertian Anda," ucap Presiden Xi berkata dengan rasa lega di salam suaranya.     

Setelah itu, Ji Shaoheng mendekati Ji Jinchuan dan berkata dengan suara rendah, "Kakak sepertinya lupa kalau kakak ipar masih ada di sana."     

Ji Jinchuan mendongak dan menatap Ji Shaoheng. Mata gelapnya tampak kosong sesaat dan secara bertahap kembali menjadi fokus. Dia kemudian menoleh ke samping dan melihat Chen Youran yang berdiri dua meter darinya. Wanita itu berdiri di sana sendirian, seolah tidak dianggap. Wanita itu masih mengenakan mantelnya, dengan wajah yang tampak seputih salju, dan tangan kanannya menempel pada roknya seperti sedang menahan sesuatu. Tampak pula Xu Chengyan yang bersandar ke dinding di sebelahnya dengan mantel di antara sikunya. Dia berlagak selayaknya anak orang kaya.     

Ji Jinchuan lalu melangkah maju, menghampiri Chen Youran dengan langkah kaki kaku dan berdiri tepat di hadapannya. Dia berkata, "Pulanglah duluan…"     

Chen Youran menggerakkan bibirnya dan mengeluarkan suara yang sebenarnya sangat sulit untuk dikeluarkan, "Bagaimana denganmu?"     

Ji Jinchuan menatap wajah Chen Youran yang sudah seputih salju, dia tahu apa makna dari pertanyaannya. Dia menoleh untuk menghindari pandangannya dan berkata, "Begitu hasilnya keluar..."     

Namun Chen Youran memotong ucapan suaminya, dia berkata dengan suara serak, "Mari kita tunggu bersama."     

"Youyou…" kata Ji Jinchuan dengan lembut dan kening yang berkerut.     

"Menunggu bersama atau pulang bersama. Pilih salah satu." Chen Youran berkata dengan suara yang keras dan tegas.     

Ji Jinchuan pun terdiam, setelah beberapa saat, dia mundur ke satu sisi. Langkah kakinya menunjukkan bahwa dia telah membuat pilihan. Sedangkan Xu Chengyan awalnya merasa bahwa keberadaannya tidak dibutuhkan, tetapi sekarang dia merasa tampaknya tidak pantas untuk pergi. Akhirnya, dia juga memilih untuk tetap tinggal. Mereka pun akhirnya menunggu di luar ruang gawat darurat. Masing-masing mereka berkutat dengan pikirannya. Semua orang berdiri itu kecuali Ji Shaoheng.     

Setelah beberapa saat, Xu Chengyan pergi ke area khusus untuk merokok. Ketika kembali, dia bersandar ke dinding lagi, mengubah dering ponselnya menjadi sunyi, dan bermain game dengan penuh kebosanan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.